Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 5 Februari 2019

erdogan dan assadJakarta, ICMES: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pemerintahannya sedang mempertahankan kontak “tingkat rendah” dengan pemerintah Suriah melalui dinas intelijen, meskipun Ankara merupakan salah satu pihak yang getol memusuhi Damaskus.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menegaskan percuma sebagian negara Arab mengabaikan Suriah dengan memaksakan persyaratan tertentu untuk kembalinya negara ini ke Liga Arab.

Berita selengkapnya:

Pertama Kali, Erdogan Nyatakan Ada Komunikasi Langsung Turki Dengan Suriah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pemerintahannya sedang mempertahankan kontak “tingkat rendah” dengan pemerintah Suriah melalui dinas intelijen, meskipun Ankara merupakan salah satu pihak yang getol memusuhi Damaskus.

Hubungan antara pemerintah Turki dan Suriah memburuk sejak Suriah dilanda krisis pemberontakan dan terorisme pada tahun 2011, dan Ankara menolak komunikasi langsung dengan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Erdogan telah menyatakan menutup diri dari pembicaraan langsung dengan al-Assad, sementara Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan komunikasi antara Ankara dan Damaskus dilakukan hanya melalui pihak ketiga, terutama Rusia dan atau Iran.

Pernyataan Erdogan Ahad lalu (3/2/2019) tersebut yang pertama kalinya untuk mengkonfirmasi adanya kontak langsung Ankara dengan Damaskus, meskipun “pada level rendah”.

“Kebijakan luar negeri dengan Suriah berada pada tingkat yang rendah,” kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan televisi TRT milik pemerintah Turki.

Dia menambahkan bahwa dinas intelijen dapat tetap berhubungan bahkan ketika komunikasi terputus di antara para pemimpin.

“Bahkan dengan musuh Anda, Anda jangan memutuskan hubungan secara total, sebab sewaktu-waktu akan diperlukan,” imbuhnya.

Ditanya tentang rencana Amerika Serikat (AS) menarik pasukan dari Suriah, Erdogan berharap Washington segera melakukan penarikan itu, dan memperingatkan bahwa jika tidak, Ankara akan bergerak untuk mencegah kemungkinan ancaman “teror” dari milisi Kurdi yang bersekutu dengan AS.

“Saya berharap AS akan menyelesaikan penarikan dalam waktu singkat karena kami tidak ingin hidup di bawah ancaman. Begitu kami melihat ada indikasi  ancaman, kami akan melakukan apa pun yang diperlukan,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa situasi di Suriah membaik dari hari ke hari, dan memastikan bahwa Turki menyokong integritas dan kedaulatan bangsa Suriah. (raialyoum)

Damaskus Tegaskan Percuma Paksakan Syarat Kembalinya Suriah Ke Liga Arab

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menegaskan percuma sebagian negara Arab mengabaikan Suriah dengan memaksakan persyaratan tertentu untuk kembalinya negara ini ke Liga Arab. Dia juga mengimbau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar memboikot konferensi donor di Brussels.

“Apa yang menjadi kepedulian Suriah ialah posisinya di kawasan dan partisipasinya dalam segala yang berkaitan dengan persoalan-persoalah determinan bangsa Arab, dan Suriah tidak dapat diperas terkait dengan isu-isu dalam negerinya,” ungkap Mekdad di halaman resmi Facebook Kementerian Luar Negeri Suriah, Senin (4/2/2019).

Dia juga menegaskan “Undang-Undang Caisar” yang diterapkan Amerika Serikat (AS)  terhadap Suriah (undang-undang sanksi yang diberlakukan oleh Kongres AS terhadap Suriah pada November 2016) tak dapat dihadapi kecuali dengan kontinyuitas keteguhan.

Dia memastikan undang-undang itu merupaya upaya untuk mencekik Suriah secara ekonomi dan politik demi melayani kepentingan Israel.

Mengenai konferensi donor di Brussels, Mekdad menekankan penolakan negaranya terhadap konferensi  donor karena konferensi ini berusaha memaksakan pembatasan lebih lanjut pada setiap bantuan yang dapat diberikan kepada Suriah.

Dia meminta PBB untuk tidak menghadiri konferensi Brussels, karena tujuan utamanya adalah memaksakan kondisi politik terhadap Suriah. (raialyoum)