Rangkuman Berita Utama Timteng, Selasa 4 April 2017

bulan sabit syiahJakarta, ICMES: Israel ketakutan terhadap kemungkinan terbentuknya “bulan sabit Syiah” yang diisukan sedang dibangun oleh Iran menuju kawasan Laut Tengah melalui Irak, Suriah dan Lebanon.

Menlu Perancis dan Menlu Jerman mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa negara-negara Barat mulai bersikap realistis terkait dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Tak kurang dari 50 teroris ISIS tewas dan satu tank Suriah yang ada di tangan mereka hancur terkena serangan udara di wilayah Irak dekat perbatasan Suriah.

Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyatakan prihatin atas besarnya kerugian yang sedang ditanggung negara-negara Arab serta dampak kerugian ini akibat bencana terorisme.

Berita selengkapnya;

Takut “Bulan Sabit Syiah”, Israel Angkat Isu Sunni – Syiah

Rezim Zionis Israel dilaporkan takut terhadap kemungkinan rampungnya sebuah “jembatan darat” alias “bulan sabit Syiah” yang diisukan sedang dibangun oleh Iran menuju kawasan Laut Tengah (Mediterinian) melalui Irak, Suriah dan Lebanon.

Pejabat intelijen Israel, Senin (3/4/2017), menyatakan Tel Aviv mencemaskan kemungkinan ini karena menguatnya pengaruh Iran di Suriah dan terhubungnya negara ini dengan kelompok-kelompok Muslim Syiah di kawasan Timteng.

Komentar Dirjen Kementerian Intelijen Israel Chagai Tzuriel tentang isu tersebut menggambarkan negara ilegas Zionis ini semakin ketar-ketir terhadap keterlibatan musuh bebuyutannya, Iran, dalam konflik di Suriah.

Dilaporkan bahwa dalam hal ini Israel waswas bukan hanya karena Iran menyokong penuh Hizbullah yang ikut membela Presiden Suriah Bashar al-Assad, melainkan juga menguatnya pengaruh Teheran di Irak dan dukungannya kepada kelompok-kelompok militan seperti Ansarullah (Houthi) di Yaman.

Petinggi Israel ini lantas mencoba membenturkan Iran dengan kaum Muslim Sunni di Timteng.

“Saya berpikir bahwa…. Israel percaya bahwa jika Iran bertahan di Suriah untuk jangka panjang maka ini akan menjadi sumber konstan gesekan dan ketegangan dengan Sunni yang mayoritas di Suriah, dengan negara-negara Sunni sekitar Suriah, dengan Sunni minoritas di luar kawasan, dengan Israel,” kata Tzuriel kepada wartawan luar negeri.

Dia menambahkan, “Dan saya pikir itu mungkin hanya merupakan puncak gunung es… Kita bicara di sini tentang penciptaan bulan sabit Iran.” (i24news/middleeastonline)

Barat Mulai Bersikap Realistis Terkait Presiden Suriah

Negara-negara Barat mulai bersikap realistis terkait dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal ini terungkap dalam pernyataan Menlu Perancis Jean Marc Ayrault  dan sejawatnya dari Jerman Sigmar Gabriel setelah keduanya tiba di Luxembourg, Senin (3/4/2017).

Ayrault mengakui bahwa tuntutan agar al-Assad mundur dari kursi kepresidenan sebagai prasyarat dalam perundingan mengenai dimulainya babak transisi Suriah tidak sesuai dengan “spirit resolusi 2245 Dewan Keamanan PBB.”

Dia menjelaskan bahwa keputusan yang ditetapkan Dewan Keamanan pada Desember 2015 ini mengukuhkan pelaksanaan perundingan intra-Suriah di bawah pengawasan PBB serta menekankan bahwa tujuan perundingan ini ialah mewujudkan transisi politik dan pelaksanaan pemilu pasca amandemen konstitusi.

Dia juga menyatakan bahwa di akhir proses politik ini akan mengemuka masalah “pembangunan masa depan Suriah yang damai, membangun diri lagi, dan memungkinkan kepulangan para pengungsi.”

Namun demikian, Menlu Perancis juga mengatakan bahwa negaranya tak dapat membayangkan “barang sesaat” bahwa “Suriah ini akan diperintah oleh Bashar al-Assad,” yang menurutnya, berkemungkinan bertanggungjawab atas terbunuhnya 300,000 warga Suriah, penangkapan dan penyiksaan ribuan orang, dan penghancuran negaranya.

Senada dengan ini Menlu Jerman Sigmar Gabriel menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) juga sudah tidak lagi mengutamakan target penggulingan al-Assad. Menurutnya, hal ini menunjukkan sikap realitis yang dapat memudahkan perundingan.

Dia menambahkan bahwa tidak sepatutnya masalah kedudukan al-Assad dikemukakan pada awal perundingan karena dapat memacetkan proses secara keseluruhan.

Dia juga menegaskan bahwa orang-orang Suriah sendirilah yang pada akhirnya harus menentukan siapa yang menjadi presiden dan bagaimana pemerintahan akan dibentuk. Namun, dia juga mengatakan, “Satu hal yang tak boleh terjadi ialah kebertahanan seorang diktator yang telah melakukan kejahatan-kejahatan mengerikan dengan tenang tanpa diganggu oleh siapun selamanya.”

Seperti diketahui, AS dan sejumlah negara Eropa bersama beberapa negara Arab Teluk Persia merupakan kubu yang mensponsori pemberontakan dan terorisme di Suriah.

Mereka semula bersumpah untuk menggulingkan pemerintahan al-Assad  namun sumpah itu tak dapat mereka penuhi setelah al-Assad dibela oleh dua negara kuat lain, Rusia dan Iran, yang menjadi kubu lawan mereka. Kegagalan ini membuat negara-negara Barat berubah pendirian menjadi lebih kompromitis dan realitis. (rt)

Tank ISIS Hancur, 50 Teroris Tewas

Tak kurang dari 50 teroris ISIS tewas dan satu tank Suriah yang ada di tangan mereka hancur terkena serangan udara di wilayah Irak dekat perbatasan Suriah.Demikian diumumkan Media War Cell (MWC) yang bernaung di bawah Kemhan Irak dalam statemennya yang dirilis Selasa (3/4/2107).

Lembaga ini menyebutkan pasukan udara telah melancarkan serangan di kota al-Baaj, provinsi Nineveh, dekat perbatasan Suriah hingga menghancurkan satu markas ISIS dan menewaskan kawanan teroris yang ada di dalamnya.

Ditambahkan pula bahwa sumber-sumber intelijen menyatakan operasi ini juga menghancurkan tank milik Suriah yang telah dipasangi bom oleh ISIS.

ISIS Bunuh Imam Jamaah

Sumber lokal Mosul menyatakan ISIS telah membunuh seorang imam jamaah dan khatib sebuah masjid di Mosul Barat karena menolak mengeluarkan keputusan hukuman mati terhadap sejumlah saudaranya sesama warga negara Irak.

Imam jamaah itu dihabisi ISIS dengan timah panas yang dimuntahkan di depan khalayak umum, sedangkan beberapa warga Irak itu hendak divonis hukuman mati karena menolak melakukan operasi teror dan serangan bunuh diri terhadap pasukan keamanan Irak.

Imam jamaah ini menolak dengan alasan keputusan demikian harus dilimpahkan kepada pihak pengadilan, bukan dirinya sebagai pribadi.

Sementara itu, sumber kesehatan provinsi Nineveh menyebutkan bahwa 20 korban eksekusi ISIS yang terdiri atas perempuan dan anak kecil telah ditemukan.

Sumber rumah sakit distrik al-Qayarah, selatan Mosul, itu mengatakan bahwa puluhan korban ini dihabisi oleh ISIS karena bermaksud kabur dari Mosul Barat. (rt/fna)

Liga Arab: Teroris Hancurkan Warisan Budaya Arab

Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyatakan prihatin atas besarnya kerugian yang sedang ditanggung negara-negara Arab serta dampak kerugian ini akibat bencana terorisme.

Dalam statemennya yang dirilis Senin (3/4/2017) dia menyatakan, “Warisan budaya dan peninggalan sejarah negara-negara Arab sedang dalam proses kemusnahan akibat ulah kelompok-kelompok teroris, dan negara-negara ini harus memikirkan masalah ini.”

Menurutnya, lembaga kebudayaan negara-negara Arab sedang mengerahkan upaya untuk menjaga peninggalan sejarah yang masih ada.

Statemen demikian dinyatakan sementara sebagian besar anggota kelompok teroris ISIS dan al-Nusra adalah warga berbagai negara Arab sendiri. Data terbaru menyebutkan bahwa dari negara Yordania saja sudah 4000 orang tercatat sebagai anggota kelompok-kelompok teroris.

Selain merusak banyak warisan budaya dan peninggalan sejarah, sepak terjang para teroris juga secara sosial berdampak negatif bagi negara-negara Arab. Besarnya bantuan dana rezim Arab Saudi dan para penganut faham takfiri menyuburkan pertumbuhan aktivitas para ekstrimis dan teroris dalam beberapa tahun terakhir.

Kelompok teroris ISIS menebar vandalisme bukan hanya di kota kuno Palmyra, Suriah, melainkan juga berbuat banyak kerusakan pada berbagai musium dan peninggalan sejarah di berbagai situs sejarah peninggalan Assyrian dan Yunani di Irak, terutama di kota kuno Nineveh (Ninawa).

Kota Nineveh didirikan oleh bangsa Assyrian di sisi timur Sungai Tigris, pinggiran tenggara Mosul, pada tahun 681 SM. Kota ini dibangun dalam bentuk dua benteng di atas dua bukit yang masing-masing terletak di bagian utara dengan nama  Bukit Kouyunjik dan di bagian selatan dengan nama Bukit Nabi Yunus as. Di dua bukit inilah terdapat kuil dewa-dewas Ishtar yang diyakini oleh bangsa Assyrian sebagai dewa cinta dan api. (kuna/irna)