Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman mengungkapkan rincian serangan barunya terhadap kapal Angkatan Laut (AL) AS yang berlayar di Teluk Aden.
Para pejuang Hizbullah Lebanon meluncurkan rudal Burkan terhadap barak militer Branit Israel pada hari Senin (29/1), sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant menyatakan tentara Israel “akan segera bergerak” ke daerah perbatasan dengan Lebanon.
Sejumlah warga sipil gugur akibat “serangan Israel” ke selatan Damaskus, ibu kota Suriah, menurut Kantor berita Suriah SANA pada hari Senin (29/1).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjadi orang yang “terkutuk”, dan menyatakan bahwa Turki menganggap keputusan Mahkamah Internasional mengenai Israel tidak cukup, dan prosesnya harus dilanjutkan.
Yaman Serang Kapal Perang AS di Teluk Aden
Angkatan Bersenjata Yaman mengungkapkan rincian serangan barunya terhadap kapal Angkatan Laut (AL) AS yang berlayar di Teluk Aden.
Juru bicara resmi Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, Senin (29/1), menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa AL Yaman menembakkan rudal maritim yang sesuai pada Minggu malam, dengan sasaran kapal Angkatan Laut AS, USS Lewis B Puller, ketika sedang berlayar di Teluk Aden.
Saree menyatakan bahwa salah satu tugas kapal ini adalah memberikan dukungan logistik kepada pasukan AS yang terlibat dalam agresi terhadap Yaman.
Dia menyebutkan bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai bagian dari tindakan militer yang diambil oleh Angkatan Bersenjata Yaman untuk membela Yaman dan sebagai konfirmasi atas keputusannya membela rakyat Palestina yang tertindas.
Dia menekankan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan terus menerapkan keputusannya untuk mencegah lalu lintas kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan Laut Arab sampai agresi dan blokade Rezim Zionis tersebut terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dihentikan. (alalam)
Hizbullah Serang Barak Militer Israel dengan Rudal Burkan
Para pejuang Hizbullah Lebanon meluncurkan rudal Burkan terhadap barak militer Branit Israel pada hari Senin (29/1), sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant menyatakan tentara Israel “akan segera bergerak” ke daerah perbatasan dengan Lebanon.
Media militer Hizbullah mengumumkan, “Untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan untuk mendukung perlawanan mereka yang gagah berani dan terhormat, mujahidin resistensi Islam pada pukul 8:00 pagi pada hari Senin tanggal 29-01 -2024 menyerang Barak Branit dengan rudal Burkan dan tepat mengena sasaran.”
Radio militer Israel melaporkan bahwa dua rudal ditembakkan dari Lebanon selatan menuju Branit di Galilea.
Situs web Israel Yynet mengatakan bahwa tentara Israel melepaskan tembakan artileri ke daerah di Lebanon selatan, tempat roket diluncurkan ke situs Branit.
Eskalasi masih berlanjut di front selatan di Lebanon dan Israel utara, setelah Hizbullah mengumumkan pelaksanaan operasi militer yang menyasar tentara Israel dan titik konsentrasinya.
Perbatasan antara Lebanon dan Israel diwarnai konfrontasi berkala antara Hizbullah dan pasukan Israel sejak pecahnya perang di Gaza, setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengumumkan bahwa front Lebanon adalah front “yang mendukung Gaza.”
Pada hari Senin, media Israel mengumumkan bahwa dua peluru telah jatuh di Israel utara, ditembakkan dari wilayah Lebanon, setelah sirene berbunyi di daerah tersebut.
Saluran 12 TV Israel menyatakan: “Sirene terdengar di (pemukiman) Kiryat Shmona, Mishgav Am, Margaliot, dan Manara,” dekat perbatasan Lebanon.
Saluran itu menambahkan, “Dua peluru terlihat jatuh di area terbuka di daerah Margaliot, tanpa menimbulkan korban jiwa.”
Menurut saluran tersebut, “Suara sirene disertai dengan suara ledakan akibat upaya mencegat rudal.”
Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengumumkan pada hari Senin bahwa tentara Israel “akan segera bergerak” ke daerah perbatasan dengan Lebanon.
Dia memberi tahu tentara yang ditempatkan di dekat perbatasan Gaza bahwa mereka akan meninggalkan daerah itu untuk bergerak ke utara.
“Mereka akan segera bergerak sehingga pasukan di utara akan diperkuat,” kata Gallant, sembari menyebutkan bahwa tentara cadangan akan meninggalkan posisi mereka sebagai persiapan untuk operasi di masa mendatang.
Pada hari Senin, Hizbullah juga mengaku bertanggung jawab atas sepuluh serangan terhadap posisi tentara Israel di dekat perbatasan menggunakan rudal Falaq 1 buatan Iran. (raialyoum)
Israel Serang Daerah Sekitar Damaskus, IRGC Bantah Ada Anggotanya yang Gugur
Sejumlah warga sipil gugur akibat “serangan Israel” ke selatan Damaskus, ibu kota Suriah, menurut Kantor berita Suriah SANA pada hari Senin (29/1).
Mengutip sumber militer anonim, SANA melaporkan, “Sekitar pukul 1 siang hari ini (waktu setempat), musuh, Zionis, melancarkan serangan udara dari arah wilayah pendudukan Golan Suriah terhadap sejumlah titik di selatan Damaskus.”
Sumber tersebut menambahkan bahwa serangan itu “menyebabkan gugurnya sejumlah warga sipil, dan melukai sejumlah lainnya, selain sejumlah kerugian materi.”
Kantor berita Tasnim milik Iran mengutip pernyataan Duta Besar Iran untuk Suriah, Hussein Akbari, bahwa “tidak ada markas penasihat Iran yang menjadi sasaran di Suriah”.
Menurut Tasnim, Akbari di platform X menyatakan: “Dalam serangan yang dilancarkan hari ini oleh jet tempur entitas Zionis di sisi selatan kota Damaskus, tidak ada pusat penasihat Republik Islam Iran yang menjadi sasaran, dan tidak ada warga negara atau penasihat Iran yang gugur.”
Laporan-laporan ini mengemuka beberapa jam setelah tersiar berita tiga tentara AS tewas dan 34 lainnya terluka akibat serangan drone para pejuang Irak terhadap pangkalan militer AS di timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah.
Para pejuang Irak mengumumkan bahwa mereka berulang kali menyerang pangkalan di mana pasukan AS dan koalisi ditempatkan, “sebagai tanggapan terhadap serangan di Gaza.” (raialyoum)
Erdogan Sebut Netanyahu “Terlaknat”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjadi orang yang “terkutuk”, dan menyatakan bahwa Turki menganggap keputusan Mahkamah Internasional mengenai Israel tidak cukup, dan prosesnya harus dilanjutkan.
Erdogan mengatakan demikian dalam pertemuan dengan kaum muda di kota Eskişehir di bagian barat laut Turki, Senin (29/1).
“Ini adalah keputusan yang tidak diharapkan oleh Israel. Kita entah bagaimana mendapatkan hasil yang diinginkan. Apa ini cukup? Tidak,” katanya.
Dia menambahkan, “Kami mencoba memperluas operasinya. Saya berterima kasih kepada Presiden Afrika Selatan, dan kita berkata mari kita lanjutkan ini. Hasil di Majelis Umum PBB sangat penting.”
Erdogan menjelaskan, “121 negara mengakui genosida Israel, dan hanya 9-10 negara yang bersuara mendukung AS. 40 negara abstain dalam pemungutan suara, dan perlahan-lahan mereka mulai mendukung kita. Kita akan melanjutkan proses ini.”
Erdogan menekankan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah “dikutuk di negaranya.”
Erdogan sebelumnya telah berulang kali menyebut Netanyahu sebagai “algojo” dan “pembunuh,” dan menyatakan bahwa dia melakukan genosida di Jalur Gaza untuk memperpanjang karir politiknya dan menghindari persidangan yang dimulai terhadapnya di Israel. Ankara juga menolak untuk mengakui Hamas sebagai organisasi teroris. (raialyoum)