Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 3 Desember 2019

hamasJakarta, ICMES. Hamas menegaskan kembali kesolidan hak bangsa Palestina berjuang dengan segala cara yang sah, termasuk mengangkat senjata, demi mempertahankan tanah airnya dan melawan pendudukan Rezim Zionis Israel.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan bahwa ketegangan di kawasan Teluk Persia dan sekitarnya, terutama Yaman, sudah sangat mendesak untuk segera diredakan.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran menyatakan bahwa keberlanjutan perang di Yaman tidak akan menguntungkan siapapun kecuali pihak asing, dan karena itu Arab Saudi dan sekutunya “hendaknya menyerah kepada resistensi rakyat Yaman”.

Delegasi Israel berkunjung ke Washington, AS, untuk membahas kemungkinan penjalinan perjanjian “non-agresi” Israel dengan negara-negara Arab kawasan Teluk Persia.

Berita selengkapnya:

Israel Mengganas, Hamas Tegaskan Hak Bangsa Palestina Mengangkat Senjata

Gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) menegaskan kembali kesolidan hak bangsa Palestina berjuang dengan segala cara yang sah, termasuk mengangkat senjata, demi mempertahankan tanah airnya dan melawan pendudukan Rezim Zionis Israel.

“Pasukan pendudukan Zionis dan gerombolan pemukim (Yahudi) telah meningkatkan agresi dan kegaduhan mereka terhadap orang-orang kami yang tabah di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Quds,” ungkap gerakan yang berbasis di Gaza itu dalam siaran persnya, Ahad (2/12/2019).

Hamas menambahkan bahwa eskalasi agresi Israel menyebabkan “peningkatan jumlah syuhada, korban luka, dan tahanan, serta mengakibatkan perusakan properti dan pembakaran tanaman.”

Siaran pers Hamas itu dirilis setelah tentara Israel menembak mati pemuda Palestina bernama Badawi Masalmeh, 18 tahun, di kota al-Khalil (Hebron), Tepi Barat. Tentara Israel mengambil dan menahan jenazah Masalmeh pada Sabtu malam.

“Mimpi (pemuda ini) adalah melihat Palestina bebas tanpa pendudukan dan (pembangunan) permukiman (Zionis), dan mimpi ini akan terwujud melalui perlawanan,” tegas Hamas.

Warga Palestina di Tepi Barat melancarkan aksi mogok umum, Ahad, menyusul pembunuhan Masalmeh. Toko-toko dan sekolah ditutup di sebagian besar wilayah Tepi Barat setelah gerakan Fatah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan beberapa kelompok Palestina lainnya menyerukan aksi mogok.

Rezim Zionis mengerahkan sejumlah besar pasukan untuk mengendalikan protes oleh Palestina.

Sabtu lalu pasukan Israel menembak mati seorang remaja Palestina lainnya, Fahd Mohammed Walid al-Astal, 16 tahun, ketika dia mengikuti unjuk rasa protes di bagian timur Khan Yunis, Jalur Gaza selatan. Pasukan Zionis itu melukai sedikitnya lima anak Palestina di bawah umur lainnya.

Berbagai kelompok peduli HAM telah berulang kali mengecam kekerasan Israel yang pada banyak kesempatan telah tertangkap kamera membunuh warga Palestina, dan rekaman-rekaman videonya beredar dan memicu kecaman internasional. (presstv)

Dikunjungi Menlu Oman, Menlu Iran Nyatakan Menyambut Baik Segala Upaya De-eskalasi

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan bahwa ketegangan di kawasan Teluk Persia dan sekitarnya, terutama Yaman, sudah sangat mendesak untuk segera diredakan, dan karena itu Iran menyokong semua inisiatif dan upaya dalam rangka ini.

“Republik Islam Iran menyambut baik dan menyokong semua inisiatif dan langkah yang memancar dari niat yang baik dan bertujuan meredakan ketegangan regional,” ujar Zarif saat ditemui sejawatnya dari Oman, Yusuf bin Alawi, yang berkunjung ke Teheran, Senin (2/12/2019).

Zarif menegaskan negaranya sangat menghendaki dialog dengan semua negara regional, dan “inisiatif Perdamaian Hormuzgan adalah dalam rangka ini”.

Di pihak lain, Menteri Luar Negeri Oman menyatakan bahwa ketegangan situasi sekarang menuntut optimalisasi diskusi dan kesefahaman, dan oleh sebab itu Oman juga menegaskan bahwa penyelenggaraan sebuah konferensi yang melibatkan semua negara terkait akan sangat bermanfaat dalam masalah ini.

Dalam pertemuan keduanya telah dibahas berbagai isu bilateral dan regional, termasuk kerjasama di bidang politik, sains, dan teknologi.

Kunjungan Bin Alawi ke Teheran dilakukan ketika belakangan ini kawasan Teluk Persia dan sekitarnya mengalami eskalasi setelah Arab Saudi dan AS menuduh Iran menyerang kapal-kapal tanker minyak dan fasilitas minyak Saudi lalu AS mengirim pasukan ke Saudi.

Iran membantah tuduhan itu sembari mengajukan inisiatif Perdamaian Hormuzgan untuk pemulihan keamanan regional dengan melibatkan semua negara regional tanpa intervensi asing. (alalam/raialyoum)

Ali Shamkhani: Saudi Hendaknya Menyerah Kepada Kehendak Rakyat Yaman

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran Laksamana Ali Shamkhani dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi di Teheran, Senin (2/12/2019), menyatakan bahwa keberlanjutan perang di Yaman tidak akan menguntungkan siapapun kecuali pihak asing, dan karena itu Arab Saudi dan sekutunya “hendaknya menyerah kepada resistensi rakyat Yaman”.

Shamkhani menegaskan, “Berlanjutnya perang di negara ini (Yaman) merupakan satu contoh konflik bermotif agresi dan pembangkitan kekacauan yang menjadi corak kekuatan-kekuatan hegemonik dan para antek regionalnya.”

Shamkhani menilai AS gagal menggalang “aliansi internasional” di Teluk Persia dengan dalih penegakan keamanan.

“Aliansi regional sendiri yang berkomitmen mencegah intervensi asing dapat mengatasi berbagai persoalan dan menegakkan keamanan secara parmanen… Negara (AS – red.) yang sama sekali tidak konsisten kepada perjanjian-perjanjian internasional tidaklah bisa dipercaya, baik berkenaan dengan Iran maupun mengenai perlakuan terhadap negara-negara lain,” ujarnya.

Di pihak lain, Yusuf bin Alawi mengaku gembira atas pertukaran pendapat Iran-Oman mengenai isu-isu bilateral dan regional, dan menilai bahwa ketegangan di kawasan tidak akan menguntungkan negara manapun di Teluk Persia sehingga sudah seharusnya dicegah dan tidak dibiarkan terus melebar.

Dia juga menyebutkan bahwa untuk mewudukan keamanan yang permanan di kawasan ini diperlukan adanya kesepakatan, saling pengertian, dan  penyelesaian kesalah fahaman antarnegara regional.

“Kerajaan Oman selalu siap mengerahkan segenap upayanya untuk mengatasi ketegangan dan menggalang dialog konstruktif antarnegara reginal,” ujar Yusuf bin Alawi. (alalam)

Israel Minta AS Jalinkan Perjanjian Non-Agresi dengan Negara-Negara Arab Teluk

Delegasi Israel berkunjung ke Washington, AS, Senin (2/12/2019), untuk membahas kemungkinan penjalinan perjanjian “non-agresi” Israel dengan negara-negara Arab kawasan Teluk Persia. Demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri Israel, Yesrail Katz.

“Sebuah delegasi Israel telah tiba di ibu kota AS, Washington, untuk mengadakan pembicaraan yang berkembang mengenai kemungkinan pencapaian kesepakan (non-agresi) Israel dengan negara-negara Teluk,” ujar Katz dalam wawancara dengan Radio Militer Israel.

Dia menambahkan bahwa AS bersama negara-negara Arab Teluk sedang menempuh tindakan-tindakan dalam rangka mewujudkan perjanjian tersebut.

Menurutnya, rombongan delegasi Israel itu melibatkan anasir dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keadilan, Dewan Keamanan Nasional, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Menteri Luar Negeri Israel tidak menyebutkan apakah pembahasan mengenai kemungkinan penjalinan perjanjian “non-agresi” itu dilakukan delegasi Israel hanya dengan pihak AS, atau juga ada partisipasi para pejabat Arab Teluk.

Pada September lalu Katz mengaku telah bertemu dengan menteri luar negeri dari sebuah negara Arab di sela-sela Majelis Umum PBB, tanpa mengidentifikasi menteri Arab itu.  Dia juga telah berkunjung ke Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), pada Juli lalu.

Negara-negara Arab, kecuali Mesir dan Yordania, tidak memiliki hubungan diplomatik secara terbuka dengan Israel. Meski demikian, upaya normalisasi hubungan Arab-Israel belakangan ini meningkat dan dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk melalui partisipasi Israel dalam kegiatan olahraga dan budaya yang diselenggarakan oleh negara-negara Arab semisal UEA. (raialyoum)