Jakarta, ICMES: Kawanan pemberontak dan teroris kehilangan total wilayah utara Aleppo timur, sementara sekira 10,000 penduduk Aleppo timur berhasil kabur ke tempat yang aman, dan Kementerian Informasi Suriah menepis rumor bahwa Presiden Suriah menderita keracunan.
Israel kecewa terhadap melemahnya ISIS, dan menilai perkembangan ini tidak baik bagi interes Israel karena posisi Iran dan Hizbullah menguat di Suriah.
Pasukan Irak berhasil membebaskan beberapa kawasan lagi dalam operasi pembebasan Mosul, Irak utara.
Gerakan Ansarullah (Houthi) dan Partai Kongres yang bersekutu dengannya mendirikan “pemerintahan penyelamat.”
Berita selengkapnya;
Tentara Suriah Kuasai Bagian Utara Aleppo Timur
Kawanan pemberontak dan teroris kehilangan total wilayah utara Aleppo timur, kota kedua terbesar di Suriah, menyusul cepatnya gerak maju tentara Suriah dan sekutunya. Dan sekira 10,000 penduduk Aleppo timur yang semula terjebak di wilayah yang menjadi ajang pertempuran ini berhasil kabur ke tempat yang aman.
Direktur Observatorium Suriah untuk HAM Rami Abdulrahman mengatakan bahwa satu persatu kawasan permukiman di Aleppo timur jatuh ke tangan tentara Suriah sejak Sabtu pekan lalu manakala tentara Suriah menguasai kawasan Hanano, dan ini menjadi kekalahan terbesar kawanan bersenjata selama mereka menguasai Aleppo timur sejak 2012.
“Kelompok-kelompok oposisi kehilangan semua bagian utara permukiman timur setelah pasukan pemerintah menguasai kawasan permukiman Haidariyah, Sakhur, dan Sheikh Khidir, dan para petempur Kurdi menguasai kawasan permukiman Sheikh Faris,” ungkapnya.
10,000 Penduduk Kabur
Observatorium Suriah untuk HAM melaporkan bahwa sekira 10,000 warga sipil telah kabur dari beberapa kawasan yang diduduki oleh kawanan bersenjata di Aleppo timur.
Mereka mendatangi lokasi keberadaan tentara Suriah melalui jalur-jalur aman ke arah barat atau utara Aleppo yang dikuasai oleh tentara Suriah atau ke kawasan Sheikh Maqsud yang dikuasai milisi Kurdi.
Warga sipil mulai dapat melarikan diri dari Aleppo timur sejak Sabtu lalu setelah sekian lama ditahan dan diperlakukan sebagai tameng oleh kawanan bersenjata, termasuk supaya serangan tentara Suriah dan sekutunya ke Aleppo timur menjatuhkan korban sipil dan lalu mendapat kecaman internasional.
Suriah Bantah al-Assad Keracunan
Kementerian Informasi Suriah menepis rumor bahwa Presiden Suriah menderita keracunan.
“Situs kementerian ini telah diretas, dan semua berita buruk mengenai Presiden al-Assad sama sekali tidak benar,” ungkap Kemlu ini melalui akun resminya di Facebook.
Tim teknis kementerian ini dilaporkan sudah berhasil menguasai kembali situsnya yang diretas. Situs ini Senin pagi tidak aktif beberapa saat setelah memajang berita bahwa al-Assad telah menjadi korban upaya pembunuhan dengan racun.
Situs ini muncul dengan halaman putih tanpa konten kecuali tulisan pendek berbahasa Inggris yang artinya, “Situs ini sedang dalam perbaikan, silakan berkunjung di lain waktu.”
Pihak yang tak jelas identitasnya telah meretas situs tersebut dan memajang tulisan, “Presiden Suriah Jadi Korban Upaya Peracunan, dan Dikabarkan Menderita Penyakit Berbahaya.”
Peretas melanjutkan, “Menurut kabar yang sampai kepada kami, penyakit itu menular kepada Presiden al-Assad melalui pembubuhan racun pada makanan.”
Kabar hoax ini kemudian ditutup dengan “Tim Kementerian Informasi.”
Israel: Melemahnya ISIS Menguatkan Posisi Iran dan Hizbullah
Rezim Zionis Israel terlihat kecewa menyaksikan melemahnya kelompok teroris takfiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan menilai perkembangan ini tidak baik bagi interes Israel.
Sebagaimana dilaporkan Haaretz, hal itu dikatakan oleh Kepala Direktorat Intelijen Militer Israel Herzi Halevi , namun dia optimis bahwa hubungan Israel dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan negara-negara Arab lain akan terus berkembang.
Dia mengatakan bahwa jika ISIS melemah maka konsekuensinya ialah menguatnya posisi Iran dan Hizbullah di Suriah. Karena itu dia menambahkan bahwa melemahnya ISIS bukanlah perkembangan yang menguntungkan Israel.
Tapi, menurutnya, di tengah perkembangan ini masih ada negara-negara Arab yang memiliki kepentingan kolektif dengan Israel sehingga tersedia kesempatan besar bagi Tel Aviv di tahun-tahun mendatang.
Pasukan Irak Bebaskan Beberapa Kawasan Lagi di Sekitar Mosul
Pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi berhasil membebaskan empat desa di kawasan barat daya kota Tal Afar, barat Mosul, Irak utara, dari pendudukan kelompok teroris takfiri ISIS, Senin (28/11/2016).
Dalam peristiwa ini mereka juga telah membebaskan puluhan orang yang ditawan ISIS, dan menguasai jalan daya Tal Afar – Abtah serta jalur yang semula digunakan oleh ISIS antara Tal Afar dan al-Khidir.
Empat desa itu bebas melalui pertempuran yang menewaskan sejumlah teroris ISIS dan menghancurkan dua mobil lapis baja dan satu gudang senjata dan amunisi milik ISIS di desa Maflakah utara.
Bersamaan dengan ini, pasukan pemerintah Irak bergasil membebaskan kawasan Sahl Nineveh. Komandan operasi militer Irak bersandi “Qadimun, ya Nainawa” (Kami Datang, Wahai Nineveh), Brigjen Abdul Amir Yarallah dalam statemennya mengatakan, “Pasukan keamanan hari ini berhasil membebaskan secara total kawasan Sahl Nineveh di selatan Mosul. Pasukan keamanan terus menggelar operasi sampai semua kawasan provinsi ini bersih.”
Ansarullah dan Sekutunya Bentuk “Pemerintah Penyelamat”
Gerakan Ansarullah (Houthi) dan Partai Kongres yang merupakan kelompok loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang bersekutu dengan Ansarullah mendirikan “pemerintahan penyelamat.”
Dalam pemerintahan ini kelompok loyalis Saleh menempati beberapa kementerian, yaitu pertahanan, luar negeri, wakaf, komunikasi, pendidikan, teknologi, pertanian, kebudayaan, ketenaga kerjaan, perminyakan, kesehatan, sosial, dan perencanaan serta urusan majelis permusyawaratan dan perwakilan.
Sedang Ansarullah menempati beberapa pos kementerian lain, yaitu dalam negeri, keuangan, sipil, keadilan, kepemudaan dan olah raga, informasi, pengairan, kelistrikan, pariwisata, perikanan, HAM, perdagangan dan industri, hukum, dan urusan dialog nasional.
Dengan demikian, di Yaman terdapat pemerintahan ganda. Satu adalah pemerintahan presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi yang tersingkir dari Sanaa, ibu kota Yaman, ke kota Aden di selatan negara ini atau ke Riyadh, ibu kota Arab Saudi, dan yang lain adalah pemerintahan Ansarullah-Saleh. Sejauh ini hanya kelompok pertama yang mendapat pengakuan internasional karena telah berkuasa sejak sebelum perang saudara.
Dewan Tinggi Politik Yaman dalam statemennya menyatakan bahwa pemerintahan penyelamat ini dibentuk untuk mengendalikan situasi dalam negeri dan melawan agresi militer, ekonomi dan politik pihak asing serta menggalang rekonsiliasi nasional.
(mm/raialyoum/sana/irna/watan/alalam/shafaqnews/alsumaria/anadolu)