Jakarta, ICMES. Korps Garda Revolusi Islam Iran memperingatkan bahwa kapal selam bertenaga nuklir negara-negara asing seperti Amerika Serikat dan Prancis dilarang masuk ke perairan Teluk Persia karena dapat menyebabkan masalah yang fatal.

Seorang pemimpin senior gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan Israel bermain api dengan mengizinkan para ekstremis mendatangi komplek Masjid al-Aqsa, salah satu situs paling suci bagi umat Islam.
Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi Al-Mashat, memastikan pihaknya akan membangun Yaman sebagai negara yang merdeka, bebas, independen dan tanpa dikte asing.
Berita Selengkapnya:
IRGC Beri Peringatan Keras Soal Kapal Selam Nuklir Asing di Teluk Persia
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memperingatkan bahwa kapal selam bertenaga nuklir negara-negara asing seperti Amerika Serikat (AS) dan Prancis dilarang masuk ke perairan Teluk Persia karena dapat menyebabkan masalah yang fatal.
“Teluk adalah kawasan tertutup. Jika terjadi sesuatu pada salah satu kapal selam dan reaktor kapal selam tersebut mengalami masalah atau terlibat kecelakaan dengan kapal lain, maka akan menimbulkan pencemaran di kawasan ini selama 11 tahun,” ungkap Komandan Angkatan Laut (AL) IRGC, Laksamana Alireza Tangsiri, Senin (25/9).
“Artinya selama 11 tahun tidak akan ada ikan dan hewan laut di kawasan ini, dan perairannya tidak dapat digunakan, dan pada hakikatnya bencana akan terjadi di kawasan Teluk,” sambungnya.
Tangsiri juga mengatakan, “Iran dapat bekerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menjamin keamanan kawasan ini dalam kerangka aliansi delapan negara Teluk dan masyarakat di kawasan untuk hidup damai.”
Pada Kamis lalu dia mengatakan bahwa pertahanan udara tentara Iran memiliki sistem terbaru dan terlengkap. Dia juga menegaskan fakta yang tidak dapat disangkal mengenai Iran, yaitu angkatan bersenjata negara republik Islam memiliki pertahanan udara yang unggul di kawasan Timur Tengah, dan musuh mengetahui hal ini dengan baik.
Belum lama ini Iran meluncurkan sistem rudal anti-tank generasi ketiga, mengacu pada sistem anti-tank ringan “Badr” yang baru, dengan jangkauan operasi antara 200 dan 2.000 meter.
Angkatan bersenjata Iran juga dibekali sistem Almas dengan dua versinya, salah satunya portabel dan mampu mengenai sasaran pada jarak 4.000 meter, dan yang kedua adalah jarak jauh dan dilengkapi dengan senjata dan rudal berat yang mampu mencapai target pada jarak 10 kilometer.
Sebelumnya, Angkatan Udara IRGC mengumumkan rudal hipersonik canggih baru bernama Fattah di hadapan Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi.
Disebutkan bahwa jangkauan rudal Fattah adalah 1.400 km, berkecepatan 13 mach atau 13 kali kecepatan suara, serta memiliki hulu ledak yang dilengkapi dengan mesin bulat yang menggunakan bahan bakar padat dan nosel bergerak yang memberikan kemampuan untuk bermanuver ke segala arah. (tasnim/sputnik)
Hamas: Israel Bermain Api Soal Masjid Al-Aqsa
Seorang pemimpin senior gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan Israel bermain api dengan mengizinkan para ekstremis mendatangi komplek Masjid al-Aqsa, salah satu situs paling suci bagi umat Islam.
Khaled Meshaal, mantan ketua Hamas yang saat ini memimpin kantor diaspora kelompok tersebut, Senin (25/9) mengatakan Israel harus menunggu tanggapan keras dari kelompok-kelompok resistensi Palestina karena Israel menyokong meningkatnya kehadiran ekstremis Yahudi di komplek Masjid al-Aqsa.
Meshaal mengatakan lonjakan serangan tersebut adalah plot yang didukung oleh pemerintahan garis keras Israel yang pada akhirnya akan menghancurkan Al-Aqsa dan menggantinya dengan kuil.
Menurut Meshal, jumlah pemukim yang masuk tanpa izin ke kompleks Masjid al-Aqsa telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2017, dan Rezim Zionis Israel semakin berani sejak merasa berhasil menormalisasi hubungan diplomatik dengan sejumlah negara Arab dan Muslim.
Namun Meshaal mengatakan bahwa kelompok perlawanan di seluruh wilayah Palestina pendudukan akan memberikan tanggapan tegas terhadap rezim tersebut untuk menetralisir plot dan konspirasinya.
“Kubu resistensi tidak akan membiarkan perambahan di al-Aqsa dan konfrontasi akan menjadi respon terbesar terhadap kejahatan musuh yang melakukan pendudukan. Musuh sedang bermain api, dan kubu resistensi mampu menetralisir plot dan skema rezim pendudukan,” katanya.
Meshal menyarankan negara-negara yang berupaya melakukan normalisasi dengan Israel untuk membenahi kesalahan mereka. Dia memperingatkan bahwa hubungan yang lebih erat dengan Rezim Zionis akan menimbulkan ancaman serius bagi Palestina dan dunia Arab.
Lebih lanjut, dua meminta rakyat Palestina untuk mengadakan aksi duduk di Masjid al-Aqsa, sambil mendesak negara-negara Arab untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan Israel.
Seruan untuk kehadiran rutin ekstremis Yahudi di Masjid al-Aqsa di kota al-Quds yang diduduki Israel telah meningkat dalam beberapa hari terakhir bersamaan dengan hari raya Tahun Baru Yahudi.
Serbuan dilakukan oleh ekstremis Zionis Yahudi untuk melakukan ritus keagamaan, padahal Masjid Al-Aqsa telah diakui sebagai hak eksklusif umat Islam.
Serangan tersebut telah menyebabkan ketegangan lebih lanjut di wilayah Palestina, terutama di Tepi Barat, di mana kelompok-kelompok resistensi meningkatkan serangan balasan terhadap pemukim dan pasukan militer Israel dalam beberapa pekan terakhir. (presstv)
Al-Mashat: Kami akan Membangun Negara Yaman yang Independen Tanpa Dikte Asing
Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi Al-Mashat, memastikan pihaknya akan membangun Yaman sebagai negara yang merdeka, bebas, independen dan tanpa dikte asing.
Dia menyebut darah para martir yang gugur di medan perang selama sembilan tahun melawan agresi Arab Saudi dan negara-negara sekutunya merupakan spirit bagi revolusi Yaman dan jalan menuju kebebasan dan kemerdekaan.
Al-Mashat menegaskan hal itu dalam pertemuannya dengan anak-anak para martir di Sanaa, ibu kota Yaman, Senin (25/9), di mana dia juga menekankan kembali keharusan mengikuti jejak para martir agar kemenangan penuh tercapai.
“Darah para martir adalah bahan bakar revolusi kita melawan korupsi, dan pengorbanan ini mewajibkan kita untuk menjaga nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mereka perjuangkan dengan jiwa mereka,” tuturnya.
Dia menambahkan, “Kita menerima ancaman dari banyak negara, tapi kita mengatakan kepada mereka; ‘Kami adalah (penghuni) negeri para syuhada. Kami telah berikrar untuk berwilayat kepada Allah, Rasul-Nya dan para pemimpin pembawa petunjuk, maka lakukan apapun yang kalian kehendaki!’
Al-Mashat lantas menegaskan bahwa jika musuh bertindak konyol maka para pejuang Yaman akan menghadapinya dengan sepenuh kekuatan.
“Kita akan membangun negara yang merdeka, bebas, tanpa dikte dari luar, dan dari arah manapun di dunia,” tegasnya.
Dia berterima kasih kepada lembaga terkait yang telah mempedulikan anak-anak para martir Yaman, sembari menegaskan bahwa pemerintah Yaman bertanggungjawab atas mereka dan cita-cita mereka. (alalam)