Jakarta, ICMES. Setidaknya lima warga Palestina gugur syahid, termasuk seorang bocah, setelah pasukan Israel, yang didukung oleh helikopter Apache untuk pertama kalinya, menyerang kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Gerakan Perlawanan Israel Palestina (Hamas) menegaskan bahwa kekejaman yang rezim Zionis Israel tidak dapat mematahkan resistensi Palestina, menyusul serbuan darat dan serangan udara terbaru Israel di kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Akbar Ahmadian menyatakan bahwa resistensi merupakan strategi paling efektif untuk mengakhiri lebih dari tujuh dekade pendudukan Israel di Palestina.
Berita Selengkapnya:
Pertama Kali Gunakan Apache, Pasukan Zionis Bentrok Sengit dengan Pejuang Palestina, 5 Gugur
Setidaknya lima warga Palestina gugur syahid, termasuk seorang bocah, setelah pasukan Israel, yang didukung oleh helikopter Apache untuk pertama kalinya, menyerang kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat, Senin (19/6).
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi para korban gugur adalah Khaled Asasa, 21 tahun; Qassam Abu Sariya, 29 tahun; Qais Jabarin, 21 tahun; dan Ahmed Saqr, 15 tahun. Kementerian ini menambahkan bahwa setidaknya lima orang lainnya dalam kondisi kritis setelah terluka dalam baku tembak antara pasukan Israel dan kelompok-kelompok bersenjata.
Militer Israel mengaku melakukan penyebuan untuk menangkap dua tersangka, dan tentara Israel kemudian diserang hingga pecah “baku tembak besar-besaran”.
Saat kendaraan militer Israel keluar dari kamp, ​​lanjutnya, “sebuah kendaraan militer terkena bahan peledak, merusak kendaraan,” setelah itu helikopter militer Apache menembak ke arah militan bersenjata untuk membantu tentara keluar dari lokasi.
Helikopter Apache tercatat digunakan untuk pertama kalinya oleh Israel dalam serangan di Tepi Barat selama dua dekade terakhir.
Hussein al-Shekh, seorang pejabat senior Palestina, menuduh Israel mengobarkan “perang sengit dan terbuka” terhadap rakyat Palestina. Dia juga mengatakan bahwa Presiden Mahmoud Abbas akan membuat “keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya” dalam pertemuan darurat mendatang.
Dalam ketegangan terbaru itu setidaknya 45 warga Palestina terluka. Militer Israel mengatakan tujuh anggota polisi perbatasan paramiliter dan tentara menderita luka ringan dan sedang.
Militer Israel juga mengakui bahwa sebuah helikopter Apache terkena tembakan pejuang Palestina di kota Jenin, Tepi Barat.
Surat kabar Israel Maariv menyebutkan bahwa peluru mengenai ekor helikopter Apache dalam peristiwa kekerasan di Jenin. Hal ini tak pelak menggambarkan gawatnya peristiwa tersebut.
Militer Israel mengumumkan bahwa tujuh unit kendaraan militer lapis bajanya rusak terkena bahan peledak rakitan di Jenin.
Brigade Al-Qassam di kamp Jenin mengumumkan bahwa para pejuangnya telah berhasil menyergap pasukan tentara pendudukan, menghujaninya dengan rentetan alat peledak, diikuti dengan hujan peluru sengit.
Brigade Al-Qassam menantang militer Zionis untuk secara terbuka menyebutkan jumlah korban luka dan kerugian yang terjadi di antara tentara dan pasukannya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengutuk keras serangan brutal pasukan pendudukan Zionis di Jenin.
Menganggapi peristiwa ini, Kanaani menyatakan bahwa eskalasi tindakan kriminal Zionis di Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam beberapa bulan terakhir sebagai contoh nyata “kejahatan terorganisir dan terorisme resmiâ€.
Dia juga mengingatkan bahwa tindakan pencegahan terhadap perilaku tidak manusiawi ini merupakan tanggung jawab mendesak masyarakat internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (alalam/tasnim/aljazeera)
Hamas: Resistensi Tak Terkalahkan di Jenin, Israel Gunakan Apache karena Tak Berdaya
Gerakan Perlawanan Israel Palestina (Hamas) menegaskan bahwa kekejaman yang rezim Zionis Israel tidak dapat mematahkan resistensi Palestina, menyusul serbuan darat dan serangan udara terbaru Israel di kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat, Senin (19/6).
Hamas menyebutkan bahwa penembakan rudal dari helikopter Israel dalam serangan pasukan Israel di Jenin “mencerminkan ketidak berdayaan” rezim pendudukan dalam menghadapi para pejuang resistensi, dan membuktikan bahwa “perlawanan dari orang-orang kami tidak akan hancur.”
Pasukan Israel, didukung oleh helikopter Apache, telah menyerbu Jenin pada Senin pagi hingga menyulut bentrokan dan kontak senjata dengan kelompok-kelompok pejuang perlawanan.
Penembakan rudal dalam penyerbuan demikian belum pernah terjadi sebelumnya dalam dua dekade terakhir.
Pasukan khusus Israel membunuh lima orang Palestina, termasuk seorang anak kecil, dan melukai puluhan lainnya dalam serangan itu.
Hamas lebih memastikan bahwa pejuang perlawanan Palestina di Tepi Barat siap menanggapi setiap serangan Israel dengan resiko berapa pun, dan bahwa kekejaman rezim itu tidak akan dapat mematahkan tekad para pejuang Palestina untuk mempertahankan hak dan tanah air mereka.
Mengacu pada Resolusi PBB 37/43, Hamas menegaskan kembali bahwa bangsa Palestina memiliki “hak yang sah” untuk melawan rezim Israel dalam pencarian kebebasan mereka.
Resolusi PBB, menurut pernyataan tersebut, menegaskan “legitimasi perjuangan rakyat untuk kemerdekaan, keutuhan wilayah, persatuan nasional dan pembebasan dari dominasi kolonial dan asing serta pendudukan asing dengan segala cara yang tersedia, termasuk perjuangan bersenjata.”
Sebagai reaksi atas serangan mematikan terbaru, gerakan perlawanan Jihad Islam menyerukan aksi protes massal di Gaza untuk menunjukkan dukungan bagi Jenin dan para pejuangnya.
Pasukan Israel baru-baru ini melakukan serangan dan pembunuhan hampir setiap malam di bagian utara wilayah pendudukan Tepi Barat utara, terutama di kota Jenin dan Nablus, di mana kelompok-kelompok baru pejuang resistensi Palestina terbentuk.
Seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengutuk praktik terbaru rezim Israel sebagai “perang terbuka” terhadap bangsa Palestina.
“Perang sengit dan terbuka sedang dilancarkan terhadap rakyat Palestina oleh pasukan pendudukan,” tegas Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO, Hussein al-Sheikh, di Twitter, Senin.
Dia juga menyatakan, “Kami berada di tengah pertempuran komprehensif di semua lini yang membutuhkan persatuan rakyat kami dalam menghadapi agresi ini.†(pt)
Dikunjungi Pemimpin Hamas, Iran Tegaskan Keharusan Resistensi terhadap Israel
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) Ali Akbar Ahmadian menyatakan bahwa resistensi merupakan strategi paling efektif untuk mengakhiri lebih dari tujuh dekade pendudukan Israel di Palestina.
Ali Akbar Ahmadian menyatakan demikian saat ditemui Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Ismail Haniyeh, dan delegasi yang menyertainya di Teheran, Senin (19/6).
Dalam pertemuan ini mereka bertukar pandangan tentang perkembangan terbaru di kawasan, dan cara untuk memperkuat persatuan faksi-faksi resistensi Palestina.
“Perlawanan adalah strategi paling efisien untuk mengakhiri lebih dari 75 tahun pendudukan Palestina,†tegas Ahmadian.
“Palestina adalah masalah utama dunia Muslim, dan memperkuat persatuan di antara umat Islam, khususnya ,†imbuhnya.
Di pihak lain, Haniyeh mengapresiasi besarnya peran efektif Iran dalam memperkuat persatuan dan kerja sama di dunia Muslim serta faksi-faksi resistensi Palestina.
Dia juga menjelaskan kepada pejabat Iran itu perkembangan situasi politik dan lapangan di Palestina serta rencana kubu resistensi dalam mempertahankan dan memperkuat langkah-langkah inisiatif terhadap Rezim Zionis Israel. (pt)