Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 20 Desember 2022

Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan  negaranya siap melanjutkan hubungan dengan Arab Saudi, “jika ada keinginan timbal balik dari Riyadh.” Dia juga mengutuk intervensi Barat dalam urusan internal Iran.

Kawanan bersenjata menembak mati sedikitnya delapan warga sipil dan melukai tujuh lainnya di provinsi Diyala, Irak utara.

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, memperingatkan Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, mengenai dampaki “pelanggaran” Rezim Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di kota Al-Quds (Yerussalem) Timur.

Berita Selengkapnya:

Iran Nyatakan Siap Pulihkan Hubungan dengan Saudi jika Ada Hasrat yang Sama dari Riyadh

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan  negaranya siap melanjutkan hubungan dengan Arab Saudi, “jika ada keinginan timbal balik dari Riyadh.” Dia juga mengutuk intervensi Barat dalam urusan internal Iran.

Dalam pidato pembukaan Forum Dialog Teheran edisi ketiga, Senin (19/12), Amir-Abdollahian mengatakan bahwa pemerintah Iran “siap” untuk menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi, melanjutkan misi diplomatik dan membuka kedutaan besar di kedua negara.

Dalam forum yang dihadiri oleh sejumlah cendikiawan dari 36 negara di Institut Studi Politik dan Internasional Kementerian Luar Negeri Iran itu dia menekankan bahwa posisi Iran harus disertai dengan “keinginan Saudi” dalam hal ini.

Amir-Abdollahian juga mengumumkan kesiapan dirinya untuk mengadakan pertemuan dengan para sejawatnya dari negara-negara Teluk di sela-sela KTT regional tentang Irak yang akan diadakan di ibu kota Yordania, Amman, Selasa.

Dia memandang KTT ini “dapat menciptakan ruang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi kawasan.”

Pada hari Selasa, Amman akan menjadi tuan rumah KTT regional kedua negara-negara tetangga Irak.

Kantor berita Iran melaporkan bahwa Amir-Abdollahian bertolak ke Amman, Senin.

Pada 8 Desember lalu, Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein dalam sebuah konferensi pers bersama para sejawatnya dari Yordania dan Mesir di Amman menyatakan berharap Turki dan Iran berpartisipasi dalam konferensi tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa KTT regional di Yordania bisa menjadi “kesempatan” untuk menggerakkan pembicaraan pemulihan perjanjian nuklir, yang telah terhenti selama berbulan-bulan.

Di bagian lain pidatonya pada Forum Dialog Teheran dia mengutuk keras apa yang disebutkan campur tangan AS dan sekutu Baratnya terkait gelombang protes yang terjadi belakangan di Iran.

 â€œSikap dan intervensi yang tidak bertanggung jawab dan sewenang-wenang dari AS dan beberapa negara Barat (lainnya), yang ditujukan untuk menghasut kerusuhan di Iran melalui cara-cara politik serta bentuk perang kognitif, media, dan hibrida, mewakili upaya maksimal mereka untuk mengacaukan stabilitas negara ini,” ujarnya.

Dia menyebutkan bahwa intervensi negara-negara Barat dalam urusan Iran terjadi padahal mereka sendiri terlibat kekerasan terhadap berbagai aksi protes di dalam negeri mereka.

“Republik Islam Iran telah memperingatkan pihak-pihak yang usil itu perihal intervensi apa pun dalam urusan dalam negeri Iran, dan dengan hati-hati mengamati intervensi tidak sah tersebut dan akan memberikan tanggapan yang kuat kepada mereka,” tegas Amir-Abdollahian.

Menlu Iran menambahkan, “Negara-negara yang menjadi tuan rumah teroris atau mendorong terorisme ekonomi dan media serta memicu kekerasan harus menyadari bahwa terorisme dan ketidakamanan adalah fenomena global. Anda tidak bisa tinggal di rumah kaca dan melempar batu tanpa terluka.”

Dia juga menegaskan bahwa pendirian Republik Islam Iran didasarkan pada kehendak rakyat, dan bahwa tuntutan damai rakyat dan perkembangan internal negara tidak boleh dieksploitasi oleh pihak lain sebagai cara untuk menyelesaikan masalah politik. (raialyoum/presstv)

Kawanan Bersenjata Terduga ISIS Tembak Mati 8 Warga Sipil di Irak

Kawanan bersenjata menembak mati sedikitnya delapan warga sipil dan melukai tujuh lainnya di provinsi Diyala, Irak utara, Senin (19/12), kata polisi dan sumber medis.

Polisi mengatakan serangan itu terjadi di kota Khalis, sekitar 80 km sebelah utara Baghdad.

Warga menggunakan mobil sendiri untuk mengangkut korban luka ke Rumah Sakit Al-Khalis, sedangkan petugas medis menyebutkan adanya tembakan di jenazah, dan jumlah korban tewas bisa bertambah karena beberapa korban luka mengalami kondisi kritis.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut, tapi polisi di Khalis menuduh kelompok teroris ISIS sebagai pelaku serangan itu.

Serangan itu terjadi sehari setelah bom pinggir jalan menewaskan sedikitnya sembilan polisi federal di dekat kota Kirkuk yang kaya minyak di Irak utara, dan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. (raialyoum)

Hamas Ingatkan Utusan PBB Soal Resiko Pelanggaran Israel terhadap Masjid Al-Aqsa

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, memperingatkan Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, mengenai dampaki “pelanggaran” Rezim Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di kota Al-Quds (Yerussalem) Timur.

Dalam sebuah pernyataannya, Senin (10/12), Hamas menyatakan bahwa para petinggi  faksi pejuang ini telah berdiskusi dengan utusan PBB mengenai “dampak berbahaya yang dihadapi oleh rakyat Palestina serta kota Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa di bawah pemerintahan Israel dan rencana-rencana rasis dan fasisnya.”

“Kepada utusan PBB, Hamas menegaskan hak rakyat kami dan faksi-faksi mereka untuk melawan pendudukan, dan bahwa kebijakan dan tindakan provokatif di Al-Quds dan Al-Aqsa akan mendorong kurangnya kendali atas situasi,” bunyi pernyataan itu.

Hamas menambahkan,  â€œGaza dan rakyatnya adalah bagian dari tanah air Palestina yang besar menyaksikan dengan penuh amarah apa yang terjadi di semua wilayah negeri ini, di wilayah pendudukan Al-Quds dan Tepi Barat, dan tidak akan meninggalkan peran historisnya dalam mendukung bangsa kami di mana pun, meski blokade dan agresi berkelanjutan di Jalur Gaza.”

Para pemimpin Hamas meminta masyarakat internasional, melalui Utusan Khusus PBB, untuk “menghentikan kebijakan standar ganda dan mengambil langkah-langkah operasional untuk menghentikan agresi Israel terhadap bangsa kami dan kesuciannya.”

Hamas juga mengutip pernyataan Wennesland bahwa ada “kekhawatiran masyarakat internasional setelah hasil pemilu Israel baru-baru ini, dan kekuatan ekstremis yang dihasilkan, serta dampaknya terhadap konflik dan peluang solusi politik untuk itu.” (raialyoum)