Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 2 Juni 2020

tanker minyak iranJakarta, ICMES. Iran berterima kasih kepada angkatan bersenjata Venezuela yang telah mengawal semua kapal tanker minyak Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menegaskan negaranya akan melanjutkan pengiriman minyaknya ke Venezuela jika Caracas meminta lagi.

Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar telah merebut kembali kota Al-Asaba setelah terlibat pertempuran singkat dengan pasukan Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung oleh Turki.

Iran mengumumkan rencana pengorbitan satelit berkualitas tinggi pada ketinggian 1000 km dari permukaan bumi.

Berita selengkapnya:

Tanker Dikawal Militer, Iran Berterima Kasih kepada Angkatan Bersenjata Venezuela

Kapal kelima armada pengangkut bahan bakar Iran, Clavel, tiba di perairan teritorial Venezuela, sementara dua lainnya sedang dalam perjalanan pulang setelah menurunkan muatannya.

Kelima armada Iran, yang membawa bensin dan produk bensin ke Venezuela, mencapai perairan Venezuela pada hari Senin (1/6/2020), dan dikawal oleh Angkatan Bersenjata Venezuela, menurut pernyataan reporter TV Telesur di halaman Twitter-nya.

Sementara itu, situs web pelacakan kapal tanker melaporkan bahwa dua dari lima kapal tanker Iran, Fortune and Forest, yang sebelumnya berlabuh di pelabuhan Venezuela telah meninggalkan negara itu menuju Iran.

Tanker keempat Iran yang membawa bahan bakar ke Venezuela telah memasuki zona ekonomi khusus Venezuela pada 28 Mei.

Iran telah mengirim lima kapal tanker berisi 1,53 juta barel bensin dan alkilat ke Venezuela untuk membantu mengaktifkan kembali kilang minyak di negara Amerika Latin tersebut di tengah krisis bahan bakar.

Kedubes Iran untuk Venezuela menyatakan berterima kasih kepada Angkatan Bersenjata Venezuela.

“Terima kasih kepada Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian Venezuela atas pengawalannya,” cuit Kedubes Iran di Twitter.

Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Iran dan Venezuela sehingga berkemungkinan menugaskan angkatan lautnya untuk mencegah tanker mencapai tujuannya.

Presiden Venezuela, Nicholas Maduro, membela hak negaranya terlibat dalam perdagangan “secara bebas” dengan Iran. Dia menolak kritik terhadap negaranya setelah pengiriman bensin Iran tiba.

Bloomberg News menyebutkan bahwa lima tanker Iran yang berlayar menuju ke Venezuela berada dalam pengawalan bersenjata sejak Ahad lalu, dengan jutaan barel bensin dan produk bahan bakar di dalamnya.

Sebuah tim teknisi Iran sudah bekerja untuk perusahaan minyak negara dan perusahaan penyulingan minyak Venezuela sebagai bagian dari rencana kerjasama yang lebih luas antara kedua belah pihak, yang mencakup penyediaan pekerja, teknisi dan suku cadang dari Iran ke sektor minyak di Venezuela.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa untuk semua itu Iran mendapat imbalan dari Venezuela berupa sekitar 9 ton emas senilai US$ 500 juta. (fna/raialyoum)

Iran Siap Lanjutkan Pengiriman Bahan Bakar ke Venezuela Meski Diancam AS

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menegaskan negaranya akan melanjutkan pengiriman minyaknya ke Venezuela jika Caracas meminta lagi.

“Iran menggunakan haknya untuk perdagangan bebas dengan Venezuela, dan siap mengirim kapal lain jika Caracas meminta lebih banyak pasokan dari Iran,” ujar Mousavi dalam konferensi pers, Senin (1/6/2020).

Seperti diketahui, Iran belakangan ini mengirim armada lima kapal tanker minyak ke Venezuela, negara penghasil minyak terbesar di Amerika Selatan namun menderita krisis bensin.

Armada kapal tanker membawa total 1,53 juta barel minyak dan produk bensin ke Venezuela, menurut sumber dan perkiraan resmi.

Pengiriman ini menyebabkan konfrontasi diplomatik antara Iran dan Venezuela di satu pihak dan Amerika Serikat (AS) di pihak lain, karena AS menerapkan sanksi terhadap kedua negara bersahabar tersebut.

Seorang pejabat senior AS mengatakan Washington sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk merespons, tanpa memberikan rincian opsi. (amn)

Pasukan Khaftar Rebut Kembali Sebuah Kota dari Tangan Pasukan GNA yang Didukung Turki

Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar telah merebut kembali kota Al-Asaba di Gunung Barat setelah terlibat pertempuran singkat dengan pasukan Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung oleh Turki.

Belum ada konfirmasi resmi dari LNA, namun laporan dari para aktivis LNA di lapangan menunjukkan bahwa kota itu telah dibersihkan, dan kini LNA mereka sedang bersiap untuk menyerang GNA di kota Gharyan.

Pasukan GNA merebut Al-Asaba pada 21 Mei lalu dalam serangan besar-besaran terhadap posi-posisi LNA.

Serangan ini dilakukan tak lama setelah GNA merebut pangkalan udara strategis Al-Watiyah di dekat perbatasan Tunisia.

Sejak itu, LNA telah melakukan serangan dengan tujuan merebut kembali wilayah mereka yang jatuh ke tangan pasukan GNA dalam 90 hari terakhir.

Juru bicara LNA Mayjen Ahmed Al-Mismari Senin malam waktu setempat menyatakan sejumlah besar pemimpin pasukan GNA dan militan asal Suriah terbunuh dalam pertempuran terbaru tersebut.

“Sebagian besar pemimpin milisi Libya dan Suriah telah dieliminasi,” ujar Al-Mismari dalam konferensi pers di kota Benghazi.

Al-Mismari menambahkan bahwa LNA berhasil menguasai Al-Asaba setelah melancarkan serangkaian serangan udara yang menargetkan pasukan GNA untuk mempersiapkan kontrol atas wilayah tersebut, dan warga setempat menyambut gembira kedatangan LNA.

Dia memperingatkan bahwa keberhasilan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pertempuran Libya akan memotivasinya untuk mengirim militan Suriah dan Libya ke negara-negara lain. (amn)

Iran Berencana Orbitkan Satelit pada Ketinggian 1000 km

Kepala Badan Antariksa Iran (ISA) Morteza Barari mengumumkan rencana pengorbitan satelit berkualitas tinggi pada ketinggian 1000 km dari permukaan bumi.

“Kami akan mencapai orbit 2000 km dalam dua tahun, dan langkah kami berikutnya ialah mencapai 36.000 km,” ungkap Barari, Senin (1/6/2020).

Dia memastikan Iran tidak bergantung pada negara asing untuk memajukan program luar angkasanya.

“Mujur, sekarang kami mandiri dalam merancang dan membangun satelit, platform, pembawa satelit, stasiun pengendali dan pemandu, dan pengumpulan data stasiun darat. Seluruh siklus teknologi ini mengandalkan kemampuan para ilmuwan dan spesialis Iran, dan seluruh siklus ini beroperasi dengan mekanisme yang sepenuhnya terpribumikan,” terang Barari. (fna)