Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 17 Januari 2023

Jakarta, ICMES. Sanksi sepihak Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dinilai oleh media AS gagal mengusik proyek drone Iran.

Satu bocah Palestina gugur karena luka serius yang dideritanya akibat diterjang peluru pasukan Zionis Israel di kamp pengungsi Dheisha di Bethlehem.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas pemulihan hubungan antara Ankara dan Damaskus.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan sejawatnya dari Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Teheran hari ini, Selasa (17/1), untuk berbicara dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi mengenai krisis Suriah.

Berita Selengkapnya:

Media AS: Sanksi Gagal Cegah Iran Jadi Pemain Terkemuka dalam Produksi Drone

Sanksi sepihak Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dinilai oleh media AS gagal mengusik proyek drone Iran.

Sebuah artikel yang dimuat di majalah The National Interest merujuk pada sanksi berusia satu dekade yang dijatuhkan AS terhadap sejumlah produsen drone Iran, termasuk Quds Aviation and Aerospace Industries Organization (IAIO) dan Iran Aircraft Manufacturing Industries Corporation (HESA).

“Selama bertahun-tahun, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap komplek-komplek militer dan basis manufaktur Iran, termasuk IAIO dan HESA.  Namun demikian, sektor kedirgantaraan dan industri drone Iran terus berkembang dan berkembang,” tulis Eric Lob dan Edward Riehle dalam artikel itu, seperti dikutip Press TV, Senin (16/1),

Artikel itu menyebutkan, “Iran telah memproduksi dan mengoperasikan drone militer sejak Perang Iran-Irak pada pertengahan 1980-an. Dengan lebih dari 33 model, drone militer Iran yang sangat maju dan canggih menjadi salah satu dari empat pilar strategi keamanan dan struktur kekuatannya, melengkapi teknologi misil, pasukan proksi, dan perang sibernya.”

Artikel itu menambahkan bahwa “drone semakin menawarkan keuntungan asimetris ke Iran”, dan “memungkinkan Iran untuk memproyeksikan kekuatan dan memperoleh keuntungan, memamerkan teknologi, meningkatkan prestise, dan memperkuat aliansi di Timur Tengah dan sekitarnya.”

Awal bulan ini, AS memberlakukan sanksi terhadap enam eksekutif dan anggota dewan Industri Penerbangan Quds Iran dengan dalih bahwa Iran  telah memberi Rusia UAV untuk digunakan terhadap  Ukraina.

Iran berulang kali menepis keras tuduhan Washington. Desember lalu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani mengatakan pejabat Ukraina telah gagal memberikan bukti atas klaim mereka bahwa Rusia menggunakan drone Iran dalam perang Ukraina.

The National Interest menyatakan, “Sanksi Barat tidak dapat mencegah Iran menjadi pemain terkemuka di pasar drone militer dan berbagi teknologi drone dengan mitra di dalam dan di luar Timur Tengah. ”

Artikel itu juga menyebutkan bahwa drone Iran lebih murah daripada “rekan-rekan Barat mereka dan telah terbukti efektif di medan perang.”

Ketua Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Baqeri bulan lalu mengatakan bahwa negaranya sekarang masuk dalam lima besar negara industri pesawat nirawak (UAV/drone). Dia mengatakan drone Iran dapat melakukan berbagai misi dengan akurasi dan ketahanan terbang yang tinggi. (presstv)

Satu Bocah Palestina Gugur dalam Serangan Pasukan Zionis di Kamp di Bethlehem

Satu bocah Palestina gugur karena luka serius yang dideritanya akibat diterjang peluru pasukan Zionis Israel di kamp pengungsi Dheisha di Bethlehem.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa bocah bernama Omar Lotfi Khumour, 14 tahun, gugur pada Senin pagi (16/1), akibat terkena peluru di kepala.

Seorang pemuda Palestina lain ditangkap dalam peristiwa serbuan pasukan pendudukan Israel di kamp pengungsi Dheisah di Bethelehem selatan pada dini hari Senin.

Sumber-sumber lokal melaporkan, “Pasukan pendudukan dalam jumlah besar menyerbu kamp pengungsi Dheisa dan menggerebek rumah-rumah warga sehingga terjadi bentrokan. Pasukan Israel menembakkan peluru, gas air mata, dan granat kejut ke arah para pemuda hingga salah satu dari mereka terluka tembak di bagian kepala.”

Mereka juga mengatakan, “Pasukan pendudukan menangkap Mahmoud Salah Hammash, 24 tahun, dalam serbuan mereka ke kamp itu ​​​​setelah mereka menggerebek dan menggeledah rumah keluarganya.” (alalam)

Putin dan Erdogan Bahas Pemulihan Hubungan Ankara-Damaskus

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas pemulihan hubungan antara Ankara dan Damaskus.

Dalam sebuah pernyataan, Senin (16/1), Kremlin menyebutkan, “Masalah normalisasi hubungan Turki-Suriah dibahas, termasuk dalam konteks inisiatif Ankara untuk meluncurkan konsultasi dengan partisipasi perwakilan Rusia, Turki, dan Suriah.”

Kremlin juga menyebutkan signifikansi kerjasama segi tiga Rusia, Turki, dan Iran dalam kerangka proses Astana untuk penyelesaian krisis Suriah.

Menlu Suriah Faisal Mekdad Sabtu lalu menekankan bahwa Suriah,”dalam semua langkahnya sejak 2011 hingga saat ini berupaya mengakhiri terorisme yang mengganggu hubungan kami dengan Turki.”

Dia juga menekankan bahwa keadaan yang kondusif harus diwujudkan untuk penyelenggaraan pertemuan di tingkat yang lebih tinggi dengan pemimpin Turki.

Dia juga mengingatkan, “Tidak mungkin membicarakan pemulihan hubungan normal dengan Turki tanpa mencabut pendudukan.”

Mengenai Iran, Mekdad mengatakan bahwa koordinasi Damaskus dengan Teheran dalam berbagai kerangka kerja regional dan internasional merupakan indikasi komitmen Iran pada kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.

Sementara itu, penasihat kebijakan luar negeri Turki, Ibrahim Kalin, menyatakan bahwa mediasi Rusia dalam upaya rekonsiliasi tidak menyiratkan bahwa Turki telah membuang opsi melancarkan serangan darat.

“Operasi darat dimungkinkan kapan saja, tergantung pada tingkat ancaman yang kami terima,” kata Kalin kepada wartawan.

Pada 15 Desember, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku telah mengusulkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sebuah pertemuan prospektif antara presiden Suriah, Turki, dan Rusia yang didahului dengan pertemuan para kepala aparat keamanan dan menteri pertahanan.

Tapi sejauh ini Suriah masih terlihat berhati-hati terhadap proses perdamaian. Presiden Suriah Bashar Al-Assad pekan lalu mengatakan bahwa pemulihan hubungan apa pun dengan Ankara harus mengarah pada berakhirnya pendudukan Turki di Suriah.

Faktanya, Turki secara ilegal menguasai beberapa bagian Suriah utara, memiliki sejumlah pangkalan militer yang didirikan di daerah tersebut, dan mendukung milisi lokal yang memerangi pemerintah Suriah. (almayadeen)

Raisi, Putin dan Erdogan akan Bahas Krisis Suriah di Teheran

Presiden Rusia Vladimir Putin dan sejawatnya dari Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Teheran hari ini, Selasa (17/1), untuk berbicara dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi mengenai krisis Suriah.

Moskow, Teheran, dan Ankara selama bertahun-tahun telah terlibat dalam proses perdamaian Astana, sebuah forum yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang di Suriah yang telah berkecamuk selama lebih dari 11 tahun.

Pembicaraan itu akan dilakukan setelah Erdogan bersumbar akan menginstruksikan serangan militer di Suriah, yang praktis akan semakin memperluas pendudukan Turki di negara Arab tersebut.

Pada 23 Mei 2022 Erdogan mengumumkan bahwa tentara Turki berniat melakukan operasi militer untuk “memerangi terorisme” di perbatasan negara Turki, dan bahwa pemerintahnya “akan mulai mengambil langkah baru untuk menyelesaikan zona aman 30 km sebelah utara Suriah. .”

Pada 14 Juni, media Turki melaporkan bahwa pasukan Ankara telah mengambil formasi tempur dan siap untuk memulai operasi militer kelima Turki di perbatasan Suriah utara, yang diklaim ditujukan untuk mengganyang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan sayap militernya, YPG.

Di pihak lain, Raisi memperingatkan Ankara bahwa tindakan militer apa pun di Suriah dapat mengganggu stabilitas kawasan, dan menyarankan Turki agar tidak melakukan tindakan tersebut.

Turki telah lama melakukan serangan militer di Suriah dengan kedok “memerangi terorisme”. Tindakan Ankara di Suriah itu ditentang keras oleh Moskow dan Teheran. (almayadeen)