Jakarta, ICMES. Delegasi resmi Suriah tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, pada Senin malam (15/5), untuk berpartisipasi dalam pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab.

Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah Geir Pedersen memuji kegigihan Iran dalam upaya pemberantasan kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah serta kontribusinya terhadap pemulihan keamanan dan stabilitas di Suriah yang dilanda perang.
Pemerintah Iran menepis tuduhan berulang AS terhadap Iran mengenai keamanan navigasi di perairan Teluk dan Selat Hormuz.
Berita Selengkapnya:
Suriah Ikuti Pertemuan Persiapan KTT Liga Arab di Saudi
Delegasi resmi Suriah tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, pada Senin malam (15/5), untuk berpartisipasi dalam pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab.
Delegasi Suriah itu meliputi Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad, Menteri Penerangan Suriah Boutros Al-Hallaq, Asisten Menteri Luar Negeri Ayman Soussan, dan Direktur Kantor Menteri Luar Negeri Jamal Najib.
Faisal Mekddad dalam pernyataan pers setibanya di bandara mengatakan “Tema KTT ini adalah aksi bersama Arab, dan kami menantikan masa depan.”
Dia menambahkan, “Kami mengungkapkan kebahagiaan kami atas kehadiran kami di Kerajaan Arab Saudi. Kami berharap KTT ini sukses, dan kami di sini untuk bekerja dengan saudara-saudara Arab kami guna menentukan parameter untuk menghadapi tantangan yang kita semua hadapi.”
Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad menerima undangan dari Raja Saudi Salman bin Abdulaziz untuk berpartisipasi dalam KTT ke-32 Liga Arab yang akan diadakan di Jeddah pada 19 Mei.
Pada 7 Mei, Liga Arab memutuskan untuk melanjutkan partisipasi delegasi pemerintah Suriah dalam KTT, lebih dari satu dekade setelah penangguhan keanggotaan Damaskus di organisasi ini, menyusul pecah krisis pemberontakan dan terorisme di Suriah di mana negara-negara Arab berpengaruh menyalahkan pemerintah Damaskus.
Beberapa hari kemudian, Presiden Suriah Bashar al-Assad menerima undangan resmi dari Raja Salman dari Saudi untuk berpartisipasi dalam KTT Liga Arab pada hari Jumat mendatang. Pekan lalu, Arab Saudi dan Suriah mengumumkan dimulainya kembali misi diplomatik mereka.
Pada awal pertemuan persiapan Dewan Ekonomi dan Sosial untuk KTT di Jeddah, Menteri Keuangan Saudi Mohammed Al-Jadaan mengatakan, “Saya juga mengambil kesempatan ini untuk menyambut kembalinya Republik Arab Suriah ke Liga Negara Arab, dan berharap bekerja dengan semua orang untuk mencapai apa yang dicita-citakan oleh para pemimpin dan rakyat.”
Al-Jadaan menambahkan, “Tantangan global menekankan perlunya mengembangkan model keuangan berkelanjutan di kawasan Arab yang berkontribusi untuk meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan dan risiko.”
Tayangan saluran berita resmi Saudi dari dalam ruang pertemuan memperlihatkan delegasi diplomatik Suriah yang dipimpin oleh Menteri Ekonomi Muhammad Samer Al-Khalil menduduki kursi Suriah untuk pertama kalinya dalam pertemuan Liga Arab sejak 16 November 2011.
Keputusan mengembalikan partisipasi delegasi pemerintah Damaskus dalam pertemuan Liga Arab mengakhiri isolasi diplomatik yang diberlakukan beberapa negara Arab sejak awal krisis Suriah.
Partisipasi Al-Assad dalam KTT Jumat akan menjadi yang pertama sejak penampilan terakhirnya di KTT Sirte di Libya pada 2010, kurang dari setahun sebelum pecahnya konflik di negaranya.
Kembalinya Suriah ke lingkungan Arab bertepatan dengan perubahan peta politik regional setelah terjalin kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran, sekutu terpenting Damaskus. Perubahan ini membuahkan harapan akan kembalinya stabilitas di kawasan Timur Tengah. (raialyoum)
PBB Puji Peran Iran dalam Perang Melawan Terorisme di Timteng
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah Geir Pedersen memuji kegigihan Iran dalam upaya pemberantasan kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah serta kontribusinya terhadap pemulihan keamanan dan stabilitas di Suriah yang dilanda perang.
Pujian itu dinyatakan Pedersen dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian di Tehera, Ahad (14/5), di mana keduanya membahas situasi di Suriah setelah pertemuan segi empat menteri luar negeri Iran, Rusia, Suriah dan Turki di Moskow.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Iran juga berterima kasih kepada pejabat PBB tersebut, yang telah membantu membangun perdamaian dan stabilitas di Suriah.
Menyinggung kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisis ke Suriah belum lama ini, Amir Abdollahian menambahkan bahwa perjalanan bersejarah itu menandakan bahwa negara yang dilanda perang tersebut telah memasuki tahap keamanan yang berkelanjutan.
Dia menyerukan dukungan masyarakat internasional untuk membantu membangun kembali Suriah dan mempersiapkan kondisi untuk kepulangan para pengungsi Suriah ke negara mereka.
Di pihak lain, Pedersen memuji peran Teheran dalam memerangi terorisme dan membantu meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan serta Suriah.
Sejak 2011, Suriah dicengkeram oleh militansi yang didukung asing, dan kemudian ISIS dan berbagai kelompok teroris lainnya muncul di negara ini.
Atas permintaan Damaskus, Iran telah memberikan dukungan asistensi militer kepada militer Suriah dalam operasi kontra-terorismenya.
Rusia juga berkoordinasi dengan Damaskus, dan melancarkan serangan udara di Suriah sejak September 2015 untuk lebih meningkatkan kinerja operasi kontra-terorisme.
Di pihak lain, militer AS telah menempatkan pasukan dan peralatan di Suriah Timur dan Timur Laut. Pentagon mengklaim bahwa pengerahan itu bertujuan mencegah jatuhnya ladang minyak di daerah itu ke tangan ISIS.
Namun, sejumlah militan ISIS yang ditangkap dalam beberapa tahun terakhir justru mengaku menjalin kerjasama erat dengan pasukan militer AS yang ditempatkan di pangkalan ilegal di Suriah untuk melakukan berbagai aksi teror dan sabotase.
Pasukan AS juga telah menerbangkan ratusan anggota kelompok teror ISIS dari penjara Suriah ke fasilitas militer AS. (mna)
Bantah Tudingan AS, Iran Balik Sebut Keberadaan Pasukan Asing Ancaman bagi Perairan
Pemerintah Iran menepis tuduhan berulang AS terhadap Iran mengenai keamanan navigasi di perairan Teluk dan Selat Hormuz.
Kementerian Luar Negeri Iran, Senin (15/5), menegaskan, “Tuduhan ini benar-benar ditolak , dan tidak berdasar. Iran, negara yang memiliki pengaruh paling besar dalam memberikan keamanan Teluk Persia dan perairan regional dan internasional, terus bekerja untuk memastikan keamanan jalur kapal yang melewati selat ini.”
Kementerian itu menambahkan, “Tindakan Iran menangkap dua kapal di Teluk Persia belakangan ini dilakukan berdasarkan keputusan pengadilan dan karena pelanggaran keduanya terhadap hukum dan keputusan navigasi internasional. Keberlanjutan kehadiran pasukan militer asing di perairan Teluk adalah apa yang mengancam keamanan navigasi di wilayah kami.”
Pada Jumat lalu Koordinator Komunikasi Strategis Gedung Putih, John Kirby, mengumumkan bahwa AS akan memperkuat posisi militernya di Teluk, di tengah dugaan campur tangan Iran dalam aktivitas maritim komersial.
“Departemen Pertahanan AS akan mengambil serangkaian langkah untuk memperkuat posisi pertahanan kami di Teluk Persia,” kata Kirby dalam konferensi pers.
Dia menambahkan, “AS akan berusaha, dalam beberapa minggu mendatang, meningkatkan koordinasi dan kemungkinan interoperabilitas untuk membangun keamanan maritim internasional. .. AS tidak mencari eskalasi atau konflik dengan Iran.”
John Kirby menyebutkan langkah itu dilakukan setelah Iran ikut campur dalam navigasi 15 kapal niaga dalam dua tahun terakhir. (raialyoum)