Jakarta, ICMES. Faksi-faksi pejuang Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, mengecam keras pemerintah Bahrain karena telah menyambut kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh melayangkan ucapan selamat kepada Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei atas HUT ke-43 kemenangan revolusi Islam Iran 1979.
Penasihat militer Sekjen Liga Arab, Mahmoud Khalifa, menyatakan bahwa Suriah akan kembali menempati kursinya di organisasi ini dalam waktu dekat.
Pemerintah Rusia mengaku mengantongi informasi mengenai adanya niat intelijen Amerika Serikat (AS) untuk mengaktifkan dan mengerahkan sel-sel tidur teroris di Suriah agar melancarkan operasi serangan terhadap Suriah, Rusia dan Iran.
Berita Selengkapnya:
PM Israel Berkunjung ke Bahrain, Ini Kacaman Faksi-Faksi Pejuang Palestina
Faksi-faksi pejuang Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, mengecam keras pemerintah Bahrain karena telah menyambut kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Jubir Hamas Fawzi Barhoum, Senin (14/2), mengatakan, “Hamas menyayangkan sambutan Bahrain atas kunjungan perdana menteri rezim pendudukan (Israel) Naftali Bennett, yang dia dan pemerintahannya bertanggungjawab atas penganiayaan massal, kejahatan pengusiran, pembangunan permukiman (Zionis) dan rasisme terhadap bangsa Palestina.â€
Dia menegaskan,†Kunjungan para pemimpin entitas pendudukan (Israel) ke sejumlah ibu kota (Arab) tak dapat diterima, tak akan memberi Tel Aviv legitimasi, dan tak akan pernah mendatangkan kebaikan untuk kawasan.â€
Barhoum kemudian memuji sikap rakyat Bahrain yang menentang normalisasi hubungan dengan Israel serta mendukung hak bangsa Palestina.
“Kami di Hamas menghargai pendirian rakyat Bahrain yang menolak normalisasi dan mendukung hak bangsa kami dan keadilan bagi urusan nasionalnya. Kami kembali menyerukan penolakan kami terhadap segala bentuk normalisasi dengan rezim pendudukan, dan menyerukan kepada negara-negara Arab penormalisasi agar menarik diri dari jalan yang salah ini,†ujarnya.
Bennett tiba di Manama, ibu kota Bahrain, Senin, dalam kunjungan resmi untuk pertama kalinya ke negara ini. Kedatangannya disambut oleh Menlu Bahrain Abdul Latif Bin Rashid Al-Zayani
Pada awal bulan ini, Menhan Israel Benny Gantz juga telah berkunjung ke Bahrain dan menghasilkan perjanjian pertahanan antara Israel dan Bahrain.
Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) “mengutuk keras†sambutan pemerintah Bahrain atas kunjungan tersebut, dan mengingatkan bahwa “normalisasi dan sambutan atas para pejabat Zionis merupakan motivasi bagi agresi mereka terhadap bangsa dan negeri kamiâ€.
PIJ menyerukan kepada rakyat Bahrain dan semua bangsa Arab dan Islam untuk terus menolak normalisasi.
Gerakan Kebebasan Palestina juga melontarkan kecaman dengan menegaskan, “Sambutan rezim Bahrain atas kunjungan penjahat Bennett di tengah berlanjutnya agresi Zionis dan eskalasinya terhadap bangsa, tahanan dan negeri kami, terutama di kota Quds (Yerussalem), merupakan pengkhianatan terhadap bangsa kami, bonus gratis dan dukungan untuk rezim pendudukan, dan motivasi untuk kelanjutan kejahatan fasisnya.â€
Gerakan ini menambahkan, “Rezim Bahrain tak akan mendatangkan apapun kecuali cela banginya, celaka dan kerusakan bagi kerajaannya yang telah menjadi ladang bagi Mossad, yang memanfaatkan hubungan ini demi memperkuat eksistensi dan pengaruhnya serta serangan terhadap umat beserta semua simbol dan kemampuannya.†(alalam/almayadeen)
Hamas: Kemenangan Revolusi Islam Iran Benteng di Depan Terorisme Zionis dan AS
Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh melayangkan ucapan selamat kepada Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei atas HUT ke-43 kemenangan revolusi Islam Iran 1979.
Dalam ucapan itu Haniyeh menyatakan, “Kemenangan revolusi Islam di Iran, saudara kami, telah mencetak kemenangan besar untuk rencana resistensi Israel dan menjadi benteng yang tangguh di depan terorisme Zionis-AS.â€
Dia menambahkan, “Kami mengungkap penghargaan dan sanjungan kami atas pendirian Yang Mulia dan dukungan Iran kepada bangsa kami, Palestina, dan resistensinya.â€
Menolak mengakui negara Yahudi bernama Israel, Iran getol mendukung perjuangan Palestina serta mensponsori kelompok-kelompok bersenjata seperti Hamas dan Hizbullah Lebanon. Dukungan kepada Palestina bahkan telah menjadi pilar kebijakan luar negeri Iran sejak revolusi 1979.
Pemimpin revolusi Islam dan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomaini, adalah tokoh yang gigih menyerukan pembelaan Palestina di masa hidupnya.
Berikut ini adalah beberapa kutipan pernyataannya yang terkenal tentang Palestina dan Israel;
“Setiap orang harus menyadari bahwa tujuan negara adidaya dunia untuk menciptakan Israel tidak berakhir dengan pendudukan Palestina. Mereka berencana memperluas nasib Palestina ke semua negara Arab.â€
“Seandainya setiap Muslim mengguyurkan seember air ke Israel, niscaya Israel akan hanyut.â€
“Adalah kewajiban semua Muslim untuk membebaskan Quds dan menyingkirkan biang kerok kejahatan ini dari tanah Islam.â€
Ayatullah Sayid Ali Khamenei yang menjadi penerus Imam Khomaini sebagai pemimpin besar Iran mengikuti jejak pendahulunya.
Dalam pidato pada Hari Al-Quds tahun lalu, misalnya, Ayatullah Khamenei yang juga dijuluki sebagai “imam†ini menyebut Israel “bukan negara, melainkan basis teroris”.
“Israel bukanlah sebuah negara, melainkan basis teroris terhadap bangsa Palestina dan negara-negara Muslim lainnya,” tegasnya dalam sambutan yang disiarkan secara langsung di televisi.
Dia menambahkan, “Melawan rezim despotik ini adalah memerangi penindasan dan terorisme, dan (melakukannya) adalah tugas semua orang.â€
Ayatullah Khamenei juga mengecam normalisasi hubungan Israel dengan “beberapa pemerintah Arab yang lemah” selama setahun terakhir sebagai upaya untuk merusak “mimpi buruk persatuan Muslim” Israel.
Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan sejak beberapa waktu telah menormalisasi hubungan mereka dengan Israel di bawah kesepakatan yang ditengahi AS.
Dengan kebijakan sedemikian tegas, Iran dengan segala kekuatan militernya yang mandiri dan besar menjadi negara yang paling ditakuti oleh Israel. (alalam/qodsna/france24)
Liga Arab Sebut Suriah akan Segera Kembali ke Organisasi ini
Penasihat militer Sekjen Liga Arab, Mahmoud Khalifa, menyatakan bahwa Suriah akan kembali menempati kursinya di organisasi ini dalam waktu dekat.
“Kembalinya Suriah akan sangat dekat,†ujar Khalifa kepada Sputnik sembari menyebutkan adanya ide yang diajukan untuk kembalinya Suriah, sebagaimana dikutip Rai Al-Youm, Senin (14/2),
Dia berkata: “Kursi Suriah di Liga Arab tidak dibatalkan. Kursi itu dibekukan, sampai kondisi tertentu tersedia di dalam Suriah dan dalam kerangka Arab…. Kondisi ini hendaknya stabil dan tumbuh lebih kuat dengan kehadirannya di antara saudara-saudara Arab. â€
Masalah pemulihan keanggotaan Suriah di Liga Arab yang bermarkas di Kairo, Mesir, ini sudah sekian lama mengemuka di berbagai pertemuan organisasi yang terdiri atas 22 negara ini.
Suriah sendiri merupakan salah satu negara pendirinya pada tahun 1945 bersama Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yordania, dan Yaman. Namun, keanggotaan Suriah dibekukan sejak tahun 2011 menyusul peristiwa pemberontakan dan terorisme yang didukung oleh sejumlah rezim Arab di negara ini dan terjadi bersamaan dengan fenomena Arab Springs. (raialyoum)
Rusia Tuding AS Berencana Mobilisasi Sel Tidur Teroris di Suriah untuk Serangan Anti-Rusia dan Iran
Pemerintah Rusia mengaku mengantongi informasi mengenai adanya niat intelijen Amerika Serikat (AS) untuk mengaktifkan dan mengerahkan sel-sel tidur teroris di Suriah agar melancarkan operasi serangan terhadap Suriah, Rusia dan Iran.
Dikutip kantor berita TASS, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Oleg Syromolotov, Ahad (13/2), mengatakan bahwa pasukan Rusia di Suriah memiliki informasi tentang rencana intelijen AS untuk memobilisasi sel tidur ekstremis di Suriah untuk melakukan operasi serangan terhadap anggota pasukan keamanan lokal serta militer Rusia dan Iran.
Diplomat senior itu mengatakan bahwa pasukan Rusia di Suriah mengambil tindakan yang tepat untuk mengantisipasi potensi insiden demikian.
Sebelumnya, badan intelijen luar negeri juga menyatakan bahwa intelijen AS berencana mengerahkan sel-sel tidur ekstremis di Damaskus, ibu kota Suriah, dan sekitarnya serta provinsi Latakia untuk melancarkan serangan-serangan yang difokuskan terhadap badan-badan keamanan Suriah serta pasukan Rusia dan Iran.
Rusia melontarkan tuduhan demikian terhadap AS di tengah panasnya situasi hubungan antara Rusia dan Barat terkait dengan krisis Ukraina. (raialyoum)