Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 14 September 2021

Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa bahan bakar minyak yang dikapalkan oleh Iran sudah tiba di Suriah dan akan segera diangkut ke Lebanon untuk membantu krisis minyak di negara ini.





Kelompok Taliban yang berkuasa di Afghanistan menanggapi kabar terbunuhnya wakil kepala pemerintahannya, Mulla Abdul Ghani Baradar.

Keluarnya tentara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari Afghanistan membangkitkan keraguan negara-negara Arab sekutu AS kepada negara adidaya ini. Demikian dikatakan oleh seorang pejabat negara Arab di kawasan Teluk Persia.

Unit Pertahanan Udara Angkatan Bersenjata Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah (Houthi) menembak jatuh pesawat niwarak tempur dan mata-mata Arab Saudi di angkasa provinsi Sa’dah, Yaman.

Berita Selengkapnya:

Sayid Nasrallah: Minyak Iran untuk Lebanon Sudah Tiba, Pertaruhan Konyol Sudah Berakhir

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa bahan bakar minyak yang dikapalkan oleh Iran sudah tiba di Suriah dan akan segera diangkut ke Lebanon untuk membantu krisis minyak di negara ini.

Dalam sebuah pidatonya, Senin (13/9), mula-mula Sayid Nasrallah menyebutkan bahwa BBM itu diturunkan di Pelabuhan Banias, Suriah, dan tak jadi di pelabuhan Lebanon supaya tidak memberatkan pemerintah Lebanon, dan karena itu dia berterima kasih kepada pemerintah Suriah.

Menurutnya, kapal tanker pertama Iran tiba di Pelabuhan Banias pada hari Ahad lalu pukul 20.30 waktu setempat, muatannya lantas diturunkan untuk kemudian mulai diangkut ke Bekaa, Lebanon, pada hari Kamis mendatang, lalu ke Balbeek untuk ditempatkan di tanki-tanki yang tersedia di sana sebelum didistribusikan.

Sekjen Hizbullah menyebutkan bahwa semula banyak orang tak percaya bahwa minyak Iran akan didatangkan ke Lebanon dan mendobrak sanksi dan blokade AS dan Israel, tapi mereka akhirnya percaya.

“Sebagian orang bertaruh bahwa Israel tidak akan membiarkan kedatangan kapal-kapal besar itu ke Lebanon, tapi mereka lupa bahwa Israel berada dalam dilema perimbangan deterensi yang ada di Lebanon, dan pendatangan kapal-kapal itu ke Lebanon di bawah perimbangan ini telah memungkinkan tibanya kapal pertama dengan selamat dan penuh kemenangan, sementara kapal-kapal lain juga akan datang. Semua pertaruhan konyol itu sudah berakhir, dan kita sudah mencapai tahap aksi yang kongkret dan serius tanpa menggubris suara-suara murahan,” terangnya.

Sayid Nasrallah mengatakan bahwa kapal yang sudah tiba itu mengangkut bahan minyak bakar (fuel oil), sebagaimana kapal kedua yang akan tiba di Banias beberapa hari hari lagi. Sedangkan kapal ketiga akan membawa bensin, dan kapal keempat akan membawa minyak bakar.

“Tujuan kami bukanlah bisnis, melainkan membantu meringankan penderitaan orang. Tujuan kami juga bukan berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan importir produk-produk minyak,” tegasnya.

Sekjen Hizbullah berterima kasih kepada pemerintah Iran dan Suriah atas segala kemudahan, pengertian dan kerjasama dari mereka demi bangsa Lebanon.

Mengenai perkembangan isu Palestina, Sayid Nasrallah menyebutkan bahwa peristiwa kaburnya enam tahanan Palestina dari penjara Gilboa Israel bagaimanapun juga memperlihatkan keberanian mereka, yang menjadi kebanggaan bagi para pejuang resistensi dan semua orang yang bermartabat dan berhati nurani.

“Signifikasi operasi itu besar, dan yang terpenting di antaranya ialah kebersikerasan orang Palestina untuk bebas dan merdeka dalam segala keadaan yang mendera mereka dari masa ke masa,” ungkapnya.

Dia menambahkan, “Penangkapan kembali empat dari para pemberani itu tidak mengurangi signifikansi operasi itu, dan tanggungjawab menjaga para pejuang gagah berani di luar penjara adalah tanggungjawab seluruh bangsa Palestina di manapun berada. Menyokong para pejuang adalah salah satu kewajiban terbesar dan bagian dari cara teragung dalam upaya pendekatan diri manusia kepada Allah SWT. Seandainya mereka (para tahanan) menyeberang ke Lebanon niscaya itulah yang kami harapkan dengan penuh antusias.” (alalam)

Mulla Baradar Dikabarkan Terbunuh, Ini Tanggapan Taliban

Kelompok Taliban yang berkuasa di Afghanistan menanggapi kabar terbunuhnya wakil kepala pemerintahannya, Mulla Abdul Ghani Baradar.

Melalui Twitter, Senin (13/9), jubir Taliban Mohammad Naim menepis kabar itu dengan menyebutnya “klaim musuh yang sama sekali tidak benar”. Naim juga memosting rekaman suara yang dikaitkan dengan Baradar.

“Ada berita-berita di media tentang kematian saya. Dalam beberapa malam terakhir ini saya mengadakan beberapa perjalanan. Sejauh ini di manapun saya berada, kami semua baik-baik saja, semua saudara dan para sahabat saya,” bunyi suara itu.

Suara itu menambahkan, “Media selalu menyebar klaim-klaim palsu, karena itu tolaklah dengan penuh keberanian semua kebohongan itu. Saya tegaskan kepada Anda seratus persen bahwa tak terjadi kesulitan apapun pada kami.”

Naim juga memosting rekaman video yang disebutnya “video baru Tuan Mullah Baradar Akhund dalam pertemuan dengan sejumlah pemuka adat”.

Sebelumnya, di media sosial beredar kabar kematian Mulla Baradar akibat luka dalam kontak senjata sesama anasir Taliban di Istana Kepresidenan di Kabul, ibu kota Afghanistan. (alalam)

Pejabat Teluk: Keluarnya Pasukan Barat dari Afghanistan Bangkitkan Keraguan Arab kepada AS

Keluarnya tentara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari Afghanistan membangkitkan keraguan negara-negara Arab sekutu AS kepada negara adidaya ini. Demikian dikatakan oleh seorang pejabat negara Arab di kawasan Teluk Persia, Senin (13/9).

Negara-negara sekutu AS itu juga khawatir kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan dan kevakuman yang terjadi akibat keluarnya pasukan Barat akan menimbulkan kekacauan dan membuat Afghanistan menjadi pijakan bagi kelompok teroris Al-Qaeda 20 tahun setelah tragedi serangan 11 September 2001.

Pejabat Arab Teluk yang meminta tidak disebutkan namanya itu mengatakan, “Afghanistan sebagai gempa menghancurkan akan tetap bertahan bersama kali untuk jangka waktu yang sangat dan amat lama.”

Dia lantas menyoal, “Apakah kami patut percaya kepada payung keamanan AS untuk 20 tahun ke depan? Saya kira ini merupakan persoalan yang sangat meragukan dewasa ini, sungguh sangat meragukan.”

Pejabat itu juga menyebutkan bahwa konflik geopolitik akan merebak akibat Afghanistan, antara China dan Pakistan di satu sisi serta antara Rusia, Iran dan India di sisi lain, sedangkan AS tidak akan pernah menjadi bagian dari konflik ini. (raialyoum)

Pertahanan Udara Yaman Rontokkan Drone Spionase Saudi

Unit Pertahanan Udara Angkatan Bersenjata Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah (Houthi) menembak jatuh pesawat niwarak tempur dan mata-mata Arab Saudi di angkasa provinsi Sa’dah, Yaman, Senin (13/9).

Jubir resmi Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree mengatakan, “Dengan pertolongan Allah, pertahanan udara telah dapat menjatuhkan pesawat mata-mata tempur jenis Wing Loong 2 buatan China milik Angkatan Udara Saudi ketika pesawat ini sedang menjalankan misi agresif di angkasa kawasan Kataf, provinsi Sa’dah.”

Dia juga menyebutkan bahwa pesawat nirawak itu ditembak jatuh dengan menggunakan “senjata yang sesuai pada saat matahari terbenam pada hari ini, dan operasi ini telah didokumentasikan dengan kamera perang”.

Tentara dan pejuang Yaman sudah berulang kali menembak jatuh pesawat nirawak pasukan koalisi yang dipimpin Saudi di Yaman, beberapa di antaranya drone buatan China, termasuk jenis Wing Loong.

Seperti diketahui, Yaman dilanda perang sejak lebih dari enam tahun silam antara kubu gerakan Ansarullah (Houthi) dan kubu presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi.  Ansarullah yang didukung tentara Yaman menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, sejak 2014, selain beberapa provinsi lain.

Sejak Maret 2015 pasukan koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi dan didukung AS, Israel dan negara-negara Barat melancarkan intervensi militer ke Yaman untuk membela kubu Mansour Hadi dengan asumsi bahwa Ansarullah dapat segera dikalahkan.

Putra Mahkota Saudi Mohamed bin Salman yang merasa negaranya kaya senjata dan peralatan perang serta didukung Barat dan Israel menjelang invasi itu sempat bersumbar bahwa pihaknya akan dapat menumpas Ansarullah dalam tempo beberapa hari atau paling lambat beberapa minggu.

Nyatanya, Ansarullah dan tentara Yaman yang mendapat dukungan mental, asistensi, dan politik dari Iran semakin tangguh serta gencar melesatkan rudal balistik dan drone ke wilayah Saudi sebagai balasan atas blokade dan serangan udara Saudi dan sekutunya. (alalam)