Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 13 Juni 2023

Jakarta, ICMES. Hizbullah Lebanon mengaku akan menyerbu daerah Gelilee (Al-Jalil) di bagian utara Palestina pendudukan (Israel) yang berbatasan dengan Lebanon sembari bersumbar bahwa kelompok militan ini dibentuk memang untuk membasmi Rezim Zionis Israel.

Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Alireza Tanksiri, mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya, kapal-kapal perang Iran dilengkapi dengan rudal peluncur vertikal serta misil berjarak jangku 2.000 kilometer.

Perdana Menteri Irak, Muhammad Shia’ Al-Sudani, mengundang Sheikh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb untuk berkunjung ke Irak.

Berita Selengkapnya:

Hizbullah: Kami akan Serbu Galilee, Kami Dibentuk untuk Tamatkan Riwayat Israel

Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Lebanon memberikan berbagai pernyataan penting mengenai situasi regional Timur Tengah serta proses perjuangan Poros Resisteni melawan Rezim Zionis Israel, dan melontarkan ancaman bahwa Hizbullah akan menyerbu daerah Gelilee (Al-Jalil) di bagian utara Palestina pendudukan (Israel) yang berbatasan dengan Lebanon sembari bersumbar bahwa kelompok militan ini dibentuk memang untuk membasmi Rezim Zionis Israel.

Pernyataan itu disampaikan oleh ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Sayid Hashim Safiuddin, dalam wawancara dengan kantor berita Tasnim dari Iran, yang hasilnya secara lengkap masih belum dirilis hingga berita ini disusun.

Dilaporkan pada hari Senin (12/6) bahwa dalam wawancara itu Safiuddin menyinggung latihan tempur spektakuler yang belum lama ini dilakukan pasukan khusus Hizbullah yang dinamai Unit Radwan atau Pasukan Radwan pada momen peringatan kemenangan Hizbullah atas Israel.

Sayid Safiuddin menyebutkan bahwa Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah telah berulang kali memperingatkan; “Jika Israel membuat kesalahan perhitungan, maka rudal kami akan menghantam Tel Aviv, dan Unit Ridwan akan memasuki Galilee”.

Dia juga mengatakan, “Pesan yang jelas dari latihan perang ini adalah bahwa kami selalu siap untuk apa pun yang telah kami bicarakan selama ini, baik itu tentang Unit Radwan,  masuk ke Galeeli, ataupun impian besar nan determinan. Tidak ada bedanya. Ini adalah pesan yang serius dan de facto, bukan omong kosong,” tambahnya.

Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah juga menyinggung persembahan senjata Syahid Haji Imad Mughniyeh kepada komandan Unit Radwan dalam latihan perang.

 â€œSaya percaya bahwa pada hari ketika Unit Khusus Radwan akan memasuki Palestina, senjata yang telah diberikan oleh keluarga Haji Imad dengan murah hati akan berada di tangan orang yang akan memasuki, tidak hanya Palestina melainkan juga al-Quds,” ujarnya.

Sayid Safiuddin menekankan bahwa Hizbullah yang ”dibentuk memang untuk menghancurkan Israel” akan terus menguat selagi Rezim Zionis masih bercokol, dan perjuangan akan terus berlanjut hingga saat yang dijanjikan tiba di mana rezim penjajah Palestina tamat riwayatnya.  

Mengenai aksi bersama pasukan resistensi Suriah, Palestina dan Lebanon untuk pembebasan Dataran Tinggi Golan Suriah dari pendudukan pasukan Zionis, Sayid Safiuddin mengatakan, “Rencana kami memerlukan tindakan dan aksi perlawanan. Pertama-tama, kami tidak akan ikut campur di wilayah mana pun. Golan adalah wilayah Suriah. Pihak yang menentukan apa yang akan terjadi di Golan adalah pemimpin Suriah, pemimpin yang bijaksana dan berani mengambil keputusan yang tepat.”

Dia lantas menegaskan, “Kami sekarang siap untuk hadir sehubungan dengan Golan dan front-front konfrontasi lainnya melawan musuh, Zionis, kapan pun situasi diperlukan untuk aksi perlawanan dan kapan pun kami dibutuhkan untuk hadir bersama dengan kekuatan –kekuatan resistensi lainnya dari negara dan wilayah mana pun. ”

Dua juga menilai negara-negara kawasan Timur Tengah kini semakin menyadari bahwa negara yang telah banyak berkorban dan memperjuangkan isu-isu dunia Muslim dan Arab adalah Republik Islam Iran.

“Apa yang terjadi dalam 40 tahun terakhir ialah bahwa Israel berusaha menyembunyikan dan memutarbalikkan fakta ini. Apa yang telah dilakukan AS dan Israel selama ini ialah menebar fitnah antara Sunni dan Syiah, menciptakan ISIS, dan kemudian mendistorsi citra Iran dengan mengatakan bahwa Iran berusaha mengubah dunia Muslim dan Sunni menjadi Syiah, dan ingin mendominasi dunia Muslim dan Arab. Sifat dari semua distorsi ini telah terungkap di mata negara-negara regional,” terangnya. (tasnim)

Pertama Kali, Kapal Perang Iran Dilengkapi Rudal Berjarak Jangkau 2000 Kilometer

Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Alireza Tanksiri, mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya, kapal-kapal perang Iran dilengkapi dengan rudal peluncur vertikal serta misil berjarak jangku 2.000 kilometer.

Dalam wawancara radio,  Senin (12/6), dia mengatakan, “Menjelasakan berbagai prestasi revolusi Islam itu penting, dan jika kita enggan melakukannya maka musuh kita akan menceritakan jalannya peristiwa semau mereka, jadi kita harus menjelaskan fakta-fakta yang ada kepada masyarakat ,khususnya generasi muda.”

Jenderal Tangsiri menjelaskan bahwa jangkauan rudal Iran terjauh sebelum kemenangan Revolusi Islam di Iran hanyalah 40 kilometer,tapi sekarang angka ini justru jangkauan terdekatnya.

“Kita membuat sendiri kapal dan rudal, dan semua orang yang melihat peralatan dan kekuatan militer kita mengatakan bahwa mereka tidak menduga bahwa prestasi ini akan tercapai ,dan mencapai taraf setinggi ini, apalagi semua perkembangan yang telah dicapai Iran ini terjadi di bawah tekanan keras embargo, dan ini menimbulkan kesadaran pada kita bahwa kita mampu,” tuturnya.

Dia menambahkan, “Berkat anugerah Allah Swt, kita termasuk negara pertama di kawasan (Timteng dan sekitarnya) dalam bidang persenjataan militer.”

Jenderal Tangsiri juga menyebut kapal perang Syahid Soleimani sebagai kapal unik yang dirancang dan dibangun oleh para ahli Iran dan para sarjanan lulusan universitas-universitas Iran sendiri.

Dia lantas mengatakan, “Untuk pertama kalinya, peluncur rudal vertikal serta rudal dengan jangkauan 2.000 kilometer telah dipasang di kapal-kapal kita. Musuh tahu apa yang kita lakukan dan karena itu mereka berusaha mencegah kita dari mencapai tujuan kita sehingga mereka berusaha menciptakan problematika bagi kita.”

Dia juga mengatakan, “Sebelum kemenangan Revolusi Islam, Iran tidak berani menanyakan kepada kapal-kapal yang memasuki perairan teritorialnya alasan mereka memasuki perairan kita, tapi sekarang kapal negara-negara Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Selandia Baru dan Australia tak diperkenankan memasuki perairan Iran, dan ketika mereka ingin memasuki kawasan (Teluk Persia dan sekitarnya) mereka segera memasuki perairan negara-negara tetangga. Inilah arti dari keberdayaan.” (alalam)

Perdana Menteri Irak Jumpai Imam Besar Al-Azhar dan Beri Surat Undangan

Perdana Menteri Irak, Muhammad Shia’ Al-Sudani, mengundang Sheikh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb untuk berkunjung ke Irak.

Tentang ini, sebuah pernyataan dari kantor Al-Sudani, Senin (12/6), menyebutkan bahwa Al-Sudani  “telah bertemu Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di markas besar Syeikh Al-Azhar, Kairo, dalam kunjungan resminya ke Republik Arab Mesir.”

Dalam pertemuan itu Al-Sudani mengatakan, “Kawasan (Timur Tengah) menjadi sasaran serangan teroris akibat beredarnya ideologi   menyimpang yang  tidak ada hubungannya dengan agama.”

Al-Sudani menyebut negaranya sebagai salah satu negara paling terdampak serangan teror, namun juga telah berhasil menghadang gelombang terorisme dengan gagah berani.

Dia juga menekankan urgensi upaya menebar faham dan wacana keislaman moderat, yang “merepresentasikan spirit Islam sejati yang mengajarkan kerukunan hidup, rasa persaudaraan, kasih sayang dan perdamaian”.

Disebutkan pula bahwa Al-Sudani telah melayangkan “undangan kepada Imam Besar Al-Azhar untuk berkunjung ke Irak”. Dia memuji peran dan kedudukan Al-Azhar Al-Syarif di tengah umat Islam.

Dia juga mengaku berkunjung ke Mesir semata-mata demi mengungkapkan spirit persaudaraan antara kedua negara dan menekankan hubungan historis yang mempertemukan antara keduanya.

Menanggapi hal ini, Syeikh Ahmad Al-Tayeb mengatakan, “Irak merupakan negara penting di Dunia Islam, dan bangsa Irak telah dapat melewati ujian besarnya dan berdiri kokoh di atas kakinya meski segala tantangan menghadangnya.”

Imam Besar Al-Azhar menyambut gembira kunjungan Perdana Menteri Irak,  berharap kebaikan untuk Negeri 1001 Malam ini, dan berjanji akan berkunjung ke Irak dalam waktu dekat. (alalam)