Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menilai dunia mulai bertransformasi bersamaan dengan semakin melemahnya kekuatan-kekuatan arogan dunia, termasuk Amerika Serikat (AS).

Sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan baru antarkelompok Palestina yang bersaing di kamp Ein Al-Hilweh, Lebanon selatan, selama beberapa hari terakhir. Hizbullah dan Hamas rilis pernyataan tajam.
Berita Selengkapnya:
Ayatullah Khamenei: Dunia Mulai Bertransformasi, AS dan Eropa Terus Melemah
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menilai dunia mulai bertransformasi bersamaan dengan semakin melemahnya kekuatan-kekuatan arogan dunia, termasuk Amerika Serikat (AS).
“Kekuatan arogan Amerika dan beberapa negara Eropa telah melemah dan akan semakin melemah,†katanya dalam pertemuan dengan ribuan orang dari provinsi Sistan dan Baluchestan serta Khorasan Selatan di Teheran, Senin (11/9).
Dia menyebut AS berusaha menyulut perpecahan etnis dan sektarian di Iran dengan tujuan menciptakan krisis di negara republik Islam ini.
“Informasi yang kami peroleh menunjukkan bahwa pemerintah Amerika telah membentuk kelompok krisis dengan misi mencari poin-poin yang menurut mereka dapat digunakan untuk memprovokasi krisis di Iran.
“Dengan kontemplasi dan kajian, mereka menyimpulkan bahwa ada beberapa titik krisis di Iran: perbedaan etnis, perbedaan agama, dan isu gender dan perempuan, yang harus diprovokasi untuk menciptakan krisis,†terangnya.
“Ini adalah program Amerika, namun ibarat unta memimpikan benih kapas,†imbuh Ayatollah Khamenei, mengutip pepatah terkenal Persia untuk menunjukkan khayalan.
Pemimpin berserban hitam sebagai tanda keturunan Nabi Muhammad saw ini mengatakan, “Musuh serius dalam permusuhan dan perencanaannya, namun kita juga sangat serius dalam menghadapi musuh… Musuh telah menargetkan dua hal mendasar; satu adalah persatuan nasional, yang lainnya adalah keamanan nasional, dan kita harus melawan rencana musuh ini.â€
Dia menekan bahwa persatuan berarti bahwa perbedaan agama, politik, kelompok, dan etnis harus dikesampingkan jika kepentingan bangsa dipertaruhkan.
Ayatullah Khamenei menilai perubahan besar sedang terjadi di dunia, dan negara-negara di kawasan tidak boleh bersikap acuh tak acuh, seperti yang terjadi pada masa kolonial, atau pasca Perang Dunia I.
“Jalur utama transformasi ini ada beberapa hal: Pertama, melemahnya kekuatan arogan dunia. Kekuatan arogan Amerika semakin melemah dan melemah. Hal utama lainnya dalam evolusi ini adalah munculnya kekuatan regional dan global baru.
“Mereka sendiri mengatakan bahwa indikator kekuatan Amerika di dunia, termasuk perekonomian, sedang menurun. Salah satu indikator terpenting kekuatan Amerika adalah kuatnya perekonomian Amerika; mereka mengatakan skalanya menurun.â€
Dia menyebutkan bahwa hal lainnya adalah kemungkinan AS melakukan campur tangan di negara lain.
“Amerika campur tangan dalam berbagai pemerintahan, namun kondisinya kini semakin menurun. Saat ini, Amerika harus menciptakan perang gabungan untuk menyerang pemerintah yang ingin mereka serang, dan hal ini sangat merugikan Amerika, dan pada akhirnya tidak akan berhasil,†tuturnya.
Pemimpin Besar Iran menyebut kegagalan Amerika di Suriah dan hengkangnya mereka secara memalukan dari Afghanistan sebagai dua contoh nyata kemunduran kekuatan AS.
Mengenai kemunduran Eropa, dia menilai situasinya juga tidak lebih baik.
“Anda mendengar akhir-akhir ini bagaimana negara-negara Afrika yang berada di bawah pengaruh Perancis bangkit menentangnya satu demi satu,†ungkapnya.
“Kekuatan-kekuatan Barat, yang dipimpin oleh Amerika dan kemudian Eropa, tidak memiliki kekuatan yang sama saat ini, mereka melemah dan kelemahan ini semakin meningkat. Hari demi hari, kekuatan-kekuatan baru bermunculan; ini adalah perubahan global yang besar,†sambungnya.
Namun demikian, dia memperingatkan bahwa meski melemah, Barat masih bisa membuat rencana serta bertindak agresif dan ofensif.
“Mereka sibuk merencanakan, kita tidak boleh tidur, kita tidak boleh lalai,†tegasnya.
Ayatullah Khamenei memastikan bahwa AS memiliki rencana kotor bukan hanya terhadap Iran, melainkan juga berbagai negara lain seperti Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, Afghanistan dan bahkan untuk negara-negara Teluk Persia, yang merupakan teman lama dan tradisional AS. (presstv/alalam)
Konflik Terbaru Antarfaksi Palestina di Kamp Lebanon Tewaskan 10 Orang
Sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan baru antarkelompok Palestina yang bersaing di kamp Ein Al-Hilweh, Lebanon selatan, selama beberapa hari terakhir. Hizbullah dan Hamas rilis pernyataan tajam.
Setelah gencatan senjata yang rapuh selama sebulan, kekerasan kembali pecah pada hari Kamis lalu antara anggota afiliasi gerakan Fatah dan kelompok bersenjata lain di kamp pengungsi Ain al-Hilweh di kota Sidon, Lebanon selatan.
Bentrokan sengit berlanjut untuk hari kelima pada hari Senin (11/9) dengan menggunakan senapan mesin dan granat berpeluncur roket.
Sumber-sumber Palestina di kamp tersebut, yang dikutip oleh media lokal, menyatakan kekerasan sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 10 orang dari kedua belah pihak. Enam di antaranya berasal dari Fatah dan dua lainnya adalah militan bersenjata.
Dua korban lainnya adalah warga sipil, kata sumber keamanan Lebanon dan dua sumber Palestina. Seorang juga tewas pada hari Sabtu ketika peluru nyasar dari bentrokan mencapai sebuah kota dekat kamp tersebut, kata sumber keamanan Lebanon.
Lima tentara Lebanon juga dilaporkan terluka, salah satunya kritis, ketika penembakan menghantam tiga posisi mereka di pinggiran kamp pada hari Minggu, sehingga menambah jumlah korban luka menjadi 86 orang dalam bentrokan baru antara kelompok-kelompok yang bersaing di kamp tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, kantor pers Hamas menolak laporan yang mengklaim bahwa pihaknya bersama dengan Hizbullah Lebanon dan gerakan Jihad Islam Palestina mendukung orang-orang bersenjata yang bertempur di kamp pengungsi Ain al-Hilweh.
“Kami menolak klaim-klaim kosong dan palsu yang bertentangan dengan kebijakan dan keyakinan kami, dan kami menganggapnya sebagai upaya bermotif baru untuk mendistorsi citra gerakan Hamas dan perlawanan Palestina,†bunyi pernyataan itu.
“Sejak hari pertama terjadinya insiden, kami telah bekerja dengan semua faksi dan pasukan Palestina dan Lebanon, selain aparat keamanan Lebanon dan duta besar Palestina untuk Lebanon, untuk gencatan senjata dan menjaga kamp, ​​penduduknya, dan lingkungan Lebanon,†imbuhnya.
Hizbullah sendiri menyerukan penghentian kontak senjata sesegera mungkin, sembari memperingatkan bahwa konflik itu sangat merugikan pihak Palestina dan hanya menguntungkan musuh, Israel.
“Kami menegaskan dengan terus terang dan tanpa basa-basi kepada siapa pun bahwa kami menentang pertempuran ini, menolaknya secara total, dan menganggap bahwa satu-satunya pihak yang diuntungkan adalah musuh, Zionis (Israel), dan yang paling dirugikan olehnya adalah rakyat Palestina dan perjuangan utama mereka,†tegas Hizbullah.
Hizbullah menambahkan, “Pada saat para pejuang perlawanan Palestina di dalam negeri sedang melancarkan aksi terbesarnya untuk membebaskan tanah Palestina, di kamp Ain al-Hilweh malah terjadi pertempuran yang tak masuk akal, menghancurkan manusia dan batu, memperdalam tragedi, dan sangat merugikan persatuan dan masa depan Palestina.â€
Ain el-Hilweh, yang didirikan pada tahun 1948, adalah yang terbesar di antara 12 kamp pengungsi Palestina di Lebanon, yang menampung sekitar 80.000 hingga 250.000 pengungsi Palestina, menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). (alalm/presstv)