Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 12 Desember 2022

Jakarta, ICMES. Seorang sejarawan terkemuka Israel mengecam timnas sepak bola Maroko yang telah mengibarkan bendera Palestina dalam perayaan lolosnya mereka ke babak semifinal Piala Dunia di Qatar.

Israel berupaya menebar berita simpang siur tentang timnas sepak bola Maroko di Piala Dunia Qatar dengan mengklaim bahwa pengibaran bendera Palestina oleh timnas itu merupakan ekspresi pemain Maroko yang bermain di Liga Saudi, dan bukan mencerminkan kebijakan Raja Mohammed VI dari Maroko.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa negara-negara Arab Teluk Persia akan mengambil langkah-langkah untuk menopang keamanan mereka jika Teheran ingin mendapatkan senjata nuklir.

Militer Pakistan mengumumkan bahwa enam warga sipilnya tewas dan 17 lainnya terluka oleh “tembakan Afghanistan yang tidak beralasan” di perbatasan.

Berita Selengkapnya:

Timnas Maroko Kibarkan Bendera Palestina di Qatar, Begini Kekecewaan Sejarawan Israel

Seorang sejarawan terkemuka Israel mengecam timnas sepak bola Maroko yang telah mengibarkan bendera Palestina dalam perayaan lolosnya mereka ke babak semifinal Piala Dunia di Qatar.

“Dalam tampilan dualitas, para pemain timnas Maroko memilih untuk merayakan kemenangan mereka secara kolektif bersama bendera Palestina,” kata Eyal Zisser, seorang profesor studi oriental di Universitas Tel Aviv, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Today, seperti dikutip Rai Al-Youm, Ahad (11/12).

Dia menyatakan kemarahannya terhadap tim nasional Maroko dan massa suporter di stadion Piala Dunia Qatar yang sama-sama mengibarkan bendera Palestina.

“Mengibarkan bendera Palestina sama sekali tidak memberatkan, dan tentu saja tidak mendatangkan bahaya. Israel muncul sebagai pemenang dalam perjuangannya untuk eksistensi dan keamanannya,” ungkapnya.

Zisser beralasan, “Buktinya, Maroko sendiri dan banyak negara Arab menjalin hubungan diplomatik (baca: normalisasi) dengan Israel, mencapai kemajuan dalam kerjasama dengan Israel dalam serangkaian panjang berbagai bidang. Hanya saja, provokasi terhadap Israel menjadi menular,  dan di Qatar juga mendapat angin dukungan dari otoritas di sana, untuk menghapus pengaruh kerjasama mereka dengan AS dan dialog yang mereka dorong sejak beberapa tahun lalu dengan Israel.”

Dia menyebutkan “Qatar tidak lebih baik dari Iran. Memusuhi Israel adalah satu-satunya perkara yang kini dapat mempersatukan para pemuda Arab, dan demikianlah komitmen kepada urusan Palestina menjadi segmen kolektif mereka.”

Zisser menyatakan, “Israel dan orang-orang Israel sebaiknya berpuas dengan kemenangan yang telah mereka buat dengan kesiapan dunia Arab untuk menerima kita, dan tidak menuntut apa yang tak mungkin diwujudkan, dan mungkin tak perlu baginya pada realitas Timteng untuk masa kita.” (railyoum)

Israel: Pengibaran Bendera Palestina oleh Timnas Maroko di Qatar Tak Mewajili Raja Mohammad VI

Israel berupaya menebar berita simpang siur tentang timnas sepak bola Maroko di Piala Dunia Qatar dengan mengklaim bahwa pengibaran bendera Palestina oleh timnas itu merupakan ekspresi pemain Maroko yang bermain di Liga Saudi, dan bukan mencerminkan kebijakan Raja Mohammed VI dari Maroko.

Dikutip Rai Al-Youm, Ahad (11/12), Wakil Duta BesarIsrael untuk Maroko, Eyal David, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengaku telah bertanya kepada para pejabat pemerintah Maroko tentang timnas Maroko yang membawa bendera Palestina di Piala Dunia, dan mereka menjelaskan kepadanya bahwa tindakan itu tidak mewakili kehendak Raja Mohammad VI.

 â€œSaya bertanya kepada para pejabat di pemerintahan Maroko, dan mereka menjelaskan kepada saya bahwa pengibaran bendera Palestina oleh timnas itu tidak mewakili kehendak raja, melainkan merupakan inisiatif salah satu pemain yang bermain di Liga Saudi,” ujar David.

Fakta menunjukkan bahwa seandainya pun pengakuan David bahwa dia menghubungi para pejabat pemerintah Maroko itu benar,  namun pemain Maroko dari Liga Eropa adalah orang pertama yang membawa bendera Palestina dan kemudian para pemain lain mengibarkannya di sisa pertandingan, dan para suporter Maroko pun membawanya di tribun.

Israel dan kelompok pendukungnya di Maroko, yang jumlahnya terbatas, sangat prihatin karena pertandingan sepak bola Piala Dunia telah menghidupkan kembali perjuangan Palestina di jalanan Maroko, dan menjadi sebentuk kudeta terhadap Kesepakatan Abraham.

Sebuah gerakan pro-Israel di Maroko mencoba menebar ilusi ihwal kepergian sejumlah orang Israel ke Qatar untuk mendukung timnas Maroko, serta adanya perayaan kemenangan Maroko di Israel,  tapi kemudian terungkap bahwa berita itu palsu.

Dalam beberapa video yang hendak dipromosikan oleh tentara Israel terlihat para tentara perempuan Israel menyokong tim nasional Maroko, padahal tentara yang sama melarang orang Palestina merayakandan mengibarkan bendera Maroko.

Media internasional mencatat bahwa 32 negara mengikuti pertandingan di Qatar, dan 1 negara lain, yaitu Palestina dengan benderanya, selalu hadir di setiap pertandingan dan mendapat banyak simpati. Hal ini mendorong media Israel untuk mengatakan bahwa Piala Dunia telah menunjukkan kegagalan Kesepakatan Abraham.

Orang-orang Palestina menyoraki tim Maroko seolah-olah mereka timnas Palestina serta mengibarkan bendera Maroko, sebagaimana negara-negara Arab dan Islam lainnya merayakan  keberhasilan timnas Maroko lolos masuk ke babak semifinal.

Menurut Rai Al-Youm, apa yang disebutkan oleh media Israel itu, apalagi Rezim Zionis tidak membantah pernyataan Eyal David, sangat menodai Maroko dan rajanya, serta merupakan upaya mengusik solidaritas dunia Arab dan Islam dengan Maroko. (raialyoum)

Saudi; Semua Pertaruhan Batal jika Iran Meraih Senjata Nuklir

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa negara-negara Arab Teluk Persia akan mengambil langkah-langkah untuk menopang keamanan mereka jika Teheran ingin mendapatkan senjata nuklir.

“Jika Iran mendapatkan senjata nuklir operasional, semua taruhan dibatalkan,” kata  Faisal dalam wawancara di sela Konferensi Kebijakan Dunia di Abu Dhabi ketika ditanya tentang skenario demikian, Ahad (11/12).

“Kami berada di ruang yang sangat berbahaya di kawasan ini.  Anda dapat berharap bahwa negara-negara kawasan pasti akan melihat ke arah bagaimana mereka dapat memastikan keamanan mereka sendiri,” imbuhnya.

Pembicaraan tidak langsung AS-Iran untuk memulihkan perjanjian nuklir tahun 2015 antara Iran dan kekuatan global, di mana AS keluar darinya pada tahun 2018, terhenti pada September lalu.

Kepala nuklir PBB telah menyuarakan keprihatinan atas pengumuman belakangan ini oleh Teheran bahwa Iran meningkatkan kapasitas pengayaan uranium.

Pembicaraan nuklir terhenti manakala kekuatan Barat yang menuduh Iran mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal, beralih fokus ke perang Rusia-Ukraina serta gelombang kerusuhan di Iran terkait kematian Mahsa Amini.

Riyadh tetap “skeptis” tentang kesepakatan nuklir Iran, namun Faisal mengatakan pihaknya mendukung upaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir itu “dengan syarat bahwa itu menjadi titik awal, bukan titik akhir” untuk kesepakatan yang lebih kuat dengan Teheran.

Negara-negara Arab Teluk menuntut adanya kesepakatan lebih kuat yang dapat mengatasi kekhawatiran mereka terhadap program rudal dan drone Iran serta jaringan proksi regional.

“Tanda-tandanya sekarang tidak terlalu positif, sayangnya,” kata Faisal.

Dia menambahkan, “Kami mendengar dari Iran bahwa mereka tidak tertarik pada program senjata nuklir. Akan sangat menghibur untuk bisa percaya itu. Kami membutuhkan lebih banyak jaminan pada level itu.”

Iran mengatakan teknologi nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil. (aljazeera)

Enam Warga Sipil Pakistan Tewas Ditembak oleh Pihak Afghanistan di Perbatasan

Militer Pakistan mengumumkan bahwa enam warga sipilnya tewas dan 17 lainnya terluka oleh “tembakan Afghanistan yang tidak beralasan” di perbatasan.

“Pasukan Penjaga Perbatasan Afghanistan melancarkan tembakan artileri dan tembakan hebat, menewaskan 6 warga sipil dan melukai 17 lainnya di sisi perbatasan Pakistan,” ungkap militer Pakistan dalam sebuah pernyataan, , Ahad (11/12).

“Serangan Afghanistan menyasar penduduk kota Chaman di provinsi Balochistan. Pasukan Penjaga Perbatasan Pakistan segera memberi balasan setimpal terhadap agresi yang tidak dapat dibenarkan itu, namun mereka menghindari penargetan warga sipil yang tidak bersalah di wilayah tersebut ,” lanjutnya.

Chaman adalah kota sensitif di Balochistan, karena berbatasan dengan provinsi Kandahar yang bergejolak di Afghanistan. (alalam)