Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 9 Maret 2024

Jakarta, ICMES. Pejuang gerakan perlawanan Islam, Hamas, di Jalur Gaza mengaku telah menyerang pusat komando Israel di bagian utara wilayah pesisir, dan membunuh tujuh tentara Zionis di tempat lain di seluruh wilayah Palestina.

Hamas menegaskan pihaknya tidak akan mengendurkan tuntutannya untuk gencatan senjata dan penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza sebagai imbalan atas pembebasan tawan yang mereka tahan sejak serangan 7 Oktober 2023.Kelompok pejuang Resistensi Islam Irak (IRI) mengumumkan pihaknya telah menyerang kilang minyak Israel di kota Haifa di Palestina pendudukan menggunakan drone  pada hari Jumat (8/3).

Berita selengkapnya:

Pejuang Hamas Serang Pusat Komando Israel, Tujuh Tentara Zionis Tewas

Pejuang gerakan perlawanan Islam, Hamas, di Jalur Gaza mengaku telah menyerang pusat komando Israel di bagian utara wilayah pesisir, dan membunuh tujuh tentara Zionis di tempat lain di seluruh wilayah Palestina.

Sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengumumkan serangan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (9/3).

Serangan terhadap pusat komando itu dilancarkan dengan menggunakan drone untuk melepaskan dua roket anti-personil terhadap sasaran di lokasi yang terletak di sebelah timur kota Beit Hanoun. Al-Qassam juga menyatakan telah membunuh seorang perwira Israel di tempat lain dekat kota itu.

Menurut pernyataan terpisah, para pejuang di Gaza selatan menyerang dan membunuh enam tentara Israel yang berada di dalam sebuah rumah di utara Khan Younis.

Perkembangan ini terjadi di tengah perang genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 yang para pejuang Gaza melancarkan serangan fajar Badai al-Aqsa di wilayah-wilayah pendudukan.

Sekitar 600 tentara Israel tewas dalam operasi perlawanan para pejuang Gaza demi mempertahankan Gaza dan dalam menghadapi perang yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 30.800 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Jumat lalu, Ynetnews, situs harian Israel Yediot Ahronot, melaporkan bahwa militer rezim tersebut menghadapi masalah sumber daya manusia yang kritis karena kekurangan ribuan pasukan.

“Tentara mengalami kekurangan personel yang semakin parah,” ungkap laporan itu, seraya menambahkan bahwa mereka “sangat membutuhkan tambahan 7.000 tentara, dan setengah dari jumlah tersebut ditujukan untuk peran tempur.”

Angka-angka yang “belum pernah terjadi sebelumnya “ ini menandai“kejutan” yang dialami militer Israel setelah perang selama lebih dari lima bulan, ungkap media Israel tersebut tersebut.

Akhir bulan lalu, Menteri Urusan Militer Israel menyoroti besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh perang terhadap militer rezim tersebut.

“Kami membayar harga yang sangat mahal dalam barisan kami… Kerugian yang kami keluarkan dalam hal jumlah kematian dan cedera sangat tinggi,” kata Yoav Gallant   saat itu. (aljazeera/presstv)

Abu Obeida: Tak Ada Konsesi dalam Tuntutan Kami untuk Gencatan Senjata

Hamas menegaskan pihaknya tidak akan mengendurkan tuntutannya untuk gencatan senjata dan penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza sebagai imbalan atas pembebasan tawan yang mereka tahan sejak serangan 7 Oktober 2023.

Abu Obeida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan tersebut, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi  pada hari Jumat (8/3) mengatakan, “Prioritas utama kami untuk menyelesaikan pertukaran tahanan adalah komitmen penuh untuk menghentikan agresi dan penarikan musuh, dan tidak ada kata menyerah.”

Abu Obeida menilai “sudah jelas bahwa pemerintah musuh menggunakan penipuan dan penghindaran dalam negosiasi dan ditandai dengan kebingungan dan kecemasan.”

 “Prioritas utama kami untuk menyelesaikan pertukaran tawanan adalah komitmen penuh untuk penghentian agresi dan penarikan mundur musuh, dan tak ada konsesi dalam hal ini.,” tegasnya.

 “Perang telah memasuki bulan keenam, dan musuh masih melakukan pembantaian Nazi terhadap rakyat kami,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan, “Serangan 7 Oktober terjadi sebagai respon  terhadap agresi selama puluhan tahun yang berpuncak pada upaya Yudaisasi dan penghancuran Al-Aqsa.”

Abu Obeida menjelaskan, “Hukum-hukum komunitas internasional yang sudah ketinggalan zaman berlaku untuk melindungi ketidakadilan dan agresi di bawah pengaruh pemerintahan AS… Pertempuran ini membuka sebuah fase baru di tingkat dunia, yang temanya adalah adalah bahwa hak hanya dapat diambil dengan kekerasan.”

Dia mengatakan, “Rakyat kami menghadapi agresi Zionis-AS yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Negara-negara di dunia tidak berdaya menghadapi penjajah yang tak berprikemanusiaan…. Aksi ugal-ugalan para Zionis meningkat dengan naiknya pemerintahan paling ekstremis dan ala Nazi ke tampuk kekuasaan di entitas tersebut, yang telah merencanakan apa mereka  lakukan.”

Abu Obeida menambahkan, “Tangan zalim dan gemetar muncul di Dewan Keamanan untuk menghalangi setiap upaya, bahkan jika itu formal, untuk melindungi kaum tertindas. Kami telah memerangi musuh selama 154 hari, menimbulkan kerugian besar pada para perwiranya, tentara, tentara bayaran, dan kendaraan, dan kami memiliki lebih banyak lagi.”

Dia bersumpah, “Musuh tidak akan tenang di tanah kami dan tidak akan berhasil memberikan keamanan kepada dirinya sendiri sebelum rakyat kami mendapatkan hak-haknya…. Kami menyambut Ramadhan dengan jihad dan ribat pada masa di mana para ksatria menjadi mulia , sementara para  Zionis tidak mementingkan kesucian Masjid Al-Aqsa meskipun mereka mengklaim sebaliknya.”

Abu Ubaida menyerukan kepada rakyat Palestina agar “bermobilisasi dan bergerak ke Al-Aqsa, menetap di sana, dan tidak membiarkan pendudukan memaksakan fakta di lapangan.”  

Dia menegaskan, “Mujahidin kami terus berjuang menghadapi agresi di mana pun tentara musuh berada di Gaza.” (raialyoum)

Para Pejuang Irak Serang Kilang Minyak Israel di Haifa

Kelompok pejuang Resistensi Islam Irak (IRI) mengumumkan pihaknya telah menyerang kilang minyak Israel di kota Haifa di Palestina pendudukan menggunakan drone  pada hari Jumat (8/3).

Mereka juga menyatakan bahwa mereka telah menyerang Pangkalan Informasi 1 Israel  di utara Golan Suriah dengan drone sehari sebelumnya.

IRI menegaskan bahwa serangan itu dilancarkan demi membela warga Palestina di Jalur Gaza,  dan sebagai respons terhadap pembantaian Israel terhadap mereka, dan bersumpah untuk “terus menghancurkan benteng musuh.”

Media militer IRI merilis video rekaman detik-detik pelaksanaan operasi serangan tersebut.

Pada hari yang sama, IRI menyerang barak militer di Bandara Rosh Pina di wilayah pendudukan Palestina sebagai bagian dari operasi tahap kedua melawan pendudukan.

Dalam dua operasi lain yang juga termasuk dalam tahap kedua serangan, drone IRI menyerang Bandara  Kiryat Shmona  Rabu lalu, dan pembangkit listrik di Bandara Haifa  pada hari Selasa.

Dua hari yang lalu, IRI menegaskan bahwa mereka berjuang mencapai dua tujuan; membebaskan Irak dari pendudukan AS, dan mendukung bangsa Palestina dalam pertempuran suci melawan pendudukan Israel. (raialyoum)

..