Rangkuman Berita Utama Timteng  Sabtu 6 April 2024

Jakarta, ICMES. Israel menutup 28 kedubes dan konsulatnya di dunia karena takut akan kemungkinan Iran membalas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.

Pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, di Iran berlangsung aksi solidaritas Hari Al-Quds Sedunia, sekaligus pemakaman para penasehat militernya yang gugur akibat serangan Israel di Suriah.

Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, dalam pidatonya pada momen Hari Al-Quds  Sedunia menegaskan bahwa serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, ibu kota Suriah, merupakan insiden krusial  yang akan berbuntut panjang.

Berita selengkapnya:

Hari Al-Quds 2024, Takut Balasan Iran, Israel Tutup Puluhan Kedubesnya

Israel menutup 28 kedubes dan konsulatnya di dunia karena takut akan kemungkinan Iran membalas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus Senin lalu.

Menurut pengungkapan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, Israel telah meminta para diplomatnya untuk tidak pergi ke kedubes dan konsulatnya.

Di beberapa negara bahkan sebagian di antar mereka diminta tidak pergi meninggalkan rumah ke tempat-tempat perbelanjaan terdekat, atau bahkan ke tempat-tempat olah raga di daerah tempat tinggal mereka.

Para diplomat Israel mengungkapkan kekhawatiran mereka  akan menjadi sasaran aksi balasan Iran.

Pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, di Iran berlangsung aksi solidaritas Hari Al-Quds Sedunia, menurut pernyataan Ketua Komite Intifadha dan Al-Quds di Iran,

Ramezan Sharif, yang juga jubir Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Menurutnya, aksi itu digelar di lebih dari 2000 kota Iran.

Bersamaan dengan ini juga diselenggarakan proses pemakaman tujuh penasehat militer IRGC yang terbunuh di Suriah akibat serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus Senin lalu.

Pemimpin Besar Iran telah mengancam Israel dengan balasan atas serangan tersebut.

Panglima IRGC Mayjen Hossein Salami dalam orasinya di depan massa peserta aksi solidaritas Hari Al-Quds di Teheran menegaskan;Rezim Zionis sekarang hidup dengan nafas buatan dari AS. Rezim ini sedang bernafas di ruang khusus pemantauan   politik, keamanan dan kejiwaan AS.

Dia menambahkan; “Jika alat nafas buatan Barat itu disingkirkan dari hidung Rezim Zionis maka hidupnya hanya akan menjadi kehidupan nabati, dan akan runtuh. Dan ini sudah dekat, tidak akan lama lagi.

Sehari sebelumnya, Iran menggelar parade maritim yang melibat ribuan kapal militer dan sipil Iran di Selat Hormuz, Teluk Persia.

Pada kesempatan ini, Wakil Komandan AL IRGC Laksamana Abbas Gholamshahi menyatakan bahwa Israel menyerang Konsulat Iran karena merasa ajalnya sudah dekat.

Setiap kali merasakan ajalnya sudah dekat, Israel semakin brutal dan jahat, dan kita melihat kebodohannya ketika menyerang Konsulat Iran di sebuah negara merdeka, dan membunuh para penasehat militer Iran yang membela Gaza,” ujarnya.

Dia lantas menegaskan, “Iran akan membalas, dan akan memberi Israel tamparan yang tak mereka lupakan untuk selamanya. Israel akan terjerumus pada jurang yang dibuat oleh kejahatannya sendiri di kawasan.

 Presiden Republik Islam Iran, Sayidi Ebrahim Raisi, pada momen peringatan Hari Al-Quds mengatakan, “Kami yakin bahwa perasaan yang terpancar dari hati dan pekikan pada pawai Hari Al-Quds ini pasti mengarah pada runtuhnya entitas Zionis.”

Dia juga mengatakan, “Para peserta pawai akbar ini adalah orang-orang yang sama, yang telah membacakan Al-Quran pada beberapa hari terakhir, dan hari ini di jalan-jalan di berbagai kota dan desa mereka menyatakan kebencian mereka terhadap Rezim Zionis. Kami yakin perasaan ini berasal dari hati. Pekikan itu tentu akan berujung pada runtuhnya entitas Zionis , dan tegaknya martabat bangsa Palestina dan umat Islam di dunia.”

Hari Al-Quds sebagai peringatan berlevel dunia juga diselenggarakan di berbagai negara  lain, termasuk Indonesia.  Pantauan di media sosial menunjukkan bahwa ribuan massa di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya telah menggelar aksi solidaritas Hari Al-Quds.

Presiden Raisi mengatakan, “Imam Khomeini telah menjadikan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds dengan tulus dan ikhlas, . Hari ini kita melihat suatu generasi hadir di jalan-jalan, dan mereka adalah generasi yang tidak sezaman dengan Imam Khomeini atau hari-hari pertama Revolusi Islam, tapi mereka tampil ke gelanggang untuk mengutuk kejahatan entitas Zionis sejak 75 tahun silam. Insya Allah, akan ada kemenangan pasti bagi rakyat Palestina dan umat Islam. ” (alaraby/irib/almayadeen/sahara/alalam)

Sekjen Hizbullah:  Serangan terhadap Konsulat Iran akan Berbuntut Panjang, Teheran Pasti Membalas

Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, dalam pidatonya pada momen Hari Al-Quds  Sedunia, Jumat (5/4), menegaskan bahwa serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, ibu kota Suriah, merupakan insiden krusial  yang akan berbuntut panjang.

 “Yakinlah bahwa balasan Iran mengenai masalah konsulatnya pasti akan terjadi dan takkan terelakkan lagi,” tegasnya.

Sayid Nasrallah menyebutkan bahwa upaya melelahkan musuh dalam penentuan waktu, tempat, dan karakteristik perang berupa “perang orang yang kehilangan akalnya, dan perang para penjagal dan penjahat” merupakan bagian dari peperangan.

 “Ketidakmampuan untuk menutup front lain, termasuk Lebanon, Yaman, dan Irak, adalah sebuah pencapaian (bagi Poros Resistensi), dan (Perdana Menteri Israel, Benjamin) Netanyahu serta koalisinya tidak punya pilihan selain menghentikan perang, dan ini merupakan kerugian bagi mereka,” sambungnya.

Sekjen Hizbullah menambahkan, “Hari ini kami menyatakan komitmen kami, pendirian kami, perlawanan kami, dan harapan besar kami. Para syuhada agresi Israel di Damaskus belakangan ini memiliki nilai historis bagi kami. Kesyahidan dari orang-orang tercinta  ini merupakan perkara besar bagi kami, terutama Brigjen Zahedi atas kiprahnya yang besar bagi kubu resistensi di Lebanon.  Peristiwa ini menjadi pemisah antara babak sebelumnya dan babak sesudahnya.”

Sayid Nasrallah juga mengatakan, “Deklarasi Imam Khomeini atas dukungannya kepada perjuangan Palestina merupakan salah satu faktor terpenting dari perang yang dialami Iran, dan Republik Islam ini melakukan pengorbanan besar demi pendirian ini,  secara ekonomi, politik, dan keamanan, dan takkan pernah bernegosiasi dengan Amerika mengenai isu-isu kawasan (Timteng).”

Dia juga menjelaskan, “Ada orang-orang yang tidak dapat menerima bahwa Israel sedang dikalahkan di kawasan  dan tidak dapat memahami hal ini. Bangsa-bangsa Poros Resistensi dapat menang melawan musuh, Zionis, namun orang-orang yang terpedaya tidak melihat hal ini akibat kebodohan mereka.  Ketika Yaman mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan musuh, Israel ,di laut, sebagian orang di Teluk (Persia) menganggap ini sebagai skenario dan sandiwara. Hubungan dengan Iran serta menjalin aliansi dengannya merupakan kebanggaan, kehormatan dan martabat kemanusiaan di zaman sekarang.”

Dia menambahkan, “Orang yang seharusnya merasa malu adalah orang yang melakukan normalisasi dengan Israel dan membenarkan kejahatan-kejahatannya, dan orang yang harus merasa malu adalah orang yang harus mengetahui bahwa Amerika berada di balik kejahatan di semua negara di kawasan ini.”

Sekjen Hizbullah menyebutkan, “Masa sebelum Badai Al-Aqsa tidaklah sama dengan masa setelahnya di semua level mengenai lawan dan kawan, kawasan dan dunia, dan yang lebih penting lagi, Israel menerima hasil ini. Badai Al-Aqsa menempatkan kelangsungan hidup dan eksistensi Israel dalam bahaya dan mengungkap kerapuhan, kelemahan, dan kegagalan keamanan,  politik dan mentalnya.”

Sayid Nasrallah juga mengatakan, “Evaluasi Amerika-Israel mengkonfirmasi bahwa apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober nyaris menghancurkan entitas musuh (Israel), dan perang ini adalah perang orang yang sudah kehilangan akalnya, dan ini merupakan salah satu faktor kegagalannya dalam perang, karena entitas musuh tidak mengelola perang ini dengan akal. Setelah 6 bulan perang, Netanyahu, (Menhan Israel Yoav) Galant dan banyak lainnya kehilangan akal mereka.” (raialyoum)