Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 3 Desember 2022

Jakarta, ICMES. Ketua Partai Al-Nour yang beraliran Salafi/Wahhabi di Mesir, Younes Makhioun, membuat pernyataan panas dan menghebohkan jagad medsos Arab. Pasalnya, alih-alih memuji Qatar atas terselenggaranya Piada Dunia 2022 di negara ini, dia malah mencemoohnya dan justru membanggakan apa yang disebutnya “bom nuklir Iran”.

Pasukan Irak di kota Sulaymaniyah, Irak utara, menggagalkan operasi penyelundupan senjata terbesar ke Iran.

Pemerintah China menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) terus menjarah kekayaan Suriah dan mengerahkan pasukan pendudukan di wilayah negara Arab ini sehingga melanggar aturan dan hukum internasional yang justru diklaim hendak dilindungi.

Berita Selengkapnya:

Gempar, Ketua Partai Salafi/Wahhabi Mesir Ajak Umat Banggakan Nuklir Iran, Bukan Piala Dunia Qatar

Ketua Partai Al-Nour yang beraliran Salafi/Wahhabi di Mesir, Younes Makhioun, membuat pernyataan panas dan menghebohkan jagad medsos Arab. Pasalnya, alih-alih memuji Qatar atas terselenggaranya Piada Dunia 2022 di negara ini, dia malah mencemoohnya dan justru membanggakan apa yang disebutnya “bom nuklir Iran”.

“Kami tidak bangga dengan negara Arab yang menyelenggarakan Piala Dunia dan menghabiskan miliaran dolar untuk ini. Kami berharap kebanggaan itu untuk bidang-bidang lain, seperti bom nuklir Iran,” ujarnya.

Makhioun juga blak-blakan menegaskan, “Pertandingan Piala Dunia adalah buang-buang waktu dan umur, di situ ada penjunkir balikan tolok ukur, dan modal seorang Muslim adalah waktu. Yang pasti, Tuhan kita akan meminta pertanggungjawaban atas jam dan waktu yang telah hilang.”

Menurut laporan Rai Al-Youm, pernyataan Makhioun itu mengundang tanggapan pro dan kontra. Ada yang menyebut pernyataan itu bukan saja tak bersalah, melainkan juga menggugah hati, dan ada pula yang menganggap pernyataan itu sia-sia.

Khaled Omran, Sekretaris Lembaga Fatwa (Dar Al-Ifta) Mesir, termasuk orang yang segera menyampaikan sanggahan atas pernyataan itu. Dia menekankan bahwa olahraga adalah sesuatu yang dipertimbangkan dalam Islam, dan Rasulullah pun berolahraga bersama para sahabat dan istrinya, Aisyah.

Omran juga menyebutkan bahwa sepak bola tidak dilarang, karena juga bermanfaat dan menjadi ajang saling kenal antarbudaya , dan bahwa tidak ada yang berhak untuk menilai makhluk Allah, termasuk para pesepak bola, sebagai serendah-rendahnya manusia (asfalu safilin).

Beberapa warganet Arab tampak membela Mahkyoun dan ikut mengecam sepak bola sembari menyebut olah raga ini sebagai candu bagi bangsa-bangsa dunia, dan menyerukan kebangkitan untuk melawan candu ini.

Sejumlah pegiat medsos Mesir menyoal Pemimpin Partai Salafi Mesir; Bagaimana nasib ribuan tahanan (politik), nasib pulau Tiran dan Sanafir, kontroversi Bendungan Raksasa Renaissance Ethiopia, serta kemiskinan, kezaliman, kebodohan dan penyakit? Apa yang dilakukan oleh Partai Salafi dalam semua isu itu?

Jurnalis Khairy Ramadan  juga mengecam Makhioun dengan menyebutnya kacau akibat pencampuran agama dengan politik. (raialyoum)

Irak Gagalkan Penyelundupan Senjata Terbesar ke Iran

Pasukan Irak di kota Sulaymaniyah, Irak utara, menggagalkan operasi penyelundupan senjata terbesar ke Iran.

Media Irak, Jumat (2/12), menerbitkan gambar senjata yang berhasil disita dalam proses penggagalan penyelundupannya ke Iran.

Disebutkan bahwa penyelundupan itu diupakan oleh pihak-pihak tertentu ketika Iran dilanda aksi protes yang didukung oleh pihak-pihak asing dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Islam Iran yang gigih mendukung Palestina dan menggalang resistensi anti AS dan Israel.

Berita penggagalan penyelundupan senjata itu beredar ketika Presiden Iran Ibrahim Raisi berkunjung ke kota Sanandaj, ibu kota Provinsi Kurdistan Iran di bagian barat negara ini.

Terkait kunjungan untuk pengoperasian proyek pembangunan ini beredar video dan foto penyelenggaraan shalat jamaah di mana Presiden Raisi yang bermazhab Syiah bermakmum kepada seorang imam Sunni.

Sementara itu, komandan Markas Hamzah Sayyid al-Syuhada  Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Muhammad Taqi Osanloo menyatakan pihaknya bisa menyerang pemimpin salah satu kelompok bersenjata yang gigih berusaha menyerang Iran, tapi hal itu tidak dilakukan oleh IRGC karena pemimpin “kelompok teroris” itu tinggal bersama istri dan keluarganya.

“Kami bisa menargetkan pemimpin salah satu kelompok teroris ini, tetapi kami tidak melakukannya karena dia bersama istri dan keluarganya,” ujar Osanloo

Dia menambahkan: “Kami telah menyiapkan berkas yang jelas tentang teroris musuh yang ditampung oleh otoritas Kurdistan Irak, dan kami menuntut agar mereka diserahkan ke Iran.”

Dia juga mengatakan: “Kami berhasil melukai salah satu pemimpin kelompok teroris, yang dipindahkan ke rumah sakit di Erbil, dan dia adalah sekjen para penebar kerusuhan.”

Mengenai Amerika Serikat (AS) dia mengatakan, “Kami tahu bahwa para pejabat Kurdistan Irak tak menyembunyikan hubungannya dengan AS, dan kamipun tak mencampuri urusan ini, tapi kami menolak segala bentuk keberadaan AS di perbatasan (bersama Irak) dengan kami, dan kami akan menghadapi AS sehingga Kurdistan Iraklah yang akan membayar mahal.” (raialyoum/alalam)

China Sebut AS Jarah Kekayaan Suriah hingga Senilai Miliaran Dolar

Pemerintah China menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) terus menjarah kekayaan Suriah dan mengerahkan pasukan pendudukan di wilayah negara Arab ini sehingga melanggar aturan dan hukum internasional yang justru diklaim hendak dilindungi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers, Jumat (2/12), mengatakan bahwa pangkalan militer ilegal AS di wilayah Suriah hanyalah dalih dan kedok untuk melayani kepentingan hegemoni AS, sementara masyarakat internasional tidak menyadari hal ini.

Lijian menyebutkan bahwa pencurian dan penyelundupan minyak Suriah oleh AS menimpakan kerugian besar pada negara Suriah senilai lebih dari US$ 100 miliar.

Dia menjelaskan, “AS memiliki rekam jejak panjang dalam penyebaran disinformasi, seperti botol yang berisi bubuk putih dan video teatrikal White Helmets, yang digunakannya untuk membenarkan peluncuran serangan ke Irak dan Suriah di masa lalu.”

Lijian menilai belanja militer AS yang menempati urutan pertama di dunia sebagai biang kerok kacaunya keamanan serta stabilitas regional dan global.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China juga menyebut AS sebagai pangkal diplomasi koersif, baik melalui ancaman kekuatan, pemaksaan isolasi politik, maupun sanksi ekonomi dan blokade teknologi.

Sementara itu, pemerintah Suriah menolak pernyataan terbaru oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa yang menuduh Damaskus tidak mematuhi Konvensi Senjata Kimia (CWC). Suriah menyebut pernyataan itu sebagai upaya menipu masyarakat internasional.

“Negara-negara Barat tertentu dan pejabat Uni Eropa telah bertindak terlalu jauh dalam menipu masyarakat internasional atas dugaan penggunaan senjata kimia oleh pasukan Suriah dan Rusia,” ungkap Kemlu Suriah, Kamis (1/12).

Kemlu Suriah menambahkan bahwa upaya demikian dilakukan demi untuk mendukung skema kolonial Barat dengan cara mencemarkan citra Suriah dan Rusia.

Kemlu Suriah juga mengingatkan bahwa beberapa negara anggota UE dan negara Barat lainnya telah menggunakan senjata kimia di berbagai negara dunia.

Kementerian itu menegaskan, “Damaskus tidak dan tidak akan menggunakan senjata semacam itu, meskipun telah digunakan oleh kelompok teroris dan agen intelijen Barat di Suriah. Pemerintah Suriah juga menekankan pihaknya menentang penggunaan amunisi semacam itu di mana dan kapanpun.” (alalam/presstv)