Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 28 September 2019

rouhani di pbb 2Jakarta, ICMES. Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan bahwa AS melalui para pemimpin Eropa telah mengajak Iran berunding, tapi dia menolaknya.

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam beberapa tahun terakhir ini telah memimpin gerakan perlawanan terhadap agenda AS di Timur Tengah.

Angkatan laut, kementerian pertahanan dan badan logistik angkatan bersenjata Iran sedang menjalani proses pembuatan tiga kapal perusak (destroyer) baru.

Gerakan Ansarullah di Yaman, membantah “bocoran” yang menyebutkan bahwa Arab Saudi mulai menerapkan gencatan senjata parsial atau terbatas di Yaman.

Berita selengkapnya:

Rouhani Mengaku Diajak Berunding oleh Trump Melalui Para Pemimpin Eropa, Tapi Menolak

Presiden Iran Hassan Rouhani setiba di Bandara Mehrabad, Teheran, dari New York, AS, usai mengikuti sidang Majelis Umum PBB, Jumat (27/9/2019), menyatakan bahwa AS melalui para pemimpin Eropa telah mengajak Iran berunding, tapi dia menolaknya karena AS tetap bersikukuh melanjutkan sanksi-sanksinya terhadap Iran.

Rouhani menjelaskan bahwa para pemimpin Jerman, Inggris, dan Prancis bersekiras agar perundingan itu terlaksana, dan dalam rangka ini mereka bahkan menjanjikan bahwa AS akan mencabut sanksi itu jika perundingan terlaksana.

“Saya memberitahu para pemimpin Eropa bahwa kami siap berunding dengan syarat adil dan bebas, sementara hasil perundingan di bawah tekanan dan sanksi tak dapat diramal,” lanjutnya.

Dia memastikan Teheran bukannya takut ataupun menghindari perundingan, melainkan Washingtonlah yang mempersulit dan tidak menghendaki solusi.

Saat membantah tudingan Iran berada di balik serangan ke Aramco, Presiden Iran menyebutkan bahwa beberapa negara semisal Turki dan Rusia menolak tuduhan itu dan menilainya tidak benar.

Hubungan antara Iran dan AS memanas sejak Presiden AS Donald Trump pada tahun lalu menarik keluar negaranya dari perjanjian nuklir Iran dengan sejumlah negara terkemuka dunia, dan kemudian menerapkan sanksi di bidang perminyakan dan perbankan terhadap Iran.

Iran lantas menekan Eropa agar memberikan dukungan ekonomi tambahan kepada Iran demi mempertahankan perjanjian nuklir.

Situasi kawasan Teluk Persia semakin memburuk setelah AS dan Arab Saudi menganggap Iran bertanggungjawab atas serangan rudal dan drone yang menerjang dua komplek kilang minyak Saudi, sementara Iran membantahnya.  (raialyoum)

Nasrallah Ungkap Rahasia Keberanian Ayatullah Khamenei Ketika Semua Orang Ketakutan

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam beberapa tahun terakhir ini telah memimpin gerakan perlawanan terhadap agenda AS di Timur Tengah.

Nasrallah menyebutkan bahwa pasca seangan 11 September 2001 yang menerjang AS, Ayatullah Khamenei justru bangkit menghadapi sepak terjang AS ketika semua orang ketakutan kepada amarah AS dan kemungkinan amuk serangan untuk menguasai Timur Tengah secara total.

“Ini bukan saja memerlukan kecerdasan tersendiri, wawasan politik, kepatuhan kepada agama, dan keikhlasan, melainkan juga keberanian yang maksimal. Anda berhadapan dengan satu-satunya kekuataan raksasa yang dominan dan arogan di dunia, dan yang sedang kalap sehingga tak mengenal lagi ketentuan dan ketetapan apapun. Dan beliau telah menghadapinya bukan dalam posisi menolak menyerah, melainkan justru dalam posisi menyerang. Artinya, orang yang memegang komando konfrontasi melawan agenda AS di kawasan dalam beberapa tahun terakhir adalah Sayid al-Qa’id (Ayatullah Khamene).”

Nasrallah mengaku mendapat petunjuk dan pengarahan yang sangat bermakna dari Ayatullah Khamenei manakala Nasrallah merasa berat mengemban tanggungjawab sehingga menyampaikan keluhan kepadanya.

“Pergilah menyendiri ketika kamu merasa lelah ataupun merasa berat. Saya menasihatimu untuk mencoba cara ini, masuk ke kamar dan menyendiri, meski hanya selama 5-10 menit atau seperempat jam, lalu bercengkramalah dengan Allah SWT,” tutur Nasrallah saat menirukan pesan Ayatullah Khamenei, seperti dikutip Rai al-Youm, Jumat (27/9/2019)

Pemimpin Hizbullah yang juga diakui sebagai sosok yang sangat pemberani itu lantas mengaku, “Saya menemukan banyak berkah dari petuntuk dan pengarahan ini.” (raialyoum)

Ini Dia Apa yang sedang Dikerjakan Iran di Bidang Alutsista

Seorang petinggi militer Iran menyatakan bahwa angkatan laut, kementerian pertahanan dan badan logistik angkatan bersenjata negara republik Islam ini sedang menjalani proses pembuatan tiga kapal perusak (destroyer) baru.

Wakil komandan umum Angkatan Bersenjata Iran bidang koordinasi, Laksamana Habibollah Sayyari, menjelaskan bahwa dewasa ini sedang berjalan proses pembuatan kapal perusak yang masing-masing dinamai “Dana”, “Shiraz”, dan “Taftan” untuk kemudian diserahkan kepada Angkatan Laut Angkatan Bersenjata Iran.

Seperti dilansir Fars, kantor berita semi-resmi yang dekat dengan militer Iran, dan dikutip Rai alyoum,  Jumat (27/9/2019), Sayyari juga menyebutkan ihwal produksi alutsista lain dengan mengatakan, “Dewasa ini ada jalur produksi senjata-senjata canggih semisal rudal, jet tempur, kapal perang, kapal selam, dan tank.”

Dia melanjutkan, “Prestasi-prestasi Iran di bidang industru kapal selam relatif maju. Sejauh ini, selain ada kapal selam ringan Ghadir, juga ada kapal-kapal selam semi berat Fateh yang sepenuhnya karya lokal dan sedang berada di jalur produksi besar.”

Dia menyebutkan bahwa kapal selam Fateh tidak menyerupai kapal selam lain di dunia.

“Beberapa prototipe yang akan datang untuk kapal selam lokal Fateh akan jauh lebih canggih daripada apa yang telah diungkap sebelumnya,” tutur Sayyari. (raialyoum)

Ansarullah Bantah Kabar Saudi Terapkan Senjata Terbatas di Yaman

Mohammad Ali al-Houthi, salah satu petinggi gerakan Ansarullah di Yaman, membantah “bocoran” yang menyebutkan bahwa Arab Saudi mulai menerapkan gencatan senjata parsial atau terbatas di Yaman.

Ali  Al-Houthi yang menjabat ketua Dewan Tinggi Revolusi Yaman juga menegaskan pihaknya tidak akan menerima kecuali “penghentian secara total agresi disertai blokade (Saudi dan sekutunya) terhadap Yaman”.

“Bocoran yang beredar di sejumlah surat kabar AS bahwa Saudi menghentikan pemboman di empat kawasan masih merupakan bocoran yang tak ada pihak resmi di belakangnya,” tutur Al-Houthi, Jumat (27/9/2019).

Dia menambahkan bahwa insiaitif Ketua Dewan Tinggi Politik, Mahdi Al-Mashat, “menegaskan penghentian agresi  secara total, dan tidak benar bocoran apapun dari pihak musuh mengenai penghentian secara parsial.”

Mohammad Ali al-Houthi menyampaikan statemen itu setelah beberapa laporan media Barat menyebutkan bahwa Saudi telah bersepakat dengan Ansarullah mengenai gencatan senjata di sejumlah kawasan Yaman.

Surat kabar Wall Street Journal yang berbasis di AS sebelumnya melaporkan bahwa ada kesepakatan baru yang mengharuskan gencatan senjata di empat kawasan, termasuk Sanaa yang dikuasai oleh Ansarullah, dan bahwa beberapa sumber menekankan kemungkinan ekspansi gencatan senjata ke berbagai kawasan lain jika dapat berjalan mulus. (raialyoum)