Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 28 Agustus 2021

hassan-nasrallah-malam-asyuraJakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dalam pidato pada peringatan tahun ke-4 pembebasan kawasan Jroud timur, Libanon, menyatakan bahwa kelompok teroris ISIS semula berusaha menguasai Suriah dan bahkan Libanon. Dia juga menyebutkan bahwa AS memboyong para gembong teroris dari Suriah ke Afghanistan.

Para petinggi Taliban menyatakan pihaknya telah mengambil posisi di bandara Kabul, dan siap menguasai sepenuhnya dalam waktu dekat begitu AS selesai menarik pasukannya dari sana.

Militer Kuwait membantah kabar yang beredar di media sosial bahwa tiga roket dari arah Irak telah menerobos perbatasan dan menyasar kawasan sekitar pangkalan militer AS di Kuwait.

Berita Selengkapnya:

Sayid Nasrallah: AS Boyong ISIS dari Suriah ke Afghanistan

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dalam pidato pada peringatan tahun ke-4 pembebasan kawasan Jroud timur (daerah perbatasan pegunungan yang tandus antara Lebanon dan Suriah), Jumat (27/8), menyatakan bahwa kelompok teroris ISIS semula berusaha menguasai Suriah dan bahkan Libanon. Dia juga menyebutkan bahwa AS memboyong para gembong teroris dari Suriah ke Afghanistan.

“Kemenangan ini kami realisasikan tidak dengan cuma-cuma,melainkan dengan pengorbanan, kesabaran dan ketahanan…Kemenangan di Jroud empat tahun silam adalah bagian dari perang eksistensial atas Suriah dan merupakan bagian dari rencana berbahaya di kawasan… ISIS semula bertekad untuk menguasai semua bagian Suriah, dan Libanonpun merupakan bagian dari rencana mereka. ISIS semula bertekad menghubungkan Tadmur dengan Qalamoun, dan seandainya mereka berhasil melakukannya maka perang akan menjadi makin sulit,” terangnya.

Dia mengingatkan bahwa ISIS mendapat dukungan regional dan internasional, dibekali fasilitas yang melimpah, dan ribuan pasukannya sengaja didatangkan ke kawasan.

Dia juga menegaskan bahwa mantan presiden AS Donald Trump serta para pejabat AS lainnya sudah berulang kali berbicara bahwa ISIS adalah buatan Barack Obama dan Hillary Clinton.

Sayid Nasrallah melanjutkan, “Pemerintah (Libanon saat itu) tak mampu berinisiatif menghadapi kawanan teroris dan membela distrik-distrik dan desa-desa di depan ISIS. Kedubes AS mencegah pemerintah melawan ISIS dengan ancaman penghentian bantuan (AS) kepada tentara (Libanon)… Hizbullah memasuki pertempuran setelah negara meninggalkan tanggungjawab membebaskan tanah dan membela rakyatnya… Perang pembebasan Jroud berlangsung sulit dan membebani, sebelum kemudian tentara Libanon masuk dan kitapun bertempur bersama bahu membahu.”

Mengenai peranan Iran, Sekjen Hizbullah mengatakan, “Perang kami di sisi Libanon ataupun Suriah melawan teroris adalah berkat Iran.”

Mengenai Akta Caesar yang diterapkan AS dia mengatakan, “Akta ini bukan untuk memblokade Suriah saja, melainkan juga Libanon.”

Menurutnya, akta ini telah menutup sebagian besar pintu bagi orang-orang Libanon yang bermaksud berinvestasi di Suriah.

“Seandainya tak ada larangan dan veto AS niscaya kita sudah dapat menghidupkan sektor listris dan gas di Libanon… Seandangnya orang-orang Libanon mengangkat suara tinggi-tinggi terhadap AS niscaya kita sudah terkecuali dari sanksi,” lanjutnya.

Mengenai bahan bakar minyak yang sedang didatangkan dari Iran untuk mengatasi krisis Libanon, Sayid Nasrallah mengatakan kepada AS, “Jika kalian memang peduli kepada bangsa Libanon maka kecualikan Libanon dari sanksi, dan hentikan ancaman-ancaman kalian.”

Dia menambahkan, “Kami telah bersepakat dengan Iran untuk memulai pengangkutan produk minyak dengan kapal ketiga… Libanon memerlukan lebih dari tiga kapal untuk menghadapi tahap krisis dalam waktu dekat ini.”

Sayid Nasrallah juga menyinggung heboh Afghanistan dengan mengatakan, “Proyek yang telah dipersiapkan untuk kawasan telah berantakan… Apa yang kita saksikan di Afghanistan sekarang adalah pemandangan kekalahan AS secara total serta kejatuhan dan kegagalan AS secara total.”

Dia melanjutkan, “Pengalaman Afghanistan juga telah menjadi kejatuhan moral (AS) dan merefleksikan bagaimana perlakuan terhadap orang-orang yang hendak melarikan diri di Bandara Kabul… Apa yang telah dan sedang terjadi harus menjadi pelajaran, dan merupakan pemandangan di mana orang-orang  yang hendak keluar dari Kabul adalah mereka semula bekerjasama dengan pasukan AS dan NATO, pemandangan orang-orang yang jatuh dari pesawat dan ditinggalkan begitu saja.”

Dia lantas menyebutkan bahwa AS memboyong ISIS dari Suriah ke Afghanistan dengan mengatakan, “Pesawat dan helikopter yang digunakan AS di Bandara Kabul adalah sarana transportasi yang juga dipakai untuk mengangkuti para gembong dan kader ISIS dari Suriah ke Afghanistan…. AS bertujuan mengguncang semua negara jiran Afghanistan.” (raialyoum/alalam)

Taliban Kuasai Bandara Kabul

Para petinggi Taliban menyatakan pihaknya telah mengambil posisi di bandara Kabul, dan siap menguasai sepenuhnya dalam waktu dekat begitu AS selesai menarik pasukannya dari sana.

Salah seorang petinggi Taliban, Jumat (27/8), mengatakan bahwa pasukan kelompok ini telah menguasai bandara Kabul “kecuali bagian kecil darinya di mana orang-orang AS masih ada di sana”.

Pejabat anonim Taliban lainnya menyebutkan pihaknya siap menguasai bandara itu sepenuhnya dan sejauh ini “perkaranya tak lebih dari masalah waktu”.

“Begitu orang-orang AS pergi, mereka tinggal memberi isyarat kepada kami dan kamipun akan segera memegang kendali semua urusan. Ini mungkin akan terjadi dalam waktu dekat, mungkin awal pekan (depan),” ujarnya.

Menyusul laporan mengenai dikuasainya bandara Kabul oleh Taliban, Kemhan AS Pentagon menyatakan bahwa Taliban belum menguasai bagian operasional di dalam bandara Kabul.

Jubir Pentagon John Kirby mengatakan, “Mereka tak bertanggungjawab di gerbang manapun, dan tidak pula di operasi jenis apapun dalam bandara. Semua urusan ini masih di bawah kekuasaan militer AS.”

Sementara itu, korban tewas akibat ledakan bom kembar di bandara tersebut pada Kamis lalu bertambah dari 60-an orang menjadi 110 orang, termasuk 13 tentara AS dan 28 anggota Taliban.

“Kami kehilangan orang lebih banyak dari AS,” ungkap salah seorang pejabat anonim Taliban ketika menyebutkan jumlah anggota Taliban yang tewas tersebut. (raialyoum)

Pangkalan Militer AS Mendapat Serangan Roket dari Arah Irak, Kuwait Membantah

Militer Kuwait membantah kabar yang beredar di media sosial bahwa tiga roket dari arah Irak telah menerobos perbatasan dan menyasar kawasan sekitar pangkalan militer AS di Kuwait.

Pihak Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Kuwait di Twitter, Jumat (27/8), menyatakan, “Pihak Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata membantah apa yang beredar di berbagai media sosial bahwa tiga roket telah melewati angkasa perbatasan Kuwait menuju dan menyasar area sekitar pangkalan AS. Perbatasan Kuwait stabil dan aman serta tidak mengalami insiden apapun.”

Militer Kuwait menyerukan kepada semua pihak agar “cermat dalam memperlakukan berita-berita yang dapat mengusik keamanan dan stabilitas negara”.

Sebelumnya, sebuah sumber mengatakan, “Pangkalan militer AS di perbatasan Irak-Kuwait mendapat serangan roket dalam sebuah peristiwa yang tak menimbulkan korban.”

Reporter RT di Irak pada Jumat malam juga melaporkan bahwa tiga roket telah jatuh di kawasan perbatasan Safwan antara Irak dan Kuwait.

Laporan lain dari saluran berita Rusia ini menyebutkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah tiba di Baghdad, ibu kota Irak, untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara tetangga Irak.

Pesawat yang membawa Macron mendarat di tengah penerapan sistem keamanan ekstra ketat di Baghdad, termasuk dengan penutupan beberapa jalan, terutama jalur menuju bandara, dan pengerahan pasukan kontra-teror dalam jumlah besar.

Macron rencananya juga akan berkunjung ke kota Arbil dan Mosul di Irak utara.

Pertemuan puncak negara-negara tetangga Irak akan diselenggarakan pada akhir bulan ini sesuai undangan pemerintahan Perdana Menteri Mustafa Kadhimi dalam rangka pemulihan peran Irak di kawasan.

Bagi pemerintah Irak, pertemuan ini merupakan satu lompatan besar di mana negara ini menjadi tuan rumah bagi pihak-pihak yang selama ini bersiteru satu sama lain, demi mewujudkan stabilitas di kawasan. (rt)