Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 25 September 2021

Jakarta, ICMES. Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh humas bidang medianya, Jumat (24/9), mengumumkan tibanya kapal tanker minyak Iran kedua di Pelabuhan Baniyas, Suriah, pada hari hari Kamis.

Dubes Iran untuk Irak di Baghdad, Iraj Masjedi, Jumat (24/9), mengkonfirmasi adalanya kemajuan dalam perundingan antara Iran dan Arab Saudi.

Satu pemuda Palestina gugur syahid dan puluhan lainnya menderita luka-luka dalam bentrokan massa Palestina dengan pasukan Zionis Israel di Tepi Barat, Jumat (24/9).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa sejauh ini Taliban belum membentuk pemerintahan yang merepresentasikan semua elemen rakyat Afghanistan.

Berita Selengkapnya:

Hizbullah Umumkan Tibanya Kapal Tanker Kedua Iran di Pelabuhan Suriah

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh humas bidang medianya, Jumat (24/9), mengumumkan tibanya kapal tanker minyak Iran kedua di Pelabuhan Baniyas, Suriah, pada hari hari Kamis.

“Hizbullah mengumumkan tibanya kapal tanker yang mengangkut bahan bakar dan datang dari Republik Islam Iran di Pelabuhan Baniyas pada Kamis malam pukul 22.00 tanggal 23 September 2021,” bunyi pernyataan itu.

Beberapa waktu lalu, Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah mengumumkan sendiri tibanya kapal tanker minyak Iran pertama pada 12 September.

Saat itu dia juga mengatakan bahwa kapal pertama itu akan disusul beberapa kapal lain, sembari memperingatkan, “Siapapun jangan sampai keliru soal pengalaman kami dalam perang apapun; militer, ekonomi ataupun keamanan”.

Minyak dari Iran yang dikapalkan untuk membantu mengatasi krisis bahan bakar Lebanon itu kemudian diangkut dari Pelabuhan Baniyas menuju Lebanon dengan menggunakan ratusan truk tanki, dan masuk ke Lebanon pada 16 September.  

Sementara itu, Wasekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem mengatakan bahwa masuknya minyak Iran ke Lebanon menimbulkan tekanan mental pada AS sehingga terpaksa menyetujui Lebanon mengimpor gas Mesir melalui wilayah Suriah.

“Impor bahan bakar dari Iran telah mendobrak blokade terpenting Lebanon sepanjang sejarah… Bahan bakar Iran membuat AS menyetujui transit gas Mesir dari Suriah menuju Lebanon,” katanya dalam wawancara dengan saluran Al-Manar milik Hizbullah pada Jumat malam.

Dua pekan lalu Suriah dan Yordania menyetujui pengiriman gas Mesir melalui dua negara tersebut. (raialyoum/tasnim)

Dubes Iran: Terjadi Kemajuan dalam Perundingan Iran dengan Arab Saudi

Dubes Iran untuk Irak di Baghdad, Iraj Masjedi, Jumat (24/9), mengkonfirmasi adalanya kemajuan dalam perundingan antara Iran dan Arab Saudi.

“Kedua pihak berhasrat pada dialog dan penyuksesan perundingan ini,” katanya, sembari memuji peran mediasi Irak dalam perundingan tersebut.

Dia menambahkan, “Putaran keempat perundingan dengan Arab Saudi di Baghdad akan diselenggarakan. Kami berharap dialog ini mengalami kemajuan secara konstruktif.”

Dia juga mengatakan, “Perundingan dengan Saudi bergerak maju, kami berharap akan mencapai hasil-hasil yang pasti, dan hal itu kemudian diumumkan.”

Mengenai kemungkinan perundingan bilateral dan langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS), Masjedi mengatakan, “Perundingan nuklir berlangsung antara kelompok 5+1 dengan Republik Islam Iran, perundingan sebelumnya itu bukan bilateral, melainkan antara Uni Eropa dan AS dan juga Republik Islam Iran.”

Dia juga menuturkan, “Mengenai putaran baru, kami tidak akan menyetujui perundingan bilateral, sebab kami sudah memasuki perundingan dengan Eropa, dan pendirian kamipun sudah tranparan dan jelas. AS telah keluar dari JCPOA dan harus kembali kepadanya.”

Sehari sebelumnya, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan bahwa perundingan negaranya dengan Saudi telah menghasilkan “kemajuan serius” mengenai keamanan Teluk Persia.

Iran dan Saudi telah menjalankan beberapa putaran perundingan di Baghdad dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini diungkap pertama kali pada April lalu dan tercatat sebagai komunikasi langsung pertama kali antara keduanya setelah Riyadh memutus hubungan diplomatiknya dengan Teheran pada Januari 2016. (tasnim)

Bentrokan di Tepi Barat, Satu Orang Palestina Gugur Ditembak Pasukan Israel

Satu pemuda Palestina gugur syahid dan puluhan lainnya menderita luka-luka dalam bentrokan massa Palestina dengan pasukan Zionis Israel di Tepi Barat, Jumat (24/9).

Kementerian Kesehatan Palestina dalam siaran persnya mengumumkan bahwa satu orang Palestina gugur diterjang peluru tajam di bagian kepalanya dalam peristiwa bentrokan dengan tentara Israel di distrik Bita, Nablus, Tepi Barat.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa korban bernama Mohammad Ali Khabisa, 28 tahun, itu gugur saat  dilarikan ke rumah sakit Al-Najah di Nablus ketika menderita luka parah.

Dilaporkan pula beberapa orang Palestina juga menderita luka-luka dalam bentrokan tersebut dan bentrokan lain di desa Kfar Qadum di Qalqilya.

Orang-orang Palestina belakangan ini menggelar unjuk rasa setiap hari Jumat di berbagai kawasan Tepi Barat untuk menandai protes mereka terhadap perluasan permukiman Zionis dan perampasan tanah orang-orang Palestina oleh Israel.

Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) menyatakan berbela sungkawa atas gugurnya Mohammad Ali Khabisa, dan menegaskan komitmen keduanya pada opsi resistensi.

Hamas menyatakan, “Kami menegaskan bahwa opsi resistensi dengan semua bentuknya, terutama bersenjata, sanggup menyakiti musuh, mengusir rezim pendudukan dan para imigrannya, membebaskan tawanan, dan menjaga hal-hal yang disucikan.”

Sedangkan PFLP menegaskan, “Darah Syahid Mohammad Khabisa dan semua syuhada bangsa kami yang telah tampil di berbagai arena konfrontasi menghadapkan semua orang Palestina pada realisasi persatuan barisan dan kemufakatan atas program resistensi yang terus menyempurna dengan semua bentuknya.”

Berbagai perkiraan dari pihak Israel maupun Palestina menyebutkan adanya sekira 650 imigran Zionis Yahudi di Tepi Barat, termasuk kota suci Quds (Baitul Maqdis/Yerussalem). (raialyoum)

Erdogan: Kabinet Taliban Tak Mewakili Seluruh Rakyat Afghanistan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa sejauh ini Taliban belum membentuk pemerintahan yang merepresentasikan semua elemen rakyat Afghanistan.

“Melihat metode Taliban sekarang ini, sayang sekali sejauh ini belum terbentuk pemerintahan inklusif yang meliputi semua kelompok Afghanistan. Dewasa ini ada beberapa isyarat dari Taliban untuk kemungkinan pembentukan kabinet inklusif di masa mendatang. Jika hal ini terjadi maka kami dapat duduk satu meja dengan Taliban dan berunding mengenai masa depan Afghanistan” ungkap Erdogan kepada wartawan di New York, AS, seperti dikutip situs berita Arabi21, Jumat (24/9).

Edogan juga menyebutkan bahwa Taliban sendiri memiliki banyak masalah internal, yang jika mereka dapat menyelesaikannya maka “Turki dapat menempuh langkah-langkahnya untuk masa depan Afghanistan”.

Mengenai kebijakan imigrasi Turki, dia mengatakan negara ini tidak akan membuka pintu bagi para pengungsi dan pencari suaka dari Afghanistan, dan AS pun tak sepatutnya mengimbau Turki untuk membuka pintu.

Rabu lalu Dubes Turki untuk Afghanistan di Kabul, Cihad Erginay, dan menteri luar negeri pemerintahan sementara Taliban, Amir Khan Muttaqi, mengadakan pertemuan mengenai hubungan bilateral antara Turki dan Afghanistan.

Dalam pertemuan ini Muttaqi meminta Turki merampung proyek-proyek setengah jalannya di Afghanistan, dan melanjutkan kerjasamanya dengan Afghanistan. (/tasnim)