Jakarta, ICMES. Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam menggelar latihan perang bersandi “Nabi Besar ke-17†pada hari kelima dan terakhir antara lain dengan menunjukkan peluncuran lima unit drone melalui satu peluncur dan mensimulasi serangan rudal ke fasilitas nuklir Israel.

Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan bahwa Riyadh telah memberikan visa kepada tiga diplomat Iran untuk mewakili negaranya dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi.
Berita Selengkapnya:
Pasukan Iran Pamerkan Alat Peluncur 5 Drone dan Simulasikan Badai Rudal Anti-Israel, Inggris Angkat Bicara
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menggelar latihan perang bersandi “Nabi Besar ke-17†pada hari kelima dan terakhir, Jumat (24/12), antara lain dengan menunjukkan peluncuran lima unit drone melalui satu peluncur dan mensimulasi serangan rudal ke fasilitas nuklir Israel.
Sebuah video memperlihatkan pasukan Iran itu melesatkan lima unit pesawat nirawak (UAV/drone) melalui sebuah peluncur bersusun yang dipasang di atas sebuah truk. Terlihat pesawat-pesawat itu melesat satu persatu dari peluncurkan tersebut.
Dilaporkan bahwa yang diluncurkan itu adalah drone kamikaze tipe Shahed-136. Dalam video itu juga terlihat dahsyatnya ledakan yang dihasilkan oleh hantaman drone-drone tersebut.
Dalam satu penggalan video lainnya tampak IRGC meluncurkan beberapa rudal secara serempak, yang dilaporkan sebagai simulasi serangan ke lokasi-lokasi penting dan vital musuh Iran, termasuk reaktor nuklir Dimona Israel, yang dilakukan dengan melesatkan 16 rudal secara bersamaan.
Seorang komandan senior Iran pada hari itu menegaskan bahwa latihan perang itu merupakan peringatan bagi Rezim Zionis Israel.
Dalam video kedua tersebut terlihat sebuah target yang menyerupai reaktor nuklir Dimona hancur dilumat oleh rudal-rudal Iran.
Komandan Umum IRGC Mayjen Hossein Soleimani dalam sebuah pernyataan yang ditayangkan di televisi resmi mengatakan, “Latihan perang ini memiliki pesan yang sangat jelas, suatu reaksi serius dan nyata atas ancaman Rezim Zionis, dan merupakan satu pesan baginya untuk tidak mencoba melakukan tindakan bodoh.â€
Dia menambahkan, “Kami akan putus tangan mereka jika bertindak bodoh, jarak antara operasi sungguhan dan latihan perang ini hanyalah pengubahan sudut peluncuran rudal.â€
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri mengatakan bahwa 16 rudal yang dilesatkan itu adalah rudal balistik dari berbagai tipe.
Kemlu Inggris mengecam peluncuran rudal balistik itu dan menyebutnya sebagai tindakan yang mengancam keamanan regional dan internasional.
“Kami menyerukan kepada Iran untuk segera menghentikan aktivitasnya itu,†ungkap Kemlu Iran.
Menanggapi kecaman ini, Jubir Kemlu Iran Saeed Khatibzadeh balik mengecam Inggris dan menyebut pernyataan itu sebagai “campurtangan dalam urusan daya pertahanan Iranâ€.
Iran menyatakan rudal balistiknya memiliki jangkauan 2000 km dan mampu mencapai pangkalan Israel dan AS di kawasan.
Iran memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, dan senjata-senjata ini merupakan kekuatan pencegah dan pembalasan terhadap Amerika Serikat dan musuh lainnya jika terjadi perang. (alalam/tasnim/raialyoum)
Mengejutkan, Saudi Mengaku Beri Visa kepada 3 Diplomat Iran
Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan bahwa Riyadh telah memberikan visa kepada tiga diplomat Iran untuk mewakili negaranya dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi.
“Kerajaan Arab Saudi telah setuju untuk memberikan visa kepada tiga diplomat Iran sebagai bagian dari prosedur rutin untuk perwakilan negara anggota OKI yang berbasis di Jeddah,†kata pejabat itu kepada CNN, Jumat (24/12).
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian dalam sebuah konferensi pers bersama sejawatnya dari Irak di Teheran menyatakan bahwa pemerintah Saudi pekan lalu bersedia mengeluarkan visa masuk bagi diplomat yang dijadwalkan bekerja di markas OKI.
Disebutkan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan bahwa prioritas kebijakan luar negeri negaranya akan mencakup peningkatan hubungan dengan negara-negara tetangga di kawasan Teluk Persia, dan berusaha untuk membuka kembali pertukaran kedutaan besar Iran-Saudi. (raialyoum)