Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 21 Oktober 2023

Jakarta, ICMES. Media Israel mengomentari slogan-slogan para demonstran Mesir yang menyerukan kepada Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, agar menggempur Tel Aviv.

Kementerian Dalam Negeri Palestina, menyatakan sejumlah besar pengungsi yang berlindung di kompleks sebuah gereja tua di Gaza gugur terkena serangan udara Israel.

Sebuah sumber mengkonfirmasi kepada Al-Mayadeen bahwa tiga tentara  Israel tewas dan empat lainnya menderitra luka-luka dalam dua serangan yang dilancarkan oleh kelompok pejuang Hizbullah terhadap pasukan militer Israel di  Natawa  dan sebuah daerah di dekat  Branit.

Demonstran Mesir Teriakkan Yel-Yel “Nasrallah, Gempurlah Tel Aviv”, Begini Komentar Media Israel

Media Israel mengomentari slogan-slogan para demonstran Mesir yang menyerukan kepada Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, agar menggempur Tel Aviv.

Slogan itu dipekikkan dalam unjuk rasa puluhan ribu orang pada hari Jumart (21/10) ketika mereka keluar dari Masjid Al-Azhar, Kairo, di mana massa mengecam pembantaian yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Para pegiat media sosial menyebarkan video para demonstran  menyerukan Sayid Nasrallah untuk menyerang  Israel, dan kemudian Channel 12 Israel menyebutnya sebagai peristiwa yang “belum pernah terjadi sebelumnya.”

Saluran itu menyebut Israel “sedang menghadapi gunung berapi,” dan menyatakan, “Pertempuran tidak hanya akan terjadi di jalan-jalan Gaza,  melainkan juga akan ada pertempuran lain di jalan-jalan Kairo, Amman, dan tempat-tempat lain.”

Menyusul seruan para petinggi Hamas, umat Islam di berbagai negara Arab, Islam dan lain-lain, terutama di ibu kota masing-masing, menggelar unjuk rasa akbar  mengutuk kejahatan tentara Israel di Jalur Gaza, sejak operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober, yang telah menjatuhkan korban gugur lebih dari 4.000 dan korban luka 13.000 orang serta menghancurkan dan merusak setidaknya 30 persen rumah dan tempat tinggal. (almayadeen)

Israel Membom Para Pengungsi Gaza yang Berlindung di Gereja Tua

Kementerian Dalam Negeri Palestina, Jumat (20/10), menyatakan sejumlah besar pengungsi yang berlindung di kompleks sebuah gereja tua di Gaza gugur terkena serangan udara Israel.

Setidaknya 18 pengungsi Palestina yang berlindung di Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza gugur pada Kamis malam.

Dibangun sekitar tahun 1150 M, gereja ini merupakan gereja tertua yang masih digunakan di Gaza. Terletak di lingkungan bersejarah Kota Gaza, tempat ini menawarkan perlindungan bagi orang-orang dari berbagai agama selama beberapa generasi.

Banyak warga Gaza yang beragama Kristen dan Muslim mengungsi di tempat ibadah peninggalan abad ke-12 tersebut ketika terjadi serangan Israel

Militer Israel mengklaim bahwa pesawat tempurnya menargetkan pusat komando dan kendali yang terlibat dalam peluncuran roket dan mortir ke arah Israel, namun akibat serangan tersebut, tembok gereja di kawasan tersebut rusak.

Patriarkat Ortodoks Yunani al-Quds menegaskan, “Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan.”

Warga Kristen dan Muslim Palestina di Gaza telah melarikan diri ke gereja-gereja dan lembaga-lembaga yang dikelola gereja dalam beberapa hari terakhir, termasuk Saint Porphyrius, untuk mencari perlindungan dari intensitas pemboman Israel.

Ramzi Khoury, ketua Komite Tinggi Urusan Gereja di Palestina, mengatakan pemboman itu menunjukkan “niat Israel untuk memusnahkan rakyat Palestina”.

“Menargetkan tempat ibadah merupakan kejahatan perang, dan hukum internasional memperjelas bahwa rumah ibadah dalam keadaan apa pun tidak boleh diserang,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Pada hari Selasa, serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza menggugurkan sekira 500 orang Palestina. Hal ini memicu kemarahan global atas pembantaian warga sipil, yang banyak di antaranya berlindung dari pemboman kejam Israel selama hampir dua minggu di Jalur Gaza. (presstv)

Digempur Pejuang Lebanon, 3 Pasukan Infantri Israel Tewas dan 4 Lainnya Cedera

Sebuah sumber mengkonfirmasi kepada Al-Mayadeen bahwa tiga tentara  Israel tewas dan empat lainnya menderitra luka-luka dalam dua serangan yang dilancarkan oleh kelompok pejuang Hizbullah terhadap pasukan militer Israel di  Natawa  dan sebuah daerah di dekat  Branit, Jumat (20/10).

Media Israel melaporkan bahwa tujuh tentara Israel tewas dan terluka dalam dua serangan Hizbullah di dekat Branit.

Koresponden Al-Mayadeen di Lebanon selatan menyatakan bahwa pasukan pendudukan Israel tidak dapat mengevakuasi para korban itu kecuali setelah menggunakan helikopter.

Sebelumnya, Hizbullah mengumumkan bahwa pasukannya telah menggempur pasukan infanteri Israel di dekat barak Branit dengan rudal, sehingga menjatuhkan beberapa korban.

Koresponden Al-Mayadeen di Lebanon selatan mengkonfirmasi bahwa patroli jalan kaki Israel terkena tembakan senjata Hizbullah di dekat situs  Natawa , dan menimbulkan korban langsung.

Disebutkan bahwa sebuah pesawat Apache Israel menyisir hutan di sekitar situs Branit, bertepatan dengan suara tembakan senapan mesin dari barak, ketika penembakan artileri Israel yang intens terus berlanjut di daerah tersebut.

Hizbullah sebelumnya juga menyerang  barak Branit, dan mereka umumkan beberapa hari yang lalu bahwa mereka telah menggempur kumpulan tentara pendudukan di barak itu dengan peluru kendali, dan menyebabkan sejumlah korban jiwa.

Media Israel melaporkan bahwa dalam baku tembak terjadi di perbatasan utara pada hari Jumat dan terjadi tembakan anti-lapis baja dari Lebanon ke lokasi militer di Metulla.

Channel 12 Israel menyebutkan bahwa sekitar 50.000 pemukim Yahudi dari utara telah dipindahkan sejak awal perang, dengan dukungan pemerintah, dan ada pula mengambil inisiatif untuk keluar atas kemauan mereka sendiri.  (/almayadeen)