Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 21 Agustus 2021

kontra talibanJakarta, ICMES. Kelompok militan Taliban terlibat konfrontasi sengit dengan para penentang mereka di provinsi Baghlan, Afghanistan utara. Demikian dilaporkan situs berita Al-Alam, Jumat (20/8).

Sejauh ini belum jelas jumlah pasti senjata yang telah direbut oleh Taliban, namun mereka diperkirakan memiliki setidaknya 2.000 kendaraan lapis baja, termasuk Humvee asal AS serta sejumlah besar helikopter dan pesawat nirawak.

Serangan rudal pasukan Zionis Israel ke daerah provinsi Damaskus, Suriah, pada Kamis lalu (19/8), menewaskan empat warga sipil dan melukai empat lainnya. Demikian dikatakan sumber keamanan Suriah kepada kantor berita Sputnik milik Rusia, Jumat.

Kepala Dewan Tinggi Revolusi Yaman yang berafiliasi dengan gerakan Ansarullah (Houthi), Mohammad Ali Al-Houthi, menyatakan bahwa kelompok pejuang Hizbullah sedang berusaha mendobrak blokade AS terhadap Lebanon.

Berita Selengkapnya:

Kontak Senjata Sengit Pecah, Tiga Kawasan Lepas dari Tangan Taliban

Kelompok militan Taliban terlibat konfrontasi sengit dengan para penentang mereka di provinsi Baghlan, Afghanistan utara. Demikian dilaporkan situs berita Al-Alam, Jumat (20/8).

Dikutip reporter Al-Alam, penjabat menteri pertahanan pemerintahan Ashraf Ghani mengatakan bahwa tiga kawasan di provinsi tersebut terlepas dari kendali Taliban.

Tanpa menyebutkan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan tersebut, reporter Al-Alam melaporkan bahwa sebuah jet tempur F-16 AS melesat di angkasa Kabul.

Dalam beberapa hari terakhir terjadi penggalangan kekuatan militer anti-Taliban dan diperkirakan akan segera beraksi melawan kelompok yang sudah satu pekan berkuasa di Kabul dan hampir semua wilayah Afghanistan tersebut.

Ahmad Massoud, 32 tahun, putra tokoh pejuang legendaris Afghanistan Ahmad Shah Massoud, adalah nama yang belakangan ini mengemuka sebagai tokoh utama oposisi anti-Taliban.

Dia yang menggalang kekuatan di Lembah Panjshir, satu-satunya wilayah Afghanistan yang sejak dulu tak pernah jatuh ke tangan Taliban, mengklaim anggota militer Afghanistan termasuk beberapa unit elit Pasukan Khusus telah bergabung dengannya.

“Kami punya gudang peluru dan senjata yang dikumpulkan sejak jaman ayah saya karena kami tahu hari ini akan datang,” sumbarnya.

Tambahan senjata juga datang dari militer Afghanistan yang telah bergabung dengannya.

Dia bersumbar bahwa jika Taliban nekat menyerang Lembah Panjshir, yang terletak di utara Kabul, maka mereka akan mendapat perlawanan sengit.

Ahmad bersumbar demikian setelah Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh mengumumkan dirinya sebagai pemimpin yang sah setelah Presiden Ashraf Gani melarikan diri. Amrullah juga merupakan tangan kanan ayah Ahmad Massoud di masa hidupnya.

Sementara itu, seorang perunding  senior Taliban, Suhail Shahin, menyatakan pihaknya melanjutkan perundingan untuk pembentukan sebuah pemerintahan yang melibatkan semua pihak di Afghanistan.

Dia menyebutkan sekarang belum saatnya untuk penyelenggaraan pemilu untuk pembentukan pemerintahan baru, dan karena itu  pemerintahan yang akan segera dibentuk untuk mengisi kevakuman adalah pemerintahan hasil perundingan, yang akan mengangkat siapa saja yang akan memegang jabatan.

Dia mengatakan, “Dewasa ini ada kevakuman kekuasaan. Konstitusi baru akan disusun dan kemudian disahkan.”

Dalam beberapa hari lalu, sejumlah tokoh terkemuka yang terdiri atas Hamid Karzai, Abdullah Abdullah, Fazal Hadi Muslimyar dan Gulbuddin Hekmatyar menjadi tuan rumah para anggota senior Taliban. (alalam/cnn/fna)

Taliban Rebut 2000 Kendaraan Lapis Baja dan 40 Helikopter

Sejauh ini belum jelas jumlah pasti senjata yang telah direbut oleh Taliban, namun mereka diperkirakan memiliki setidaknya 2.000 kendaraan lapis baja, termasuk Humvee asal AS serta sejumlah besar helikopter dan pesawat nirawak.

Reuters melaporkan bahwa sebulanan yang lalu Kementerian Pertahanan Afghanistan memposting di media sosial foto-foto tujuh helikopter yang dikirim oleh AS baru tiba di Kabul.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir ini Taliban telah merebut sebagian besar wilayah Afghanistan serta semua senjata dan peralatan yang ditinggalkan oleh pasukan Afghanistan yang melarikan diri.

Sebuah rekaman video memperlihatkan gerilyawan Taliban memeriksa barisan panjang kendaraan dan membuka peti senjata api baru, peralatan komunikasi, dan bahkan pesawat nirawak militer.

“Segala sesuatu yang belum dihancurkan adalah milik Taliban sekarang,” ungkap seorang pejabat anonim AS kepada Reuters.

Para pejabat dan mantan pejabat AS mengatakan ada kekhawatiran senjata yang dapat digunakan untuk membunuh warga sipil itu direbut oleh kelompok militan lain seperti ISIS untuk menyerang kepentingan AS di wilayah tersebut.

Pemerintahan Presiden Joe Biden sangat prihatin ihwal senjata tersebut dan sedang mempertimbangkan sejumlah opsi untuk mendapatkannya lagi. (mna)

Serangan Israel ke Suriah Kamis lalu Gugurkan Empat Warga Sipil

Serangan rudal pasukan Zionis Israel ke daerah provinsi Damaskus, Suriah, pada Kamis lalu (19/8), menewaskan empat warga sipil dan melukai empat lainnya. Demikian dikatakan sumber keamanan Suriah kepada kantor berita Sputnik milik Rusia, Jumat.

Sumber itu menambahkan bahwa para korban tewas berusia antara 20 hingga 50 tahun, sedangkan kondisi para korban luka tidak parah. Menurutnya, dalam serangan itu pasukan Zionis melesatkan tiga rudal ke rumah penduduk di kota Qarah di bagian utara provinsi Damaskus.

Menanggapi serangan ini, Kemlu Suriah menegaskan bahwa berlanjutnya agresi Rezim Zionis tak menggentarkan nyali rakyat Suriah, dan bahwa serangan itu dilancarkan oleh pasukan Zionis dengan lampu hijau dari AS yang sedang menelan pil pahit kekalahan di Afghanistan.

Di pihak lain, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) menyebutkan bahwa dalam peristiwa itu salah satu rudal darat-ke-udara dari sistem pertahanan udara Suriah telah mengejar jet tempur Israel hingga perbatasan Yordania-Israel (Palestina pendudukan 1948).

Menurut YA, jet tempur Israel menyerang Suriah dengan melanggar zona udara Libanon, dan kemudian direaksi oleh sistem pertahanan udara S-200 Suriah dengan melepaskan puluhan rudal SA-5 ke arah jet tempur Israel.

Para pakar menyebutkan bahwa rudal Suriah itu berjarak tempuh 300 km, namun belum jelas apakah rudal itu masuk ke wilayah Israel atau tidak, dan sejauh ini masih dilakukan penyelidikan mengenai hal tersebut.

Meski demikian, sumber-sumber Israel mengakui bahwa sedikitnya satu rudal Suriah telah jatuh di dekat perbatasan Yordania. (tasnim/alalam)

Ansarullah Yaman: Hizbullah Dobrak Blokade AS terhadap Libanon

Kepala Dewan Tinggi Revolusi Yaman yang berafiliasi dengan gerakan Ansarullah (Houthi), Mohammad Ali Al-Houthi, menyatakan bahwa kelompok pejuang Hizbullah sedang berusaha mendobrak blokade AS terhadap Lebanon.

Pernyataan itu mengacu pada pidato Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah belum lama ini yang menyebutkan bahwa kapal tanker minyak pertama Iran akan bergerak dari Iran menuju Libanon.

Dikutip saluran Al-Masirah, Jumat (20/8), Ali Al-Houthi menyatakan bahwa suplai produk minyak ke Lebanon itu merupakan satu langkah untuk memecah blokade AS terhadap Libanon.

“Fakta Sekjen Hizbullah Lebanon telah menyatakan bahwa kapal yang membawa produk minyak untuk Lebanon menunjukkan penghormatan atas kedaulatan nasional negara ini,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa pihak-pihak yang mengatakan Hizbullah tidak menghormati kedaulatan Libanon adalah mereka yang justru hanya mempertimbangkan kepentingan mereka sendiri.

Lebanon belakangan ini dilanda krisis bahan bakar, sementara sebagian kelompok politik di Lebanon dilaporkan menentang pembelian bahan bakar dari Iran.

Sekjen Hizbullah memperingatkan Israel bahwa rezim Zionis ini akan mendapat reaksi keras jika sampai terjadi serangan terhadap kapal yang membawa bahan bakar Iran ke Lebanon.

Sementara itu, media Israel menyebut pernyataan Sayid Nasrallah itu sebagai tantangan bagi AS dan Israel.

Media Israel menyatakan bahwa kapal tanker Iran itu masih lama untuk mencapai perairan Libanon, yaitu sekira dua minggu lagi, dan juga tak akan menjadi solusi jangka panjang bagi krisis di Libanon.

Namun demikian, media Israel juga menyebutkan bahwa popularitas apa yang disebutnya “Poros Syiah” akan meningkatkan di Libanon, karena para pengemudi kendaraan di Libanon tak akan berurusan dengan soal negara asal bahan bakar yang mereka perlukan. (mna/tasnim)

Baca juga: