Jakarta, ICMES. Rezim Zionis Israel sampai sekarang belum secara resmi mengumumkan apakah Hizbullah yang melakukan operasi serangan di pos pemeriksaan Megiddo pada Senin lalu, karena media Israel dilarang menerbitkan masalah ini.

Salah seorang petinggi partai yang berkuasa di Turki mengatakan kemungkinan pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah Bashar al-Assad sangat lemah.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik Ali Baqeri Kani menyatakan negara ini telah menunjuk duta besarnya untuk Uni Emirat Arab (UEA), dan utusan baru tersebut akan berangkat ke UEA dalam beberapa hari mendatang.
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Laksamana Muda Alireza Tangsiri berbicara mengenai kapal perang raksasa terbaru Iran sembari memperingatkan bahwa IRGC akan menanggapi tegas setiap gerakan ofensif musuh, dan memastikan Iran sekarang sudah semakin tangguh.
Berita Selengkapnya:
Israel Masih Rahasiakan Apakah Hizbullah Pemasang Bahan Peledak Besar di Megiddo
Rezim Zionis Israel sampai sekarang belum secara resmi mengumumkan apakah Hizbullah yang melakukan operasi serangan di pos pemeriksaan Megiddo pada Senin lalu, karena media Israel dilarang menerbitkan masalah ini.
Meski demikian, seperti dilansir Channel 13 dari Hebrew TV, terungkap bahwa alat peledak yang meledak di pos pemeriksaan Megiddo sarat dengan bahan peledak dan menunjukkan bahwa alat itu diproduksi di Rusia.
Menteri Perang Israel, Yoav Galant, Kamis lalu (16/3), bersama Panglima Tentara Pendudukan, Jenderal Herzi Halevi, mengunjungi perbatasan Israel-Lebanon. Di situ dia berusaha meyakinkan media bahwa Rezim Zionis akan memilih waktu dan tempat yang tepat untuk menindak mereka yang meletakkan alat peledak itu, tanpa menuduh Hizbullah atau faksi-faksi pejuang Palestina.
Menurutnya, dinas keamanan masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui apa yang terjadi.
Analis dan pakar di Tel Aviv heran atas diamnya Hizbullah dan Sekjennya, Sayid Hassan Nasrallah, karena tidak mengeluarkan pernyataan apa pun tentang operasi Megiddo, padahal selama ini Hizbullah selalu menyatakan tanggung jawabnya jika memang telah melakukan sesuatu.
Sumber-sumber di Tel Aviv menyebutkan bahwa unsur-unsur Hizbullah mengusik penduduk pemukiman di perbatasan utara Israel dengan mengarahkan sinar laser melintasi perbatasan, sehingga tentara Israel menanggapi dengan serangan lain pada indra.
Dalam konteks ini, Saluran 12 Israel melaporkan bahwa Hizbullah mengarahkan sinar laser ke kota perbatasan Israel Metulla, menyasar pengemudi dan pejalan kaki, dan bahkan warga di dalam rumah.
Sementara itu, sebuah laporan oleh Institut Studi Keamanan Nasional Israel menyatakan bahwa krisis internal Israel yang berkembang di Israel telah memperkuat teori Sayid Nasrallah bahwa entitas Zionis sedang mendekati ajal, dan bahwa Hizbullah dapat menantangnya.
Menurut laporan itu, krisis internal dan meluasnya protes di Israel, bersamaan dengan eskalasi operasi komando Palestina, memperkuat anggapan Sayyid Nasrallah bahwa kelemahan internal rezim pendudukan sangat besar dan bahwa Israel sama lemahnya dengan sarang laba-laba. (raialyoum)
Partai Penguasa Turki Sebut Syarat Assad Tak Cocok untuk Normalisasi Hubungan
Salah seorang petinggi partai yang berkuasa di Turki mengatakan kemungkinan pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah Bashar al-Assad sangat lemah.
Orhan Miroglu, anggota Otoritas Keputusan dan Implementasi Pusat Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, Jumat (17/3), menyebutkan bahwa pendirian Damaskus mengenai negosiasi antara Erdogan dan al-Assad tidak cocok untuk normalisasi hubungan kedua negara.
Pertemuan itu semula disebut-sebut berkemungkinan diadakan usai pemilihan presiden dan parlemen Turki yang dijadwalkan pada 14 Mei mendatang.
“Al-Assad menuntut Turki mundur dari tanah Suriah, sebagai syarat untuk normalisasi hubungan dengan Turki, padahal tidak boleh menaikkan level tuntutan dalam hubungan diplomatik di awal pembicaraan ketika pihak-pihak yang berunding meniatkan rekonsiliasi, kesefahaman, dan pencarian jalan keluar dari perselisihan,†ujar Miroglu dalam wawancara dengan Sputnik.
“Al-Assad mulai menetapkan prasyarat untuk pembicaraan dengan Turki, dan ini memberi Turki hak untuk menuntut Damaskus berhenti mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF).”
Politisi Turki itu juga mengatakan, “Tentara Suriah menjalankan sebagian wilayah Suriah bekerjasama dengan Unit Perlindungan Rakyat (Kurdi). Jadi, apa posisi organisasi bersenjata SDF terkait dengan tentara Suriah?”
Menurutnya, ada pembicaraan tentang pertemuan antara Erdogan dan al-Assad, dan pembicaraan ini masih dalam tahap inisiasi, dan agar pertemuan ini dapat berlangsung, “kedua belah pihak harus menggunakan ungkapan yang menunjukkan iktikad mereka untuk rekonsiliasi dan pemulihan hubungan.”
Miroglu lantas mengatakan “Kemungkinan pertemuan antara Erdogan dan Al-Assad sebelum pemilihan Turki sangat rendah. Adapun pertemuan mereka setelah pemilihan, akan menjadi jelas menurut hasil pemilu dan perimbangannya.” (raialyoum)
Iran akan Segera Kirim Dubes ke UEA
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik Ali Baqeri Kani menyatakan negara ini telah menunjuk duta besarnya untuk Uni Emirat Arab (UEA), dan utusan baru tersebut akan berangkat ke UEA dalam beberapa hari mendatang.
“Tentu saja, Iran dan UEA tidak memutuskan hubungan, melainkan telah menurunkan tingkat hubungan diplomatik mereka. UEA mengirim kembali duta besarnya ke Teheran beberapa bulan lalu. Iran telah menunjuk duta besar barunya untuk UEA, prosedur administrasi kredensialnya hampir selesai dan dia akan melakukan perjalanan ke Abu Dhabi dalam waktu dekat,” kata Baqeri Kani, Jumat (17/3).
UEA mengembalikan duta besarnya untuk Iran pada bulan September tahun lalu, lebih dari enam tahun setelah hubungan antara kedua belah pihak diturunkan menyusul insiden penyerbuan massa pengunjuk rasa ke Kedubes Saudi di Teheran setelah otoritas Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka Saudi, Sheikh Baqir al-Nimr. (fna)
Bicara Soal Kapal Perang Raksasa Terbaru Iran, IRGC Lontarkan Ancaman terhadap Musuh
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Laksamana Muda Alireza Tangsiri berbicara mengenai kapal perang raksasa terbaru Iran sembari memperingatkan bahwa IRGC akan menanggapi tegas setiap gerakan ofensif musuh, dan memastikan Iran sekarang sudah semakin tangguh.
“Kapal pendukung tempur Shahid Mahdavi telah dilengkapi rudal jelajah dengan jangkauan 300 hingga 750 kilometer, drone peluncuran vertikal Sepehr-7 dengan durasi penerbangan 8 jam dan jangkauan 200 kilometer, serta drone kamikaze dengan jangkauan 1.300 kilometer, dan juga bisa membawa lima unit helikopter,†kata Tangsiri, seperti dikutip Fars News, Jumat (17/3).
Dia mengatakan demikian beberapa hari setelah kapal perang Shahid Mahdavi berlayar di lautan dan bergabung dengan armada Angkatan Laut IRGC.
Kapal seberat 2.100 ton, panjang 240 meter dan lebar 27 meter itu dilengkapi radar 3D phased-array dan sistem telekomunikasi peperangan elektronik yang canggih.
Mengenai kapal kelas Tareq Angkatan Laut IRGC, dia mengatakan kapal ini telah dilengkapi dengan rudal yang memiliki jangkauan 180 kilometer, dan dapat menembakkan rudal saat berlayar dengan kecepatan 60 knot.
Dia juga menyebutkan bahwa kapal kelas Ashura dan Zolfaghar masing-masing telah dilengkapi dengan rudal Kowasr-200 dan Navab. Rudal Navab dan Sayyad-3 telah dipasang di kapal perang Shahid Soleimani.
“Kami memiliki kapal tak berawak yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan dan mampu memandu kapal tak berawak lainnya dan menyerang bersama mereka,†tambahnya.
Angkatan laut Iran dalam beberapa tahun terakhir membuat prestasi besar dalam pembuatan peralatannya dan memperluas kehadirannya di perairan internasional dan laut lepas. (fna)