Jakarta, ICMES: Kawanan bersenjata menyerang sebuah pos di Sinai Utara, Mesir, mengakibatkan 12 tentara tewas dan enam lainnya luka-luka. Tentara kemudian membalas serangan hingga menyebabkan 15 anggota kawanan itu tewas.
Pasukan pemerintah Suriah menekan kawanan bersenjata di kawasan barat laut provinsi Aleppo, dan lebih dari 42 teroris tewas diterjang operasi penyisiran.
Menlu Rusia Sergey Lavrov mengaku pessimis pada putaran mendatang perundingan multilateral mengenai masa depan Suriah, karena Barat masih belum menunjukkan langkah timbal balik.
Aktivis medsos terkenal Saudi menyatakan terjadi kekeruhan dalam hubungan Kerajaan Arab Saudi dengan Kerajaan Oman terkait dengan serangan pasukan koalisi pimpinan Saudi terhadap Yaman.
Demikian beberapa peristiwa utama Timteng dengan rangkuman berita sebagai berikut:
ISIS Serang Tentara Mesir, 27 Orang Tewas
Kawanan bersenjata menyerang sebuah pos di Sinai Utara, Mesir, mengakibatkan 12 tentara tewas dan enam lainnya luka-luka, tapi tentara kemudian membalas serangan hingga menyebabkan 15 anggota kawanan itu tewas, Jumat (14/10/2016).
Kelompok teroris ISIS menyatakan bertanggungjawab atas serangan di lokasi yang berjarak 40 km dari kota Bir al-Abd tersebut, dan ini merupakan serangan besar pertama di area pusat Sinai yang selama ini lolos dari operasi serangan kawanan bersenjata.
Militer Mesir dalam statemennya menyatakan, “Sebuah kelompok bersenjata elemen teroris menyerang sebuah pos pemeriksaan keamanan di Sinai Utara pagi ini dengan menggunakan kendaraan roda empat dan mereka segera terlibat. Pasukan kami membunuh 15 teroris, dan bentrokan ini menyebabkan 12 pahlawan angkatan bersenjata gugur dan enam lainnya cidera.”
Di pihak lain, ISIS mengklaim telah membunuh lebih dari 20 tentara, dan tidak ada anggotanya yang terbunuh.
Pasukan Suriah Maju Lagi di Aleppo, Puluhan Militan Tewas
Pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh kelompok-kelompok pertahanan rakyat, Jumat (14/10/2015), menekan kawanan bersenjata di kawasan barat laut provinsi Aleppo dan merebut desa al-Maqlaa, Kassarat al-Oweje and Qows al-Oweje.
Sumber anonim militer menyebutkan bahwa lebih dari 42 teroris tewas ketika tentara melancarkan operasi penyisiran di kawasan al-Sheikh Saed, al-Fardous dan 1070 lingkungan Proyek Apartemen Aleppo.
Di kota Aleppo, pasukan Suriah meledakkan sebuah terowongan di sekitar benteng kuno Aleppo mengakibatkan 14 militan pemberontak tewas. Peristiwa ini kemudian disusul dengan kontak senjata sengit antara pasukan Suriah dan militan.
Militer Suriah Kamis lalu (13/10/2016) merilis statemen yang menyebutkan dimulainya operasi militer di wilayah timur kota Aleppo serta mengimbau penduduk supaya menjauh dari pangkalan-pangkalan dan posisi-posisi kawanan bersenjata.
Lembaga Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) melaporkan bahwa pasukan Suriah telah menghasilkan kemajuan baru di sisi utara Aleppo timur yang membuat mereka dapat menggempur beberapa kawasan di sisi utara dan timur laut Aleppo.
Direktur Eksekutif SOHR mengatakan, “Kemajuan itu paling signifikan dalam satu minggu ini, dan tujuannya ialah membuka jalur baru menuju bandara di bagian timur kota ini.”
Lembaga ini juga menyebutkan bahwa pertempuran antara kedua pihak dibarengi dengan serangan udara Rusia dan Suriah sepanjang Jumat kemarin.
Secara terpisah, pasukan Suriah berhasil merebut kembali kota al-Dirkhebiyeh di barat Damaskus, ibu kota Suriah, setelah membunuh sejumlah besar teroris, Jumat.
Tentara Suriah juga menghabisi sedikitnya selusin anggota Jabhat Fateh al-Sham (Jabhat al-Nusra), termasuk satu komandan mereka yang bernama Mustafa Mohammad al-Omari, di daerah Saan al-Aswad, 15 km utara kota Homs.
Rusia Pessimis Terhadap Pertemuan Multilateral Mengenai Suriah
Menlu Rusia Sergey Lavrov mengaku pessimis dan “tidak memiliki harapan khusus” pada putaran mendatang perundingan multilateral mengenai masa depan Suriah, karena di mata Moskow negara-negara Barat masih belum menunjukkan langkah timbal balik.
Dia mengatakan Rusia tidak berniat untuk memperkenalkan inisiatif segar dalam perundingan yang dijadwalkan berlangsung kota Lausanne, Swiss, hari ini, Sabtu (15/10/2016).
“Kami ingin turun ke pekerjaan yang kongkret dan melihat seberapa baik mitra kami mengamati resolusi Dewan Keamanan PBB (mengenai Suriah). Kami tidak akan mengusulkan hal lain, “katanya kepada wartawan di ibukota Armenia, Yerevan, Jumat (14/10/2016).
Namun demikian, Wakil Menlu Rusia Mikhail Bogdanov berharap pemberlakuan lagi gencatan senjata akan dibahas pada pertemuan di Lausanne.
Di hari yang sama Kemlu Iran mengumumkan bahwa Menlu Mohammad Javad Zarif akan berpartisipasi dalam perundingan di Lausanne yang juga akan dihadiri oleh Menlu Amerika Serikat (AS) John Kerry dan para menteri luar negeri dari Turki, Qatar, dan Arab Saudi.
Mujtahidd Ungkap Ketegangan Hubungan Saudi Dengan Oman
Aktivis medsos terkenal pengguna akun Twitter @Mujtahidd, Jumat (14/10/2016), mengungkap terjadinya kekeruhan dalam hubungan Kerajaan Arab Saudi dengan Kerajaan Oman terkait dengan serangan pasukan koalisi pimpinan Saudi terhadap Yaman.
Mujtahidd memiliki jutaan follower dan diduga sebagai pangeran Saudi berasal dari kubu yang berlawanan dengan kubu yang berkuasa. Dia aktif membeberkan hal-hal yang tidak mengemuka di media mengenai gerak-gerik rezim Riyadh, dan karena itu dia juga diduga sebagai orang yang mengetahui secara persis apa yang terjadi di lingkaran para pembuat keputusan di Saudi.
“Ketegangan di balik layar antara Saudi dan Oman. Mohammad Bin Salman menuding Oman tidak becus berkomitmen kepada Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yakni dalam membuntuti Saudi,” kicaunya di Twitter.
Dia menambahkan, “Persilisihan ini bisa jadi akan muncul secara terbuka dalam waktu dekat ini.”
Saudi jengkel terhadap Oman karena sejak awal selalu mengambil sikap netral dalam isu Yaman dan menolak ikut serta dalam serangan Saudi dan sekutunya terhadap Yaman.
(reuters/presstv/raialyoum/irna/alalam)