Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 10 Juni 2023

Jakarta, ICMES. Imam dan khatib  shalat Jumat Teheran, ibu kota Iran, Syeikh Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari menyatakan bahwa rudal hipersonik yang diluncurkan oleh Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi Islam Iran telah meningkatkan mental Poros Resistensi dan meningkatkan level keamanan di kawasan Teluk Persia dan sekitarnya.

Koalisi kelompok-kelompok resistensi Palestina di Gaza memperingatkan rezim Zionis Israel bahwa membagi ruang dan waktu kunjung di komplek Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Al-Quds (Yerussalem) antara Muslim dan Yahudi tak ubahnya dengan deklarasi perang .

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas,  menilai manuver militer yang digelar oleh pasukan Rezim Zionis Israel belakangan ini selama dua minggu menunjukkan “rasa  ketidak berdayaan” di depan Poros Resistensi.

Berita Selengkapnya:

Khatib Jumat Teheran: Musuh Keder, Rudal Hipersonik Iran Lejitkan Mental Poros Resistensi

Imam dan khatib  shalat Jumat Teheran, ibu kota Iran, Syeikh Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari menyatakan bahwa rudal hipersonik yang diluncurkan oleh Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran telah meningkatkan mental Poros Resistensi dan meningkatkan level keamanan di kawasan Teluk Persia dan sekitarnya.

Menyinggung peluncuran rudal hipersonik yang dinamai Fattah itu, Akbari menyatakan bahwa apa yang dilakukan para pakar militer Iran di bidang alutsista bukan hanya menggembirakan bangsa Iran, melainkan juga bangsa-bangsa Muslim, serta menimbulkan ketakutan pihak musuh.

“Rudal hipersonik ini menimbulkan ketakutan di hati setan musuh,” tegas Syeikh Akbari dalam khutbah Jumatnya (9/6).

Menurutnya, rudal Fattah membangkitkan sukacita pasukan Poros Resistensi di Timteng serta mendongkrak taraf keamanan regional.

Akbari menyebutkan bahwa pihak musuh tidak lagi memiliki opsi militer, dan mereka juga terpukul setelah upaya mereka memecah belah bangsa Iran gagal total.

Belum lama ini, Komandan Divisi Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengumumkan keberhasilan negaranya menguji rudal hipersonik baru yang disebutnya mampu mengatasi semua perisai pertahanan dengan kemampuan manuver tinggi dan pada kecepatan 12 Mach.

Dia menambahkan bahwa Teheran sedang bersiap untuk meluncurkan rudal canggih lagi dalam waktu dekat.

Hajizadeh pada Senin lalu mengatakan rudal hipersonik itu telah lulus uji coba dan akan segera diluncurkan.

Dia menambahkan bahwa rudal baru itu mampu melewati semua sistem rudal pertahanan udara dan menargetkan sistem anti-rudal musuh.

Komandan senior Iran menyebut pengembangan rudal balistik itu sebagai “lompatan besar di bidang rudal”.

“Rudal hipersonik ini memiliki kecepatan tinggi (sekitar 12-13 Mach) dan dapat bermanuver baik masuk maupun keluar dari atmosfer Bumi,” ujarnya.

Dia mengatakan demikian setelah Iran memamerkan rudal balistik baru berjarak jangkau  2.000 kilometer dan membawa hulu ledak seberat 1.500 kilogram dengan kemampuan strategis dan taktis yang mengesankan. (mna)

Kubu Resistensi Palestina: Membagi Al-Aqsa Sama dengan Deklarasi Perang

Koalisi kelompok-kelompok resistensi Palestina di Gaza memperingatkan rezim Zionis Israel bahwa membagi ruang dan waktu kunjung di komplek Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Al-Quds (Yerussalem) antara Muslim dan Yahudi tak ubahnya dengan deklarasi perang .

Dalam pernyataan bersama pada Kamis malam (8/6), koalisi Palestina itu menegaskan bahwa rencana yang diusulkan oleh Amit Halevi, seorang anggota parlemen dari partai Likud di parlemen Knesset (Israel, akan semakin memperburuk situasi keamanan di Tepi Barat dan akan mendorongnya ke arah ledakan.

Kubu resistensi Palestina itu menganggap pemerintahan sayap kanan Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertanggung jawab penuh atas resiko mengerikan dari penerapan rencana yang sangat kontroversial itu.

Mereka menekankan bahwa seluruh rakyat Palestina dan kelompok resistensi tidak akan mentolerir tindakan agresi yang begitu mencolok, dan tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun untuk menghentikan rencana tersebut.

“Plot keji itu berada dalam kerangka skema Yudaisasi sistematis yang telah lama diupayakan oleh otoritas Zionis, dan ditujukan untuk membagi kompleks Masjid Al-Aqsa dan memaksakan kendali dan kedaulatan rezim atasnya,” bunyi pernyataan itu.

Kubu resistensi juga mendesak warga Palestina untuk berdatangan ke halaman Masjid Al-Aqsa, mengintensifkan perlawanan mereka terhadap pasukan Israel, dan memaksakan “konsekuensi” pada rezim Israel atas kejahatannya, terutama dengan melakukan operasi pembalasan di wilayah pendudukan tahun 1948.

Menurut harian berbahasa Arab Al-Ayyam, Halevi telah menyarankan untuk mengalokasikan bagian selatan kompleks Masjid Al-Aqsa untuk umat Islam, sementara pemukim ekstrimis Yahudi mendapatkan bagian tengah dan utara, termasuk Kubah Al-Shakhrah.

Anggota parlemen Israel menyebutkan bahwa rencananya itu bertujuan mengakhiri perwalian Yordania atas Masjid Al-Aqsa.

Mufti Agung Al-Quds, Syeikh Muhammad Ahmad Hussein,  mengecam upaya Israel untuk Yahudisasi dan pemecahan Masjid Al-Aqsa, pembiarkan pemukim ekstremis beribadah di tempat suci itu, dan upaya pengubahan status sejarah dan hukumnya.

Dia memperingatkan bahwa tindakan demikian akan memicu perang agama yang akan mempengaruhi seluruh dunia, dan tidak ada yang akan lolos dari konsekuensinya. Dia juga menganggap para pejabat Israel bertanggung jawab atas efek berbahaya dari meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Menurut perjanjian yang ditandatangani antara Israel dan pemerintah Yordania setelah pendudukan Israel atas  Al-Quds Timur pada tahun 1967, non-Muslim dilarang beribadah di komplek Masjid Al-Aqsa.

Banyak anggota Knesset Israel adalah ekstremis sayap kanan, yang tampaknya mendukung penghancuran situs Islam itu untuk kemudian membangun kuil Yahudi.

Warga Palestina menginginkan Tepi Barat sebagai bagian dari negara merdeka mereka di masa depan, dan memandang sektor Timur Al-Quds sebagai ibu kota negara berdaulat mereka. (fna)

Hamas: Israel Adakan Latihan Perang karena Waswas  Dikepung Poros Resistensi

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas,  menilai manuver militer yang digelar oleh pasukan Rezim Zionis Israel belakangan ini selama dua minggu menunjukkan “rasa  ketidak berdayaan” di depan Poros Resistensi.

Juru bicara gerakan tersebut, Hazem Qassem, Jumat (9/6), mengatakan bahwa manuver militer berskala besar yang diumumkan belakangan ini “ menegaskan perasaan rezim pendudukan yang semakin tidak berdaya dalam menghadapi kekuatan resistensi di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan semua pasukan perlawanan resistensi di kawasan.”

Hazem Qassem mengatakan, “Manuver yang melibatkan Amerika Serikat itu tidak akan menyelesaikan masalah pendudukan karena kehadiran pasukan resistensi terus meningkat di sekitar entitas Zionis.”

Dia menambahkan, “Rakyat Palestina kami, di semua arena dan front, dengan semua kekuatan vital bangsa ini, akan terus menghimpun kekuatan untuk melanjutkan perjuangan sah mereka melawan pendudukan Zionis sampai mereka merebut kebebasan dan kemerdekaan mereka.”

Pada Kamis malam, tentara Israel mengumumkan kesimpulan dari latihan militer dua minggu bersandi Firm Hand (Tangan Tegas), yang antara lain menyebutkan bahwa Angkatan Udara Zionis telah mempraktekkan “pembukaan pertempuran yang intens, skenario pertahanan udara yang kompleks yang mencakup ribuan pencegatan, menguraikan serangan strategis jauh di dalam wilayah musuh, mencapai keunggulan udara di kawasan dan penyerangan ekstensif terhadap ribuan target menggunakan ratusan pesawat.”

Disebutkan pula bahwa pada minggu kedua, Divisi Lapis Baja ke-36 dan Divisi Teritorial ke-91 melakukan latihan simulasi pertempuran panjang lainnya di perbatasan utara Israel. (raialyoum/toi)