Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 10 Februari 2024

Jakarta, ICMES. Penembak jitu Israel   membunuh sedikitnya 21 warga Palestina setelah mereka menembaki pengungsi yang mencoba mencapai Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan.

Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, Mohammed Ali al-Houthi, menegaskan bahwa semua kapal peramh asing akan terpaksa meninggalkan Laut Merah.

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon mengumumkan pihaknya telah menembakkan puluhan rudal ke posisi tentara Israel di wilayah pendudukan Golan milik Suriah  pada hari Jumat (9/2).

Berita selengkapnya:

Biadab, Penembak Jitu Israel Bunuh 21 Warga Sipil di Luar Rumah Sakit di Gaza

Penembak jitu Israel   membunuh sedikitnya 21 warga Palestina setelah mereka menembaki pengungsi yang mencoba mencapai Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan.

Para penembak jitu telah mengepung rumah sakit dan “menembak setiap benda bergerak” ketika orang-orang mencoba mencapainya dari dua lingkungan perumahan padat penduduk di dekat fasilitas tersebut.

Dilaporkan bahwa area di sekitar rumah sakit sangat berbahaya, dan telah berubah menjadi zona pertempuran, dan rumah sakit tersebut saat ini adalah satu-satunya tempat di Khan Younis yang masih memiliki sisa air.

Kelompok HAM Human Rights Watch (HRW) menyatakan bahwa serangan berulang-ulang yang dilakukan militer Israel terhadap fasilitas medis, dokter, perawat, petugas medis, dan ambulan harus ditengara sebagai kejahatan perang dan diperkarakan.

“Rumah sakit dan fasilitas medis lainnya adalah objek sipil yang mendapat perlindungan khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasional atau hukum perang,” ungkap HRW.

 Serangan drone juga menyasar sekelompok anak muda yang berkumpul di atap rumah sakit. Karena pemadaman komunikasi, mereka mencoba mendapatkan sinyal internet melalui ponsel mereka sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan anggota keluarga.

Bersama Rumah Sakit al-Amal, Rumah Sakit Nasser adalah yang terbesar di Khan Younis. Kedua fasilitas medis tersebut telah dikepung selama berminggu-minggu ketika tentara Israel mengatakan mereka “mengepung” daerah tersebut dan meningkatkan serangannya dari udara, darat dan laut.

Banyak warga Palestina, yang terpaksa mengungsi akibat serangan Israel sebelumnya di wilayah lain, kini hanya punya sedikit pilihan di Rumah Sakit Nasser, ditambah dengan terbatasnya staf medis dan pasien, yang semuanya hanya punya sedikit makanan dan minuman.

Militer Israel telah menghancurkan atau merusak puluhan fasilitas medis di Jalur Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober. (aljazeera)

Yaman Tegaskan Semua Kapal Perang akan Terpaksa Menyingkir dari Laut Merah

Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, Mohammed Ali al-Houthi, menegaskan bahwa semua kapal peramh asing akan terpaksa meninggalkan Laut Merah.

Peringatan itu dia nyatakan Ali al-Houthi pada hari Kamis lalu (8/2) setelah operasi serangan Yaman berhasil memaksa kapal perang Inggris meninggalkan Laut Merah.

Laporan media Inggris mengungkapkan bahwa Angkatan Laut Kerajaan negara itu terpaksa menarik kapal perang HMS Diamond keluar dari Laut Merah setelah tiga kali diserang dengan rudal balistik oleh Angkatan Bersenjata Yaman.

Laporan tersebut tidak merinci alasan pemanggilan tersebut, dam hanya menyatakan bahwa HMS Richmond telah “sementara” mengambil alih Laut Merah. Mereka mengatakan HMS Diamond akan dipersenjatai kembali sebelum kembali beraksi di Laut Merah.

Namun rekaman yang dirilis oleh media Yaman  menunjukkan sebuah rudal menghantam HMS Diamond di Laut Merah, tanpa menyebutkan secara spesifik kapan serangan itu terjadi.

“Sama seperti kapal perang Inggris yang meninggalkan wilayah tersebut untuk perbaikan, kapal perang lainnya juga akan (dipaksa) meninggalkan wilayah tersebut,” kata al-Houthi.

“Semua kapal perang (asing) harus meninggalkan Laut Merah, menghentikan serangan mereka terhadap Yaman, dan mengakhiri blokade terhadap negara tersebut,” tambahnya.

Pada hari Jumat (9/2), Sanaa, ibu kota Yaman kembali diwarnai unjuk rasa jutaan massa mengutuk kekejaman Israel di Gaza dan memastikan  perlawanan mereka terhadap AS dan Inggris di Laut Merah.

Yaman telah melakukan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal Israel, kapal-kapal yang menuju pelabuhan wilayah pendudukan, dan kapal perang Inggris dan AS yang telah dikirim ke Laut Merah untuk menghadapi serangan Yaman.

Serangan-serangan tersebut bertujuan  menekan rezim Israel agar menghentikan perang melawan wilayah pesisir yang didukung Washington dan London pada tanggal 7 Oktober 2023.

Lebih dari 27.840 warga Palestina, sebagian besar perempuan, anak-anak, dan remaja, telah tewas dalam perang genosida tersebut sejauh ini. (presstv/alalam)

Hizbullah Gempur Pos-Pos Militer Israel di Dekat Perbatasan

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon mengumumkan pihaknya telah menembakkan puluhan rudal ke posisi tentara Israel di wilayah pendudukan Golan milik Suriah  pada hari Jumat (9/2).

Hizbullah menyatakan para pejuangnya menggempur  barak Keila milik tentara musuh Zionis di Golan Suriah  dengan puluhan roket Katyusha.

Hizbullah juga menyatakan bertanggung jawab atas beberapa serangan lain yang menyasar situs-situs Israel, termasuk “peralatan spionase” dan tank penyerang di wilayah perbatasan.

Serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian ke Beirut, ibu kota Lebanon, dan terjadi tak lama setelah Suriah mengumumkan jatuhnya dua drone di dekat Damaskus, yang dikatakan telah memasuki wilayah udaranya dari wilayah pendudukan Golan Golan.

Amir Abdollahian dalam konferensi pers  setibanya di Beirut, Jumat,  menegaskan negaranya  akan terus memberikan dukungannya yang teguh kepada Hizbullah dan Lebanon.

Di pihak lain, tentara Israel di hari yang sama menyatakan pesawat tempurnya membom  situs militer di mana pejuang Hizbullah aktif di Maroun al-Ras, dan  komplek  militer  di dua kota lain di Lebanon selatan.

Sehari sebelumnya, Hizbullah    menembakkan puluhan rudal ke Israel utara setelah seorang pemimpin militer Hizbullah terluka parah akibat serangan udara Israel yang menyasar mobilnya di kota Nabatieh di Lebanon selatan.

Sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, perbatasan Lebanon-Israel diwarnai baku tembak setiap hari antara Hizbullah dan Israel, yang telah meningkatkan ketakutan internasional akan perluasan ruang lingkup eskalasi dan mendorong para pejabat Barat untuk mengunjungi Beirut dan mendesak agar tenang.

Hizbullah mengumumkan serangan terhadap situs-situs dan titik-titik militer Israel demi membela Gaza.

Tentara Israel menanggapinya dengan pemboman udara dan artileri, yang menurut mereka menargetkan “infrastruktur”  Hizbullah  di dekat perbatasan.

Sejak dimulainya eskalasi, 228 orang telah terbunuh di Lebanon selatan, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah dan 27 warga sipil, termasuk tiga jurnalis, menurut penghitungan yang dikumpulkan oleh AFP. Di Israel, tentara menghitung kematian sembilan tentara dan enam warga sipil, namun Hizbullah memastikan telah jatuh ribuan korban tewas dan luka di pihak Israel.

Eskalasi tersebut mendorong puluhan ribu warga di kedua sisi perbatasan meninggalkan rumah mereka.

Israel menduduki sebagian Dataran Tinggi Golan pada perang bulan Juni 1967, dan mengumumkan aneksasinya pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh PBB. (raialyoum)