Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 5 April 2023

Jakarta, ICMES. Asisten Menteri Pertahanan Iran untuk Urusan Internasional Brigjen Hamza Qalandari menegaskan bahwa Teheran merasa berkewajiban membantu negara-negara sahabat seperti Suriah dalam mengaktifkan pertahanan udaranya dan menghadapi target udara musuh.

Duta Besar dan  Wakil Tetap Iran untuk PBB Amir Saeed Iravani menekankan bahwa kehadiran negaranya di Suriah sepenuhnya sah, dan memperingatkan bahwa Teheran akan mengambil langkah tegas untuk melindungi penasehat dan kepentingan militernya dari setiap ancaman yang ditimbulkan oleh AS atau pihak lain.

Media Israel mengumumkan bahwa dua orang terluka “ditikam dengan pisau” di dekat kota Rishon Lezion, Israel tengah.

Berita Selengkapnya:

Asisten Menhan Iran: Kami akan Memperkuat Sistem Pertahanan Udara Suriah

Asisten Menteri Pertahanan Iran untuk Urusan Internasional Brigjen Hamza Qalandari menegaskan bahwa Teheran merasa berkewajiban membantu negara-negara sahabat seperti Suriah dalam mengaktifkan pertahanan udaranya dan menghadapi target udara musuh.

Dalam sebuah pernyataan di sela-sela perayaan Hari Internasional untuk Aksi Ranjau, Selasa (4/4) Qalandari mula-mula menyebutkan ihwal ekspor produk pertahanan Iran.

“Setelah pencabutan sanksi terhadap Iran di bidang ekspor senjata pada Oktober 2020, kami menyaksikan kecenderungan banyak negara untuk menggunakan senjata Iran,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Poin penting yang tidak boleh diabaikan adalah fitur penting yang terdapat pada senjata Iran, yaitu menampilkan pengetahuan dan teknologi Iran di arena internasional.”

Mengenai kemajuan Iran di bidang desain dan pembuatan alutsista, Brigjen Qalandari mengatakan: “Negara-negara luar menyaksikan pertumbuhan pengetahuan dan teknologi Iran yang luar biasa setelah menggunakan senjata Iran, yang mendorong mereka untuk bertanya-tanya bagaimana sebuah negara yang dulunya diembargo selama bertahun-tahun dapat mencapai tingkat perkembangan ini sehingga senjatanya yang berada di puncak teknologi dunia.”

Dia juga mengatakan bahwa pendekatan kemanusiaan Iran adalah faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekspor senjata negara ini.

“Kami telah membantu banyak negara tetangga dan sahabat tidak hanya dalam hal peralatan dan senjata, tetapi juga dalam bidang teknologi pembuatan senjata pertahanan. Di sisi lain, kita menyaksikan keikutsertaan Kementerian Pertahanan dalam pameran internasional dan besarnya permintaan produk pertahanan Iran oleh negara lain,” sambungnya.

Mengenai kerjasama antara Iran dan Suriah di bidang modernisasi dan penguatan pertahanan udara Suriah, dia mengatakan, “Poin yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa Suriah tidak berdaya di masa lalu di depan serangan udara entitas Zionis, tetapi kita sekarang menyaksikan Suriah dapat menghadapi banyak serangan udara ini.”

Dia lantas mengatakan, “Kami merasa berkewajiban membantu negara-negara sahabat semisal Suriah di bidang penguatan daya pertahanan udaranya dan menghadapi target-target udara.”  (alalam)

Iran Bersumpah Membalas Serangan Israel yang Menggugurkan Penasehat Militer IRGC di Suriah

Duta Besar dan  Wakil Tetap Iran untuk PBB Amir Saeed Iravani menekankan bahwa kehadiran negaranya di Suriah sepenuhnya sah, dan memperingatkan bahwa Teheran akan mengambil langkah tegas untuk melindungi penasehat dan kepentingan militernya dari setiap ancaman yang ditimbulkan oleh AS atau pihak lain.

Pernyataan itu disampaikan Iravani dalam suratnya pada hari Senin (3/4) kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan kepala Dewan Keamanan, sembari menekankan bahwa kehadiran Iran di Suriah benar-benar legal dan atas permintaan Damaskus.

Dia menyatakan demikian setelah dua penasihat militer Iran yang ditempatkan di Suriah gugur akibat serangan Israel terhadap Damaskus. Menyusul serangan itu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengeluarkan peringatan keras kepada rezim Zionis, dan bersumpah akan melakukan pembalasan atas pembunuhan penasihat militernya di Suriah.

Selain itu, Duta Besar AS untuk PBB sebelumnya juga telah menulis surat yang ditujukan kepada presiden Dewan Keamanan dalam upaya untuk melegitimasi pelanggaran hukum internasional negaranya yang sedang berlangsung di Suriah dengan menuduh Iran mendukung apa yang dia sebut kelompok milisi non-negara.

Iravani menegaskan, “Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri di bawah hukum internasional dan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi pasukan, kepentingan, dan fasilitasnya dari ancaman atau tindakan melanggar hukum apa pun yang dilakukan oleh AS atau lainnya.”

Dia juga mengutuk keras “serangan militer yang melanggar hukum oleh pasukan AS terhadap infrastruktur sipil di Suriah … yang mengakibatkan hilangnya nyawa warga sipil tak berdosa secara tragis dan kerusakan parah pada infrastruktur Suriah”.

Dia menambahkan, “AS  harus memikul tanggung jawabnya untuk melakukan kejahatan keji yang telah melanggar kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah, Piagam PBB serta aturan dasar hukum humaniter internasional.”

Iravani menyebutkan bahwa Suriah telah secara eksplisit dan berulang kali menyatakan bahwa kehadiran pasukan AS di wilayahnya adalah ilegal dan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah.

Di sisi lain, dia menyatakan, “Kehadiran Iran di Suriah sepenuhnya legal dan berdasarkan permintaan dan persetujuan resmi dari pemerintah Suriah untuk memberikan bantuan dan dukungan (ke Damaskus) dalam perang melawan terorisme”.

Dia menekankan bahwa Iran benar-benar berkomitmen untuk “kedaulatan nasional Suriah, integritas teritorial, persatuan, dan kemerdekaan politik”.

Iravani juga menyebutkan, “AS  harus mengakui bahwa penjarahan sumber daya Suriah yang berkelanjutan, pendudukan berkelanjutan atas wilayah Suriah, dan dukungannya untuk separatis adalah penyebab utama konfrontasi rakyat Suriah melawan pasukan militer AS, dan tidak dapat melemparkan tanggung jawab atas kesalahan dan kejahatannya terhadap orang lain.”

Sejak 2011, Suriah dicengkram oleh militansi yang didukung asing, akibatnya ISIS dan kelompok-kelompok teroris lain bermunculan di negara ini. (mna)

Dua Tentara Israel Terluka Ditikam Orang Palestina

Media Israel mengumumkan bahwa dua orang terluka “ditikam dengan pisau” di dekat kota Rishon Lezion, Israel tengah, Selasa (4/4).

Otoritas Penyiaran Israel menyebutkan, “Seorang Palestina menikam dua orang Israel, melukai mereka dengan kondisi antara sedang dan ringan.”

Media Israel itu juga menyebutkan bahwa orang Palestina itu ditembak dan seorang lainnya ditangkap, tanpa rincian lebih lanjut.

Otoritas penyiaran Israel melaporkan bahwa polisi Israel sedang melakukan pencarian di daerah tersebut.

Belum ada komentar langsung dari pihak Palestina atas insiden tersebut.

Asosiasi Ambulans Magen David Adom mengkonfirmasi cederanya dua pria muda berusia 20-an tahun, salah satunya terluka parah, sedangkan yang lain luka ringan, dan mereka dilarikan ke rumah sakit Israel.

Di pihak lain, Hamas memuji operasi penikaman itu dan menyebutnya sebagai  aksi “heroik”.

Hamas menegaskan bahwa operasi tersebut merupakan “tanggapan berkelanjutan atas kejahatan pendudukan dan serangan terhadap jemaah iktikaf di Al-Aqsa dan serangan yang diduga terjadi besok, dan upaya untuk menyembelih hewan kurban di sana.”

Juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanou menegaskan,“Serangan penikaman hari ini di dekat Tel Aviv, dan sebelumnya serangan di Beit Ummar, distrik Hebron, dua hari lalu, membuktikan kegagalan sistem keamanan rezim pendudukan.”

Dia menambahkan, “Kubu pejuang mampu menyerang rezim pendudukan di mana-mana untuk mempertahankan bangsa kami dan kesucian kami. “

 Al-Qanou juga menegaskan, “Rezim pendudukan Zionis dan kawanan pemukimnya akan tetap dalam keadaan ketakutan dan kehilangan keamanan, dan pukulan, penusukan, dan operasi pemuda pemberontak akan terus mengejar mereka.” (raialyoum)