Jakarta, ICMES. Angkatan Laut (AL) Republik Islam Iran dan AL Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dibekali rudal jelajah “Abu Mahdiâ€, yang berteknologi canggih dan relevan untuk peperangan elektronik.

Tiga pemuda Palestina ditembak mati oleh militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Jet tempur Rusia menghantam pesawat nirawak atau drone AS dengan senjata api dan merusak salah satu baling-balingnya saat terbang di angkasa Suriah
Berita Selengkapnya:
Angkatan Laut Iran Dibekali Rudal Jelajah Mutakhir “Abu Mahdiâ€
Angkatan Laut (AL) Republik Islam Iran dan AL Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dibekali rudal jelajah “Abu Mahdiâ€, yang berteknologi canggih dan relevan untuk peperangan elektronik.
Rudal buatan dalam negeri itu diserah-terimakan ke dua angkatan laut tersebut dalam upacara yang dihadiri otoritas pertahanan, Selasa (25/7).
Rudal jelajah angkatan laut Abu Mahdi dilaporkan telah dikembangkan oleh pakar militer di Organisasi Industri Dirgantara (AIO), yang bernaung di bawah Kementerian Pertahanan Iran dan kompleks teknologi tinggi terkemuka yang berkantor pusat di Teheran.
Rudal itu disebut-sebut sebagai rudal jelajahmaritim jarak jauh buatan Iran pertama yang menggunakan kecerdasan buatan dalam perangkat lunak untuk merancang jalur penerbangan rudal dan sistem komando dan kontrol.
Rudal itu dapat menembus penghalang alami dan buatan, serta radar dan sistem pertahanan musuh, dan menghantam target yang ditentukan dari berbagai arah yang berbeda.
Karena menggabungkan bahan peledak yang sangat merusak di hulu ledaknya, misil itu dapat menghancurkan semua jenis kapal, fregat, dan kapal perusak.
Rudal Abu Mahdi juga dapat ditembakkan dari kedalaman tanah Iran ke arah target bergerak di laut menggunakan sistem navigasi terintegrasi yang canggih dan sistem propulsi yang kuat, serta merupakan misil jelajah angkatan laut jarak jauh pertama di Iran yang menggunakan pencari aktif dan pasif mode ganda.
Teknologi ini memungkinkan rudal untuk melawan peperangan elektronik musuh dan meningkatkan kemampuan silumannya saat mendekati dan menghantam target, dan karena musuh dipastikan tidak menyadari keberadaan misil itu dan kehilangan kesempatan untuk memberikan tanggapan tepat waktu.
Peluncurnya dapat memuat dan menembakkan rudal dalam waktu sesingkat mungkin dan dapat melesatkan beberapa proyektil secara berurutan dan dari arah yang berbeda menuju target tertentu, dengan rudal mengenai target yang ditentukan sekaligus.
Rudal itu dapat ditembakkan dari semua jenis landasan peluncuran bergerak dan diam, dan sistem navigasinya mampu memperbarui posisi akhir target selama penjelajahan.
Abu Mahdi adalah nama tokoh pejuang Irak dari pasukan relawan Al-Hashd Al-Shaabi, yang gugur bersama jenderal legendaris Iran Qassem Soleimani akibat serangan drone AS di Baghdad pada masa pemerintahan Donald Trump pada Januari 2020.
Komandan AL IRGC Laksamana Alireza Tangsiri mengatakan salah satu fitur utama dari rudal baru adalah menjauhkan musuh dari pantai Iran dan membuat kapal induknya tidak berguna.
Dia menjelaskan bahwa jika kapal militer Iran berlayar 1.000 kilometer lepas pantai dan meluncurkan rudal Abu Mahdi, kapal induk musuh harus mundur setidaknya 1.000 kilometer lebih jauh untuk menghindarinya.
“Artinya, jet tempur yang ada di kapal induk itu akan menjadi tidak berguna,†katanya.
Dia menambahkan, “Kita bisa menembakkan rudal Abu Mahdi dari dalam negeri. Rudal itu memiliki pencari ganda dan berhasil melawan peperangan elektronik musuh.â€
Menteri pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani mengatakan rudal itu meningkatkan jangkauan pertahanan AL beberapa kali.
Dia juga menyebutkan dengan jangkauan 1.000 kilometer, rudal Abu Mahdi memiliki akurasi tinggi serta daya penghancur yang sangat optimal, dapat melintasi hambatan geografis dan melesat di ketinggian rendah, menghindari radar dan dapat melawan peperangan elektronik musuh, dan menggunakan kecerdasan buatan dalam perangkat lunak desain jalur penerbangannya. (presstv)
Pasukan Zionis Bunuh Tiga Pemuda Palestina di Tepi Barat
Tiga pemuda Palestina ditembak mati oleh militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
“Tiga warga Palestina gugur syahid akibat peluru Israel di Nablus,” ungkap Kementerian Kesehatan Palestina Selasa (25/7).
Tentara Israel mengatakan tiga “teroris bersenjata” telah menembaki tentaranya dari sebuah kendaraan di lingkungan Nablus, dan pasukan Israel menembak balik “untuk menetralisir” mereka.
Hamas menyatakan tiga pemuda itu adalah anggotanya. Hamas dan Jihad Islam yang berbasis di Gaza dalam seruan terpisah mengutuk pembunuhan itu dan menyerukan persatuan untuk menghadapi agresi pasukan pendudukan Israel.
Media Palestina menyebut pembunuhan itu sebagai penyergapan menyusul dugaan serangan warga Palestina terhadap pasukan Israel di dekat permukiman Yahudi yang menghadap ke Nablus.
TV Palestina menayangkan rekaman kendaraan militer yang memblokir akses ke area insiden, termasuk ambulan, saat tentara Zionis tampak melakukan pemeriksaan.
Militer Israel mengatakan menyita tiga senapan M16 dan peralatan lainnya dari mobil mereka.
Tepi Barat mengalami periode eskalasi kekerasan, yang ditandai dengan serangan Israel berulang kali tanpa ada tanda-tanda mereda.
Awal bulan ini, Israel menggempur kamp pengungsi Jenin dengan drone dan rudal sementara ratusan tentara mengepung daerah itu. 12 warga Palestina, termasuk tiga anak, gugur, dan satu tentara Israel tewas.
Jumlah orang Palestina yang terbunuh tahun ini di wilayah pendudukan Palestina, yang meliputi Al-Quds (Yerusalem Timur) dan Gaza, lebih dari 200 orang, yang sebagian besar tercatat di Tepi Barat. (aljazeera/presstv)
Jet Tempur Rusia Tembak Drone Canggih MQ-9 AS di Suriah
Militer AS mengatakan sebuah jet tempur Rusia menghantam pesawat nirawak atau drone AS dengan senjata api dan merusak salah satu baling-balingnya saat terbang di atas Suriah, dalam serangan jarak dekat terbaru oleh pesawat militer Rusia di kawasan Suriah.
Pejabat AS mengatakan bahwa selama beberapa bulan terakhir, pesawat Rusia telah meningkatkan konfrontasi berbahaya mereka dengan pesawat militer AS di Suriah, tempat pasukan dari kedua negara dikerahkan.
“Sebuah proyektil api Rusia menghantam MQ-9 (pesawat tak berawak) AS, menyebabkan kerusakan parah pada salah satu baling-balingnya,” ungkap militer AS dalam sebuah pernyataan.
“Untungnya, awak MQ-9 dapat mempertahankan penerbangannya dan mengembalikan pesawat dengan selamat ke pangkalannya,” tambah pernyataan itu.
Pejabat militer AS menyatakan belum diketahui apa alasan yang mendorong Rusia untuk meningkatkan tindakan agresifnya di wilayah udara Suriah.
“Ada sedikit peningkatan dalam (pergerakan) ini, tapi saya tidak akan melebih-lebihkannya,” kata Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, kepada wartawan awal bulan ini.
Dia juga mengatakan, “Saya percaya pasukan kami memiliki aturan keterlibatan dan otoritas yang tepat untuk membela diri.†(raialyoum)