Jakarta, ICMES. Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam kunjungan ke Indoensia, telah mengadakan dengan sejumlah pejabat selain dengan sejawatnya, Joko Widodo (Jokowi).

Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) yang bermarkas di Gaza, Ziad Al-Nakhala, memuji kesepakatan pemulihan hubungan antara Arab Saudi, dan menilai hal ini akan berdampak positif pada perjuangan Palestina.
Sebuah saluran televisi Israel melaporkan bahwa latihan militer kelompok pejuang Hizbullah Lebanon baru-baru ini dapat memaksa tentara Israel untuk mempertimbangkan kembali perhitungannya selama ini.
Berita Selengkapnya:
Presiden Raisi: Era Unilateralisme Sudah Berlalu, Hubungan Iran-RI Untukkan Dunia Islam
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam kunjungan ke Indoensia, Selasa (23/5), telah mengadakan dengan sejumlah pejabat selain dengan sejawatnya, Joko Widodo (Jokowi).
Dalam pertemuan dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), Bambang Soesatyo, di Jakarta, mengatakan era unilateralisme telah berakhir, dan menekankan bahwa perluasan hubungan antara Iran dan Indonesia akan menguntungkan dunia Islam.
Sembari menyebut Indonesia sebagai negara penting dengan posisi istimewa di Asia Tenggara, Sayid Raisi mengatakan, “Perluasan hubungan antara kedua negara adalah untuk kepentingan dunia Islam dan umat Islam.â€
Dia menilai era unilateralisme telah berakhir dan tatanan dunia telah mengambil bentuk baru.
“Dengan perubahan ini, kekuatan baru akan terbentuk di dunia, yang menjadi kepentingan negara-negara berkembang. Kami yakin rakyat Palestina, Yaman, dan Myanmar yang tertindas sangat dekat dengan pemenuhan hak-hak mereka,†katanya.
Mengenai tekanan, intimidasi dan sanksi Barat terhadap Iran, Presiden Raisi mengatakan, “Bangsa Iran yang besar, dengan mengandalkan Islam dan percaya pada kemerdekaan, tidak hanya menolak untuk menyerah pada tekanan seperti itu, tetapi juga menciptakan sebuah kesempatan dari ancaman tersebut.â€
Raisi menambahkan bahwa kemajuan yang dicapai Iran di berbagai bidang dan bidang menjadi bukti keberhasilan bangsa negara ini.
“Kemajuan Republik Islam di bidang sains dan teknologi telah menempatkan Iran di antara negara-negara yang memiliki teknologi maju, seperti di bidang luar angkasa dan nuklir,†ujarnya.
Di pihak lain, Soesatyo menyebut hubungan Iran-Indonesia “bersejarah†dan berkata, “Pengembangan dan pendalaman hubungan antara Teheran dan Jakarta akan menguntungkan dunia Islam.â€
Dia juga mengungkapkan keprihatinan tentang meningkatnya kekerasan terhadap rakyat Palestina dan menekankan hak mereka untuk menentukan nasib mereka.
Presiden Iran juga bertemu dengan Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, dan membahas mekanisme peningkatan hubungan antara kedua negara Muslim tersebut.
“Meski dikenai intimidasi dan sanksi brutal, Republik Islam Iran telah membuat kemajuan besar dan telah mencapai kemampuan yang menciptakan kapasitas yang baik untuk pengembangan hubungan kedua negara,†kata Raisi.
Presiden RI Jokow telah menerima kunjungan kenegaraan Presiden Raisi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat. Jokowi mengajak Raisi menanam pohon bersama di halaman belakang Istana.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi mengaku sepakat dengan Presiden Raisi untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina dan krisis kemanusiaan di Afghanistan.
“Kami sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Dengan terus menyuarakan akses pendidikan bagi perempuan di Afganistan dan terus memberikan bantuan kemanusiaan,” katanya.
Jokowi juga membahas mengenai situasi geopolitik dunia dan penguatan kerja sama bilateral. Diantaranya kerjasama di bidang kesehatan.
Dalam pertemuan ini terdapat 10 kerjasama antara Indonesia dan Iran yang disepakati, yaitu preferensi perdagangan; pemberantasan peredaran gelap narkotika, zat psikotropika dan prekursornya; ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi; jaminan produk halal; dan pengembangan sektor energi (minyak dan gas).
Kesepakatan kerja sama lainnya mencakup bidang-bidang bidang regulasi produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik dan pangan olahan; pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas; bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan; promosi perdagangan; dan program pertukaran kebudayaan. (presstv/detik/sindonews/republika)
Sekjen Jihad Islam: Normalisasi Iran-Saudi Berdampak Positif bagi Palestina
Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) yang bermarkas di Gaza, Ziad Al-Nakhala, memuji kesepakatan pemulihan hubungan antara Arab Saudi, dan menilai hal ini akan berdampak positif pada perjuangan Palestina.
“Perjanjian Teheran-Riyadh memiliki dampak positif di kawasan dan menghilangkan ketegangan yang adaâ€, kata Al-Nakhala saat wawancara dengan situs berita Hayawashington, Selasa (23/5.
Seperti diketahui, setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran dan Arab Saudi pada 10 Maret lalu mencapai kesepakatan untuk pemulihan hubungan diplomatik dan pembukaan kembali kedutaan besar.
Hubungan diplomatik antara Iran dan Saudi diputuskan oleh Riyadh pada Januari 2016 setelah pengunjuk rasa Iran menyerang kedutaan besarnya di Teheran. Massa Iran saat itu marah atas eksekusi ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr Baqir al-Nimr oleh pemerintah Saudi.
Al-Nakhala mengecam normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel, dan menyerukan kepada negara-negara Arab untuk konsisten mendukung resistensi Palestina.
Pada September 2020, Israel menandatangani perjanjian normalisasi dengan UEA dan Bahrain di Gedung Putih, AS. Kesepakatan normalisasi ini kemudian di ikuti oleh Sudan dan Maroko, dan telah memicu kecaman luas dari Palestina serta negara-negara dan para praktisi HAM di seluruh dunia, terutama di dunia Islam.
Al- Nakhala juga bereaksi terhadap ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membunuh para pemimpin gerakan perlawanan. Dia memastikan Israel akan menjadi sasaran serangan para pejuang Palestina jika Netanyahu menyerang para pemimpin mereka.
“Kami juga dapat meggempur ibu kota Israel dan kota-kota pendudukan lain,†tegasnya.
Al-Nakhala memastikan bahwa gugurnya sejumlah komandan kubu resistensi Palestina tidak melemahkan struktur militer gerakan perlawanan, dan bahwa para wakil mereka segera mengambil alih tanggung jawab.
Rezim Israel melancarkan serangan udara tanpa henti terhadap Gaza pada 9 Mei, dan menyebabkan gugurnya sejumlah komandan tersebut. Kubu resistensi Palestina membalas dengan menghujan ratusan roket ke kota-kota dan permukiman Israel.
Setelah pertempuran berjalan lima hari, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Setidaknya 33 orang Palestina, termasuk 13 warga sipil, gugur, dan 147 lainnya luka-luka dalam putaran terbaru serangan Israel di Jalur Gaza tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Konflik tersebut menandai episode pertempuran terburuk antara faksi perlawanan Gaza dan rezim Israel sejak perang 10 hari pada tahun 2021. (presstv)
Latihan Militer Hizbullah Paksa Israel Membuat Perhitungan Ulang
Sebuah saluran televisi Israel melaporkan bahwa latihan militer kelompok pejuang Hizbullah Lebanon baru-baru ini dapat memaksa tentara Israel untuk mempertimbangkan kembali perhitungannya selama ini
Saluran 12 Israel pada Selasa malam (23/5) menyebutkan bahwa ada eskalasi ancaman yang mungkin memaksa tentara Israel untuk mempertimbangkan kembali perhitungannya, dan bahwa mereka sangat membutuhkan penguatan sistem cadangan, yang belakangan tertekan akibat akumulasi beban.
Saluran itu menekankan bahwa perkembangan teknologi Hizbullah Lebanon dapat menyebabkan kekhawatiran yang meningkat di antara para petinggi militer Israel, dan bahwa Tel Aviv harus menggunakan anggaran baru untuk mengembangkan pasukan militer atau bahkan membangun tentara Israel dari awal.
Saluran tersebut mengutip pernyataan sejumlah tentara cadangan yang bertugas di perbatasan utara bahwa jelas ada kekurangan peralatan, amunisi dan kendaraan militer, serta kurangnya cakupan intelijen taktis untuk menghadapi meningkatnya ancaman di front utara.
Media itu juga menekankan bahwa komando lapangan tentara Israel di front utara, khususnya di perbatasan Lebanon, mengetahui fakta ini, tapi tidak dapat menemukan solusi untuk masalah faktual ini.
Pada Ahad lalu Hizbullah menggelar manuver militer di dekat daerah tengara Mleeta di Lebanon selatan, dengan melibatkan para pejuang dari berbagai spesialisasi militer, serta memamerkan senjata, rudal, dan kendaraan militer. (raialyoum)