Jakarta, ICMES. Iran mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60% di fasilitas nuklir Fordow sebagai tanggapan atas resolusi Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang diprakarsai oleh AS dan troika Eropa untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kembali melancarkan serangan drone dan rudal terhadap kelompok separatis yang berbasis di wilayah semi-otonomi Kurdistan Irak.
Militer AS menyatakan bahwa hasil pemeriksaan serpihan membuktikan bahwa Iran pekan lalu telah menyerang kapal tanker komersial Israel di lepas pantai Oman dengan menggunakan pesawat nirawak Shahed 136, drone buatan Iran yang digunakan militer Rusia dalam serangan di Ukraina.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengisyaratan rencana pengerahan pasukan darat Turki untuk menyerang milisi Kurdi Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Berita Selengkapnya:
Tanggapi Resolusi IAEA, Iran Perkaya Uranium 60%
Iran mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60% di fasilitas nuklir Fordow sebagai tanggapan atas resolusi Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang diprakarsai oleh AS dan troika Eropa untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran.
Iran memberi tahu IAEA keputusannya itu melalui surat, dan menyebut langkah itu sebagai pesan kuat terkait resolusi tersebut.
Iran juga memasang dua kaskade IR2M dan IR4 baru di fasilitas Natanz, yang kini mencapai tahap pra-injeksi gas uranium ke sentrifugal, dan dengan demikian Iran praktis mengimitasi pengayaan uranium melalui kaskade baru, dan prosesnya akan selesai dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, Iran telah memasang dan meluncurkan mesin sentrifugal baru di dua ruang kosong di situs nuklir Fordow dan Natanz, yang dianggap sebagai tanggapan tegas terhadap resolusi tersebut.
Di bawah komitmen Iran terhadap ketentuan perjanjian nuklir penting 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), Iran semula mengosongkan dua ruang itu tapi sekarang memasang kembali mesin sentrifugal di sana.
Iran mengganti sentrifugal IR1 di Fordow dengan IR6 sebagai langkah penting keempat Iran melawan resolusi IAEA, dan menekankan bahwa tindakan tersebut akan meningkatkan pengayaan uranium di situs tersebut sebanyak 10 kali lipat.
Langkah-langkah terbaru itu sejalan dengan undang-undang yang disetujui oleh Parlemen Iran untuk melawan sanksi sepihak yang diberlakukan oleh AS terhadap Teheran.
Parlemen Iran mengesahkan undang-undang yang dinamai Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi pada bulan Desember 2020. Undang-undang ini mendorong pemerintah Iran untuk membatasi inspeksi IAEA dan mempercepat pengembangan program nuklir di luar batas yang ditetapkan oleh JCPOA.
Iran menempuh lima langkah dalam mengurangi komtmennya, antara lain mengabaikan batasan operasional pada industri nuklirnya, termasuk yang berkaitan dengan kapasitas dan tingkat pengayaan uranium.
Dewan Gubernur IAEA Kamis lalu mengesahkan resolusi yang mengecam apa yang mereka dinilai sebagai kurangnya kerja sama Iran dengan badan ini. Draf resolusi itu diajukan oleh AS, Inggris, Prancis dan Jerman, sebagai kelanjutan dari tekanan politik mereka terhadap Iran. Rusia dan China memberikan suara menentang terhadap mosi tersebut. (tasnim)
Iran Kembali Serang Markas Separatis Kurdi di Irak Utara
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kembali melancarkan serangan drone dan rudal terhadap kelompok separatis yang berbasis di wilayah semi-otonomi Kurdistan Irak.
Angkatan Darat (AD) IRGC menembakkan drone dan rudal kamikaze ke posisi Partai Kebebasan Kurdistan (PAK) di pinggiran kota Kirkuk, Irak utara, dan menghancurkan pangkalan PAK, Selasa (22/11).
Belum ada keterangan mengenai tingkat kerusakan material dan korban.
Panglima AD IRGC Brigjen Mohammad Pakpour menjelaskan, “Dalam kelanjutan operasi rudal dan drone pada beberapa hari terakhir, AD IRGC memulai putaran baru operasi rudal prajurit Pangkalan Hamzah Sayidus Syuhada dengan volume yang efektif terhadap markas-markas penjahat bersenjata dan teroris bayaran kekuatan arogan dunia di kawasan Pardi di kedalam wilayah Irak utara, dan telah memberikan pukulan-pukulan yang mematikan terhadap mereka.”
Dia menambahkan, “Markas-markas milik separatis Partai Kebabasan Kurdistan (PAK), yang berperan dalam kerusuhan belakangan ini di Iran barat, itu digempur dan diluluh lantakkan dengan rudal-rudal presisi tinggi.”
Sembari menekan bahwa serangan masih akan berlanjut sampai senjata separatis itu terlucuti, Pakpour meminta penduduk menjauhi sarang-sarang kawanan bersenjata itu di Kurdistan Irak.
Sehari sebelumnya, Dubes Iran untuk Irak, Mohammad Kazem Alesadeq, mengatakan bahwa negaranya telah memberi tahu pemerintah pusat Irak dan otoritas Kurdistan bahwa Iran serius memandang situasi keamanan nasionalnya setelah sejumlah pusat militer Iran mendapat serangan dari wilayah Kurdistan. .
“Beberapa pusat militer vital kami telah diserang dari tanah wilayah Kurdistan Irak dan kami telah memberi tahu pihak Irak, baik otoritas wilayah Kurdistan Irak maupun pemerintah pusat di Irak, tentang masalah ini. Kami (tunjukkan) peta dan dokumen, dan mereka memahami kenyataan ini,” kata Alesadeq dalam wawancara eksklusif dengan al-Alam.
Dia menepis laporan adanya kemajuan tanah Iran ke wilayah Kurdistan Irak.
“Iran menghormati kedaulatan Irak dan telah melakukan beberapa langkah untuk (meningkatkan) stabilitas, persatuan, dan kemakmuran di Irak,” ujarnya.
Sejak 24 September, IRGC kerap melancarkan serangan terhadap posisi kelompok-kelompok bersenjata yang bersembunyi di Kurdistan Irak dan diketahui berusaha memicu kerusuhan di kota-kota perbatasan barat Iran.
Dalam banyak kesempatan, Teheran memperingatkan otoritas Kurdistan Irak bahwa Iran tidak akan mentolerir kehadiran dan aktivitas kelompok teroris di sepanjang perbatasan barat lautnya. Iran mengancam akan bereaksi sengit jika daerah tersebut menjadi pusat teroris anti-Republik Islam. (tasnim/alalam)
AS Mengaku Bukti Iran Pekan Lalu Serang Kapal Tanker Israel di Laut Oman
Militer AS menyatakan bahwa hasil pemeriksaan serpihan membuktikan bahwa Iran pekan lalu telah menyerang kapal tanker komersial Israel di lepas pantai Oman dengan menggunakan pesawat nirawak Shahed 136, drone buatan Iran yang digunakan militer Rusia dalam serangan di Ukraina.
Armada Kelima Angkatan Laut AS yang ditempatkan di Bahrain, Selasa (22/11), merilis gambar dan rincian penyelidikannya atas serangan yang menargetkan kapal tanker Pacific Zircon yang berbendera Liberia namun milik Israel. Gambar itu antara lain berupa foto serpihan drone.
Angkatan Laut AS mengatakan serangan drone itu menimbulkan lubang selebar 30 inci (76 sentimeter) di buritan kapal dan ledakannya merusak mesin penyuling air, tangki air minum, dan tempat gudang pelampung.
Komandan senior Angkatan Laut AS di Timur Tengah yang pangkat wakil laksamana, Brad Cooper, mengatakan, “Serangan Iran terhadap kapal tanker komersial yang berlayar di perairan internasional itu disengaja, kurang ajar dan berbahaya, membahayakan nyawa awak kapal dan mengganggu stabilitas keamanan maritim di Timteng.”
Dalam beberapa tahun terakhir, perairan Teluk Persia dan sekitarnya kerap diwarnai serangan terhadap kapal tanker ketika ketegangan regional dengan Iran meningkat. Pada Juli 2021, sebuah drone menabrak kapal tanker produk minyak yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan Israel di lepas pantai Oman. Iran membantah tuduhan telah menyerang kapal tanker itu. (raialyoum)
Erdogan Ancam Lancarkan Operasi Darat Secepatnya di Wilayah Suriah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengisyaratan rencana pengerahan pasukan darat Turki untuk menyerang milisi Kurdi Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Turki menyalahkan YPG dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) atas peledakan bom di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai sekira 80 lainnya pada 13 November.
“Kami telah menekan teroris selama beberapa hari dengan pesawat, meriam, dan senjata kami,” kata Erdogan dalam pidatonya, Selasa (22/11).
Dia menambahkan, “Insya Allah, kami akan membasmi mereka semua secepat mungkin, dengan tank kami, tentara kami.”
Erdogan telah membuat ancaman serupa dalam enam bulan terakhir, tetapi serangan udara lintas batas pada hari Minggu telah meningkatkan kemungkinan operasi militer yang lebih besar.
Rusia telah memperingatkan terhadap kemungkinan operasi tersebut.
Kremlin mengatakan Rusia menghormati kekhawatiran keamanan Turki yang “sah” atas Suriah, tetapi mendesak semua pihak di sana menghindari langkah-langkah yang dapat memperburuk situasi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa, mengatakan kepada wartawan bahwa meskipun ada ketidaksepakatan antara Rusia dan Turki dalam pendekatan mereka ke Suriah, Moskow memahami masalah keamanan Turki.
“Kami memahami dan menghormati kekhawatiran Turki tentang pemastian keamanannya sendiri. Kami percaya ini adalah hak sah Turki. Pada saat yang sama, kami meminta semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat menyebabkan destabilisasi situasi secara keseluruhan,” katanya. (aljazeera)