Jakarta, ICMES. Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menyatakan bahwa upaya makar untuk memecah belah umat Islam kini sedang berlangsung di berbagai negara Islam di Timteng dan menuntut semua pihak untuk berusaha melawan konspirasi tersebut.

Sekjen Jihad Islam Palestina (PIJ) Ziyad Nakhalah menegaskan bahwa kebangkitan dan persatuan umat Islam akan tetap berkoneksi secara dialektis dengan pembebasan Quds dan Palestina dari pendudukan Zionis, dan bahwa persatuan tak akan terwujud tanpa Quds dan Palestina.
Media Israel menyorot pidato Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dan berfokus pada pernyataannya bahwa Hizbullah memiliki tak kurang dari 100,000 pasukan.
Berita Selengkapnya:
Buka Konferensi Persatuan Islam, Presiden Iran: Makar Perpecahan Islam Sedang Melanda Negara-Negara Islam
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menyatakan bahwa upaya makar untuk memecah belah umat Islam kini sedang berlangsung di berbagai negara Islam di Timteng dan menuntut semua pihak untuk berusaha melawan konspirasi tersebut.
“Sekarang di semua negara kawasan, termasuk Irak, Suriah, Afghanistan, Lebanon dan Yaman kita menyaksikan adanya upaya perpecahan dan konspirasi musuh Islam, dan kita semua harus berusaha melindungi umat Islam di depan konspirasi ini,†ungkap Raisi dalam pidato pembukaan Konferensi Persatuan Islam ke-35 yang diselenggarakan di Teheran pada momen Pekan Persatuan Islam, peringatan yang diadakan setiap tahun dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad saw, Selasa (19/10).
Dia menyebutkan bahwa umat Islam adalah satu-satunya kekuatan penting yang berhadapan dengan sistem hegemoni global.
“Sistem hegemoni menebar syubhat dan perselisihan di antara umat Islam dengan menggunakan kekuatan medianya sebagai upaya untuk melemahkan komponen kekuatan Islam. Namun, sumber daya manusia yang efektif serta para ilmuwan dan ulama adalah energi terbesar serta kekuatan dan kesempatan bagi umat Islam yang harus berdiri menghadapi konspirasi musuh-musuh persatuan dan keharmonisan umat Islam,†ungkapnya.
Dia menjelaskan, “Setelah runtuhnya Uni Soviet dan terbentuknya sistem monopolar, sistem hegemoni memandang hanya ada satu kekuatan yang menghadangnya, yaitu kekuatan besar Islam. Karena itu, mereka lantas melakukan berbagai upaya untuk melumpuhkan kekuatan ini, termasuk dengan membentuk kelompok-kelompok takfiri di tengah umat Islam serta memberi dukungan dana dan senjata kepada mereka untuk genosida dan penjarahan di tengah umat Islam. Penebaran syubhat di tengah umat Islam dengan menggunakan arus media dan imperium pemberitaan serta pembangkitan perselisihan di tengah umat Islam dengan cara melibatkan pemerintahan-pemerintahan yang lemah mental dan orang-orang yang mencari normalisasi hubungannya dengan rezim-rezin keji semisal rezim Zionis adalah bagian dari tindakan sistem hegemoni terhadap umat Islam.â€
Dia menambahkan, “Penistaan hal-hal yang disucikan, pemisahan negara-negara Islam satu sama lain dan eksploitasi para ilmuwan di tengah umat Islam juga merupakan bagian tindakan sistem hegemoni untuk melamahkan dan mencegah terbentuk dan menguatnya umat Islam. Sebagaimana dahulu berusaha mengeksploitasi bangsa-bangsa melalui penjarahan migas dan kekayaan mereka, sekarangpun sistem hegemoni memburu energi-energi baru di negara-negara Islam di mana yang terpenting di antaranya ialah sumber daya manusia yang efektif, terutama para ilmuwan di negara-negara Islam.â€
Menyinggung Palestina, dia mengatakan, “Semua tindakan ini merupakan untaian mata rantai di mana dengan melemahkan komponen kekuatan umat Islam maka Palestina akan tersisih dari isu utama dunia Islam.â€
Presiden Raisi menyebutkan bahwa berkat darah syuhada, terjadi kebangkitan para ulama dan cendikiawan serta muncul petunjuk-petunjuk dari para pemuka kebangkitan Islam di kawasan.
“Ketika sepak terjang ISIS bermula dengan mengibarkan bendera ‘lailaha illa Allah Muhammadar Rasulullah’, sebagian orang tak memiliki pemahaman yang benar tentang ISIS. Saat itu, Pemimpin Revolusi Islam nan bijaksana (Ayatullah Sayid Ali Khamenei) mengumumkan bahwa apa yang dilakukan ISIS adalah serupa dengan apa yang dilakukan oleh para Zionis, dan menegaskan bahwa terlepas dari soal ke mana mereka berafiliasi dan dari mana berasal, aksi mereka menumpahkan darah dan berbuat kejahatan bukanlah aksi seorang Muslim. Beberapa lama kemudian terungkap bahwa mereka mengakar pada AS dan Zionis, dan Menlu AS pun bahkan secara resmi menyatakan, ‘Kamilah yang membentuk ISIS’.â€
Lebih jauh, Presiden Iran menyerukan pengembangan kerjasama umat Islam di berbagai bidang sains, kebudayaan dan media.
“Penguatan ide pendekatan (antarmazhab) harus menjadi poros perhatian semua,†serunya, sembari menekankan bahwa Republik Islam Iran menjulurkan tangan persaudaraan yang hangat kepada semua negara Islam dan “semua orang yang peduli kepada agama, rakyat dan umat Islamâ€.
Konferensi Persatuan Islam diselenggarakan di Iran setiap tahun dan biasa dihadiri oleh para alim ulama, cendikiawan dan tokoh umat dari berbagai negara Islam dunia dalam rangka menyambut peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw.
Namun pada konferensi kali ini, mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir, pada konferensi kali ini sebagian besar makalah, yaitu 360 dari 514 makalah para ulama, cendikiawan, praktisi dan aktivis dari Iran dan 52 negara dunia dibacakan secara virtual. (irna/raialyoum)
Konferensi Persatuan Islam, Sekjen Jihad Islam Palestina: Tak Ada Persatuan Tanpa Quds
Sekjen Jihad Islam Palestina (PIJ) Ziyad Nakhalah menegaskan bahwa kebangkitan dan persatuan umat Islam akan tetap berkoneksi secara dialektis dengan pembebasan Quds dan Palestina dari pendudukan Zionis, dan bahwa persatuan tak akan terwujud tanpa Quds dan Palestina.
“Tak ada persatuan tanpa Quds dan Palestina, dan tak ada Quds dan Palestina tanpa persatuan,†tegasnya dalam pidato pada sidang pembukaan Konferensi Persatuan Islam ke-35
Dia mengingatkian, “Serangan Barat menyasar semua komponen umat kita, dan tatanan global yang dikendalikan oleh rezim-rezim Barat, terutama AS dengan semua persendiannya, adalah bahaya yang mendesak umat dan peradaban kita.â€
Nakhalah lantas memastikan bahwa Rezim Zionis Israel merupakan ujung tombak rezim-rezim Barat dan karena itu “dukungan kepada bangsa Palestina dan pengerahan segenap kekuatan menuju pembebasan Baitul Maqdis akan dapat menggagalkan dan memusnahkan serangan itu.â€
Dia juga mengingatkan bahwa persatuan merupakan kewajiban syariat yang berulangkali ditegaskan dalam ayat-ayat suci Al-Quran, meski tak berarti pengabaian terhadap keragaman yang sudah menjadi sunnatullah di tengah umat manusia sebagaimana juga disebutkan dalam Al-Quran.
Sekjen PIJ mengapresiasi kontinyiutas dukungan Iran kepada Palestina dengan mengatakan, “Kontinyuitas dukungan ini di semua level memiliki peran terkemuka dan terpenting bagi kekuatan kami dalam menghadapi rezim pendudukan Zionis dan kelanjutan resistensi sejak revolusi Islam di Iran sampai hari ini.â€
Konferensi Persatuan Islam diselenggarakan di Iran setiap tahun dan biasa dihadiri oleh para alim ulama, cendikiawan dan tokoh umat dari berbagai negara Islam dunia dalam rangka menyambut peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw.
Namun, mengingat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, pada konferensi kali ini sebagian besar makalah, yaitu 360 dari 514 makalah para ulama, cendikiawan, praktisi dan aktivis dari Iran dan 52 negara dunia dibacakan secara virtual. (raialyoum)
Soroti Pidato Sayid Nasrallah, Media Israel Fokus pada “100,000 Pasukan Hizbullahâ€
Media Israel yang berbahasa Ibrani belakangan ini tampak enggan memuat pidato Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, dan ini bisa jadi karena ada instruksi larangan dari otoritas politik dan keamanan Israel, terlebih setelah hasil jajak pendapat di Israel mencatat bahwa publik negara Zionis ilegal ini lebih percaya kepada Sayid Nasrallah daripada kepada pemimpin dan para petinggi Israel sendiri.
Meski demikian, dan walaupun pidato terbaru Sekjen Hizbullah berbicara mengenai isu dalam negeri dan tragedi penembakan terhadap massa demonstran di Beirut, media Israel tetap menyorot pidato itu dan memuat beberapa kutipan darinya serta berfokus pada pernyataannya bahwa Hizbullah memiliki tak kurang dari 100,000 pasukan.
Roi Kais, orientalis dan pakar Israel urusan Arab, di halaman Twitter-nya menyebutkan, “Menurutku, pidato ini merupakan salah satu pidato terpenting Nasrallah dalam beberapa tahun terakhir, dan serupa dengan pidato di mana dia pertama kali berbicara anti-Saudi lantaran perang di Yaman. Kedok-kedok juga telah diungkap secara final di kancah internal Lebanon, dan konflik dengan (Partai) Pasukan Lebanon baru di tahap awalnya.â€
Sedangkan saluran 12 televisi Israel menyebutkan bahwa Sayid Nasrallah telah mengungkap bahwa Hizbullah memiliki 100,000 kombatan. Menurut saluran ini, Hizbullah belum pernah mencapai kekuatan sebesar ini sebelumnya.
Media Israel lainnya, i24news, menyebutkan bahwa pidato Sayid Nasrallah pada hari Senin lalu itu telah berbicara mengenai adanya upaya pihak-pihak tertentu untuk menimbulkan keresahan warga Kristen di Lebanon. Media ini juga mengutip pernyataan Sayid Nasrallah bahwa “jumlah anasir struktur militer Hizbullah saja, dari orang-orang yang sudah terlatih secara militer, mencapai 100,000 kombatanâ€.
Sementara itu, Sayid Nasrallah dalam pidato lain pada Konferensi Persatuan Islam ke-35 yang diselenggarakan di Teheran, Iran, Selasa (19/10), menegaskan bahwa upaya kekuatan arogan AS dan Rezim Zionis Israel untuk mengoyak tubuh umat Islam masih berlanjut.
Dia juga mengatakan bahwa konferensi yang selalu di adakan setiap tahun sejak puluhan tahun silam itu telah membuahkan hasil yang berkontribusi besar dalam upaya mengatasi berbagai ancaman dan tantangan, dan bahwa dalam konferensi ini terlontar gagasan untuk pengadaan sebuah pertemuan langsung yang melibatkan berbagai pihak dari negara-negara Islam untuk perencanaan di masa mendatang. (raialyoum/alalam)
.