Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman melalui jubirnya, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan pihaknya melesatkan rudal-rudal balistik ke berbagai sasaran di Israel, termasuk di kota Eilat di pesisir Laut Merah.

Pejabat Rumah Sakit (RS) al-Shifa di Kota Gaza menyatakan para stafnya telah memakamkan secara massal puluhan pasien meninggal, ketika ribuan warga Palestina masih terjebak di fasilitas yang dikepung oleh pasukan Israel tersebut.
Berita Selengkapnya:
Pasukan Yaman Tembakkan Sejumlah Rudal Balistik ke Israel dan Siap Serang Kapal-Kapalnya
Angkatan Bersenjata Yaman melalui jubirnya, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan pihaknya melesatkan rudal-rudal balistik ke berbagai sasaran di Israel, termasuk di kota Eilat di pesisir Laut Merah.
“Peluncuran itu dilakukan setelah 24 jam operasi militer lainnya dengan menggunakan drone terhadap sasaran Israel yang sama,” ungkapnya, Selasa (16/11).
Militer Israel mengaku telah mencegat sebuah rudal di dekat Laut Merah.
Israel mengatakan mereka menggunakan sistem pertahanan udara Arrow untuk menembak jatuh sebuah rudal pada hari Selasa setelah sirene dibunyikan di kota pelabuhan Eilat. Israel mengklaim rudal itu tidak memasuki wilayahnya, dan tidak menyebutkan pihak mana yang menembakkannya.
Sebelumnya, pemimpin Ansarullah Yaman mengatakan kelompoknya akan terus melancarkan serangan terhadap Israel.
“Mata kami terbuka untuk terus memantau dan mencari kapal Israel di Laut Merah, terutama di Bab al-Mandab, dan dekat perairan regional Yaman,” ungkap pemimpin Ansarullah, Sayid Abdul-Malik al-Houthi.
Angkatan bersenjata Yaman telah melancarkan beberapa serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak 7 Oktober, ketika pejuang Hamas dari Jalur Gaza melakukan serangan terhadap Israel selatan hingga menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sejak serangan Hamas, Israel telah membombardir Gaza dan melancarkan invasi darat ke wilayah tersebut. Lebih dari 11.200 orang telah gugur akibat serangan Israel, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak kecil.
Perang di Gaza telah meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah, dan berbagai organisasi internasional dan para pemimpin politik memperingatkan potensi perang yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon telah terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel, dan kelompok-kelompok pejuang lain yang didukung Iran menyerang pasukan AS di Suriah dan Irak. AS pun membalas di Suriah. (almayadeen/aljazeera)
RS Al-Shifa di Gaza Terpaksa Kubur Pasien Meninggal Secara Massal
Pejabat Rumah Sakit (RS) al-Shifa di Kota Gaza menyatakan para stafnya telah memakamkan secara massal puluhan pasien meninggal, ketika ribuan warga Palestina masih terjebak di fasilitas yang dikepung oleh pasukan Israel tersebut.
“Ada banyak jenazah berserakan di kompleks rumah sakit, dan tidak ada listrik lagi di kamar mayat. Kami terpaksa memakamkan mereka di kuburan massal,” ungkap Direktur Rumah Sakit al-Shifa Mohammad Abu Salmiya kepada kantor berita AFP, Selasa (14/11).
Menurutnya, sejauh ini di halaman RS telah dimakamkan sebanyak 179 jenazah, termasuk tujuh bayi serta 29 pasien perawatan intensif. Mereka meninggal sejak bahan bakar untuk generator rumah sakit habis pada hari Sabtu.
Pasukan Israel telah mengepung RS terbesar di Jalur Gaza tersebut. Israel mengklaim RS itu terletak di atas kompleks terowongan dan pusat komando yang digunakan oleh pejuang Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas yang memerintah di Gaza.
Hamas membantah klaim tersebut, dan mengatakan bahwa 650 pasien serta 5.000-7.000 warga sipil yang mengungsi terjebak di dalam halaman rumah sakit dan terus-menerus diserang oleh para penembak jitu dan drone.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyatakan pihaknya “memiliki informasi bahwa Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk Al-Shifa, dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan dan mendukung operasi militer mereka dan untuk menyandera”.
Dia mengatakan anggota kedua kelompok Palestina “mengoperasikan pusat komando dan kontrol dari al-Shifa di Kota Gaza” dan menyimpan senjata di sana.
Kirby tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut, sehingga lebih merefleksikan klaim tanpa bukti yang dikemukakan Israel.
PBB memperkirakan setidaknya 2.300 orang pasien, staf, dan warga sipil yang mengungsi berada di dalam RS tersebut dan mungkin tidak dapat melarikan diri di tengah pertempuran sengit.
Serangan udara dan darat Israel sejauh ini telah menggugurkan lebih dari 11.200 orang Palestina, termasuk lebih dari 4.600 anak kecil, menurut pejabat Palestina. (aljazeera)