Jakarta, ICMES. Korban tewas akibat gempa bumi Turki-Suriah menembus angka 40.000 pada catatan Selasa (14/2). Pihak berwenang Turki mengatakan 35.418 orang telah tewas di Turki, sementarac PBB dan pemerintah Suriah mengumumkan lebih dari 5.800 orang tewas di Suriah.

Dua orang Palestina, termasuk seorang remaja, gugur ditembak pasukan Zionis Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, ketika pemerintah sayap kanan baru Israel mengintensifkan serangan mematikan di wilayah pendudukan.
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raeisi dalam kunjungan kenegaraannya ke China menyebut negaranya dan China sebagai “sahabat di masa-masa sulit,†dan menekankan bahwa penguatan hubungan antara kedua negara akan berkontribusi pada keamanan kawasan dan dunia.
Pasukan elit Iran Koprs Garda Revolusi Islam (IRGC) menekankan tingginya kemampuan militer dan kekuatan pencegahan Iran, dan memastikan tidak ada musuh yang berani melakukan operasi militer terhadap negara republik Islam ini.
Berita Selengkapnya:
Korban Tewas Gempa Turki Tembus 40,000 Orang
Korban tewas akibat gempa bumi Turki-Suriah menembus angka 40.000 pada catatan Selasa (14/2). Pihak berwenang Turki mengatakan 35.418 orang telah tewas di Turki, sementarac PBB dan pemerintah Suriah mengumumkan lebih dari 5.800 orang tewas di Suriah.
Sepuluh truk Organisasi Internasional untuk Migrasi yang membawa bantuan kemanusiaan telah melewati persimpangan Bab al-Salam ke barat laut Suriah dari Turki.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut gempa bumi di Turki sebagai bencana alam terburuk dalam satu abad di kawasan yang dicirikan sebagai wilayah Eropa.
PBB memperkirakan sekira  5,3 juta orang di Suriah berpotensi kehilangan tempat tinggal setelah gempa bumi, dan hampir 900.000 orang sangat membutuhkan makanan panas di Turki dan Suriah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan lebih dari 8.000 orang telah diselamatkan hidup-hidup dari puing-puing di Turki.
Dia juga menegaskan  penegakan peraturan bangunan yang lebih ketat diperlukan di negara itu setelah gempa kuat yang mengguncang Turki selatan pekan lalu menewaskan puluhan ribu orang.
Erdogan mengatakan “bangunan yang runtuh mengingatkan pemerintah akan perlunya aturan konstruksi yang lebih ketat.”
Dia menambahkan bahwa pemerintahnya akan terus bekerja sampai orang terakhir diselamatkan dari reruntuhan di daerah yang dilanda gempa. (aljazeera)
Dua Orang Palestina Gugur Ditembak Pasukan Zionis Israel di Tepi Barat
Dua orang Palestina, termasuk seorang remaja, gugur ditembak pasukan Zionis Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, ketika pemerintah sayap kanan baru Israel mengintensifkan serangan mematikan di wilayah pendudukan.
Satu korban di antaranya, Mahmoud Majed Mohammad al-Ayedi, 17 tahun, ditembak dan dibunuh oleh tentara Israel pada Selasa (14/2), ketika pasukan Zionis menyerbu kamp pengungsi Far’a di gubernuran Tubas di bagian utara Tepi Barat.
Secara terpisah pada hari Selasa, Haroun Abu Aram, 25 tahun, gugur karena luka tembak tentara Israel yang dideritanya pada tanggal 1 Januari 2021 di Al-Khalil (Hebron), Tepi Barat, di mana hampir 1.000 penduduk menghadapi ancaman pemindahan paksa yang akan segera terjadi oleh Israel.
Jatuhnya dua koran jiwa baru pada Selasa membuat jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh Israel dalam 45 hari sejak 2023 bertambah menjadi 50 orang, termasuk 11 anak-anak dan seorang wanita.
Pada hari Senin lalu, pasukan Israel menembak mati Ameer Ihab Bustami , 21 tahun, dalam serangan di kota Nablus, Tepi Barat.
Tahun lalu adalah tahun paling mematikan sejak tahun 2005 bagi warga Palestina di Tepi Barat, menurut PBB. Sekitar 224 warga Palestina gugur di wilayah yang diduduki secara ilegal di Al-Quds (Yerusalem) Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza pada tahun 2022, termasuk 53 anak-anak dan 17 wanita.
Sejak pemerintah sayap kanan Israel dilantik pada akhir tahun lalu, penggerebekan dan pembunuhan warga Palestina semakin meningkat. (aljazeera)
Presiden Raisi: Konsolidasi Iran-Cina ‘efektif’ untuk Promosi Keamanan Regional dan Global
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raeisi dalam kunjungan kenegaraannya ke China menyebut negaranya dan China sebagai “sahabat di masa-masa sulit,†dan menekankan bahwa penguatan hubungan antara kedua negara akan berkontribusi pada keamanan kawasan dan dunia.
Dalam pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping, di Beijing, Selasa (14/2), dia mengatakan demikian sembari menekankan perlunya perluasan hubungan Iran-China di bidang ekonomi, perdagangan, ilmiah, dan budaya, serta implementasi perjanjian internasional, perjanjian strategis 25 tahun antara kedua negara, yang menurutnya “penting†bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Mengenai kegiatan saling kunjung delegasi politik-ekonomi kedua negara dan negosiasi antara kedua belah pihak, dia menilainya “penting dan efektif†dalam pengembangan hubungan bilateral.
“Meskipun ada pentanganan dari musuh Republik Islam Iran dan China untuk konsolidasi dan perluasan hubungan antara kedua negara, hubungan ini telah mengambil langkah besar berkat manajemen yang baik dari para pihak,†ujarnya.
Dia menekankan bahwa Iran dan China adalah “teman di masa-masa sulit,†dan persahabatan di masa-masa sulit memperkuat ikatan di hari-hari lain.
“Penguatan ikatan dan persahabatan seperti itu efektif bagi keamanan kawasan dan dunia,†ungkapnya.
Presiden Iran mengapresiasi peran positif dan konstruktif China dalam pembicaraan mengenai penghapusan sanksi anti-Iran. Dia juga menyinggung kegagalan negara-negara Eropa memenuhi kewajiban mereka terhadap Iran.
“Negara-negara Barat sekali lagi membuat kesalahan perhitungan tentang Iran,†katanya.
Di pihak lain, Presiden China menyinggung perkembangan hubungan China-Iran dan mengatakan implementasi kemitraan strategis 25 tahun antara kedua negara “sangat efektif†dalam penguatan dan perluasan hubungan keduanya.
“China sangat percaya dalam pengembangan hubungan dengan Iran,†tuturnya.
Xi kemudian mengecam unilateralisme dan kebijakan intimidasi negara-negara Barat di tingkat internasional.
“Sayangnya, negara-negara ini masih bersikeras pada pendekatan yang salah di era Perang Dingin, dan ini telah merusak norma-norma internasional serta perdamaian dan keamanan global,†kecamnya.
Dia mendukung integritas teritorial Republik Islam Iran, dan menekankan perlunya menghadapi unilateralisme, campur tangan asing, dan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan dan di seluruh dunia.
Xi juga mengakui posisi dan tindakan Republik Islam dalam perang melawan terorisme, serta menggarisbawahi perlunya implementasi perjanjian nuklir 2015 sesegera mungkin. (presstv)
IRGC: AS Tak Berani Serang iran
Pasukan elit Iran Koprs Garda Revolusi Islam (IRGC) menekankan tingginya kemampuan militer dan kekuatan pencegahan Iran, dan memastikan tidak ada musuh yang berani melakukan operasi militer terhadap negara republik Islam ini.
Dalam sebuah acara di Provinsi Kerman untuk merayakan peringatan 44 tahun Revolusi Islam, Jubir IRGC Brigjen Ramezan Sharif menyatakan hal itu sembari memuji upaya yang dilakukan oleh pemuda Iran dalam menggagalkan ancaman asing.
“Dengan rahmat Allah, tindakan bijak Pemimpin Besar Revolusi Islam (Ayatullah Sayid Ali Khamenei), dan upaya sepanjang waktu anak-anak Anda, hari ini kita telah mencapai tingkat pertahanan dan kekuatan militer di mana Amerika maupun kekuatan lain mana pun tak berani mengambil tindakan sekecil apa pun terhadap negara ini serta bangsanya, kepentingannya, dan penganutnya,†terangnya.
Dia menyebut keamanan sebagai kebutuhan penting setiap negara di seluruh dunia. Namun, dia memperjelas bahwa Iran bangga dengan fakta bahwanegara ini tidak membutuhkan kekuatan jahat dunia dalam menggalang keamanan di dalam perbatasannya.
Komandan IRGC juga menghargai “wawasan dan kecerdasan†rakyat Iran dalam menghadapi konspirasi musuh, dan mengatakan bahwa kelompok separatis bermimpi merebut kendali atas provinsi Kurdistan dan Sistan dan Baluchestan di Iran.
Sharif mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron dan dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeiers atas pertemuan mereka baru-baru ini dengan elemen-elemen anti-Iran. Dia menegaskan bangsa Iran tidak akan pernah melupakan kejahatan yang dilakukan oleh kedua negara Eropa ini di Irak dalam memaksakan perang terhadap Iran pada 1980-an.
Sharif mengingatkan bahwa dalam perang itu pesawat Mirage Prancis telah membombardir kota-kota Iran sementara gas mustard Jerman yang diberikan kepada rezim Ba’ath Irak pimpinan Saddam Hossein telah menyengsarakan banyak orang Iran.
Jubir IRGC juga mengecam para pejabat Eropa karena mengizinkan anggota organisasi teroris anti-Iran Mujahedin-e-Khalq Organization (MKO) berunjuk rasa di depan Parlemen Eropa.
Menurut Sharif, gembong MKO Maryam Rajavi berpikir bangsa Iran kami telah melupakan kejahatan MKO, dan organisasi ini “telah membunuh 17.000 orang dan pejabat Iran serta merangkul partai Ba’ath (Irak) dalam perang yang dipaksakan. Mereka berdiri di barisan pengkhianat bangsa mereka dan membunuh puluhan pemuda negara ini dengan bantuan Saddam Hussein.†(fna)