Jakarta, ICMES. Juru bicara militer Brigade al-Qassam, Abu Obeida, menyatakan pihaknya telah mendokumentasikan penghancuran 136 kendaraan militer pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza.

Pengamat militer untuk surat kabar Israel Haaretz, Amos Harel, mengatakan bahwa pertempuran di Jalur Gaza lebih rumit dari apa yang digambarkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kelompok pejuang Ansarullah yang berkuasa di Sanaa, ibu kota Yaman, mengumumkan pihaknya telah menembah jatuh pesawat mata-mata MQ9 milik Amerika Serikat (AS) di wilayah perairan Yaman.
Berita Selengkapnya:
Abu Obeida: Kami Dokumentasikan Penghancuran 136 Unit Kendaraan Militer Israel
Juru bicara militer Brigade al-Qassam, Abu Obeida, menyatakan pihaknya telah mendokumentasikan penghancuran 136 kendaraan militer pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan video yang dipublikasi pada hari Rabu (8/11), dia menegaskan Israel telah menghindari keterlibatan penuh dengan para pejuang resistensi, dan Brigade Al-Qassam akan terus “melawan dan menghadapi agresi di semua wilayah di utara, barat laut dan selatan Gaza.”
Juru bicara militer Brigade Al-Qassam menambahkan bahwa meskipun pembantaian brutal dan perang terus dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga sipil di Gaza, “kami menyerang pasukan Israel, menghancurkan kendaraan, dan menimbulkan kematian dan cedera,” sementara “senjata penembak jitu terus menargetkan sasaran tentara pendudukan, dan senjata artileri menghancurkan kubu-kubu pertahanan mereka.”
Mengenai rincian pertempuran di lapangan, Abu Obeida menjelaskan, “Kami bermanuver dengan pasukan elit mujahidin kami, jadi kami berbalik untuk menyerang musuh di garis belakangnya, dan menyiapkan penyergapan untuknya dan tank-tanknya, menghancurkan kendaraan dari jarak dekat, dan dari jangkauan efektif senjata anti-baja, individu, dan bangunan tempat tentara bersembunyi.”
Mengenai tawanan Israel, dia mengatakan, “Musuh menolak untuk menciptakan kondisi bagi pembebasan tawanan dan menggagalkan proses pembebasan 12 dari mereka,” dan Israel “menghalangi upaya pembebasan tawanan dan orang asing serta membahayakan kehidupan mereka.”
Juru bicara Al-Qassam menambahkan, “Kami menegaskan kembali bahwa satu-satunya jalan adalah kesepakatan komprehensif untuk menukar tawanan secara keseluruhan, atau sebagian (secara bergelombang).”
Dia juga menjelaskan bahwa setelah perang Israel terhadap Gaza berjalan 33 hari, Brigade Al-Qassam masih mampu melakukan konfrontasi.
“Keberanian yang ditunjukkan para pejuang perlawanan di lapangan untuk menghalau agresi merupakan kebanggaan bagi setiap orang Arab, Muslim, dan orang-orang merdeka di dunia,” tuturnya.
Abu Obeida menyerukan dukungan bagi kubu resistensi. “Kami memberikan kabar baik kepada pendudukan tentang akan datangnya kemarahan dan perlawanan di Tepi Barat, Gaza, dan Al-Quds, dan di semua lini dan gelanggang,” pungkasnya. (aljazeera)
Pengamat Militer Israel Nilai Perang Gaza Lebih Pelik dari Apa yang Diklaim Netanyahu
Pengamat militer untuk surat kabar Israel Haaretz, Amos Harel, mengatakan bahwa pertempuran di Jalur Gaza lebih rumit dari apa yang digambarkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Harel menilai orang-orang Israel tidak boleh terbawa oleh optimisme berlebihan yang ditunjukkan oleh para petinggi militer dan politik Israel mengenai pelaksanaan operasi darat di Jalur Gaza.
Menurutnya, operasi darat tentara Israel pada Senin lalu hanya sedikit, meskipun faktanya pasukan Israel mengepung Kota Gaza dan menembus daerah-daerah di pinggiran Jalur Gaza.
Dia menjelaskan bahwa pertempuran pada Selasa lalu lebih sengit, namun “masih ada kesan bahwa Hamas di beberapa tempat lebih memilih untuk membiarkan anggotanya tetap berada di terowongan bawah tanah, dan hanya mengirimkan regu kecil untuk melawan pasukan militer Israel, dengan fokus pada serangan” dengan menembakkan peluru anti-tank dari jarak dekat dan upaya untuk memasang alat peledak di tank dan pengangkut pasukan.”
Sikap Hamas
Harel percaya bahwa Hamas, melalui rencana pertempurannya dewasa ini, mungkin berusaha mempertahankan sebagian besar pasukannya dengan cara demikian.
Dia menilai penolakan Hamas melakukan negosiasi nyata mengenai pembebasan tahanannya dalam skala besar bisa jadi menunjukkan “pemimpinnya tidak memandang situasi saat ini sebagai hal yang kritis.”
Tentara Israel mengklaim ada sekitar 35 tentara, termasuk perwiranya, yang tewas sejak dimulainya serangan darat ke Jalur Gaza pada tanggal 27 Oktober, selain mengakui terjadinya sejumlah cedera serius. Namun, kubu resistensi Palestina memastikan kerugian militer Israel jauh lebih besar dari itu, karena itu para pejuang Gaza hampir setiap hari memublikasikan rekaman video serangan dan penghancuran banyak tank dan kendaraan militer Israel.
Kemungkinan Perombakan Operasi Militer
Pengamat militer di Haaretz itu mengatakan bahwa ada upaya bersama antara Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk mengubah bentuk pertempuran di masa mendatang, setelah Komando Selatan tentara Israel mengumumkan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan misi tersebut dan terutama terhadap Hamas di Jalur Gaza bagian utara.
Harel menyarankan agar tentara Israel menarik sebagian besar pasukannya dari Jalur Gaza, dan beralih ke metode serangan yang tepat terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza utara, dan mungkin juga di tempat lain.
Tentara Israel mengakui tewasnya 351 tentara dan perwiranya sejak perlawanan Palestina melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, selain cacatnya lebih dari 1.200 tentara. (aljazeera)
Pasukan Ansarullah Tembak Jatuh Drone MQ9 Milik AS di Perairan Yaman
Kelompok pejuang Ansarullah yang berkuasa di Sanaa, ibu kota Yaman, mengumumkan pihaknya telah menembah jatuh pesawat mata-mata MQ9 milik Amerika Serikat (AS) di wilayah perairan Yaman.
“Pertahanan udara kami berhasil menembak jatuh satu unit MQ9 AS ketika pesawat nirawak ini melakukan aktivitas permusuhan, pemantauan dan spionase di wilayah udara perairan teritorial Yaman dan sebagai bagian dari dukungan militer ASuntuk entitas Israel,” ungkap Ansarullah, Rabu (8/11),
Tanpa menyebutkan jenis senjata yang digunakan, Ansarullah menambahkan bahwa drone itu “ditembak jatuh dengan senjata yang sesuai”.
Ansarullah menegaskan, “Gerakan permusuhan (AS) tidak akan menyurutkan semangat angkatan bersenjata Yaman untuk terus melakukan operasi militer terhadap entitas Israel demi membela rakyat Palestina yang tertindas.”
Sekitar seminggu yang lalu, Ansarullah Yaman mengumumkan lebih dari satu kali bahwa mereka telah meluncurkan sejumlah besar rudal balistik dan jelajah serta sejumlah besar drone ke berbagai sasaran di Israel.
Perang Israel sudah berlangsung 33 hari terhadap Gaza hingga menggugurkan lebih dari 10.569 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita, dan melukai 26.475 orang. Selain itu, Israel juga membunuh 163 warga Palestina, dan menangkap 2.280 orang di Tepi Barat, menurut sumber-sumber resmi. (raialyoum)
……