Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 9 April 2020

serangan saudi di yamanJakarta, ICMES. Koalisi Saudi-UEA yang sudah lima tahun menginvasi Yaman  dan memerangi kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk sementara waktu.

Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di negara ini telah meningkat menjadi 64.586, namun sebanyak 29.812 pasien sembuh.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour memperingatkan bahaya arogansi dan unilateralisme AS bagi dunia sembari menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai “virus yang lebih berbahaya daripada virus corona” (COVID-19).

Berita selengkapnya:

Koalisi Saudi-UEA Umumkan Gencatan Senjata Sementara di Yaman

Koalisi Saudi-UEA yang sudah lima tahun menginvasi Yaman  dan memerangi kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk sementara waktu.

Mengutip pernyataan juru bicara koalisi tersebut, Kol. Turki al-Malki, kantor berita pemerintah Arab Saudi, SPA, melaporkan gencatan senjata sementara atau penangguhan operasi militer itu diharapkan mulai berlaku mulai hari ini, Kamis (9/4/2020), jam 12.00 waktu setempat (09:00 GMT) dan berlangsung selama dua minggu.

Pengumuman itu dirilis beberapa hari setelah PBB menyerukan penghentian konfrontasi di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

SPA Rabu kemarin menyebutkan bahwa gencatan senjata ini dimaksudkan untuk membantu mencegah wabah COVID-19 di Yaman, memungkinkan de-eskalasi dalam pertempuran, dan memberi Ansarullah kesempatan untuk bergabung dengan pembicaraan yang disponsori PBB tentang penyelesaian konflik Yaman.

Belum ada komentar langsung dari Ansarullah tentang ini.  Juru bicara Ansarullah Mohammad Abdulsalam, Rabu, di Twitter menyatakan pihaknya mengirim ke PBB sebuah gagasan dan visi komprehensif yang mencakup diakhirinya perang lima tahun dan “blokade” yang dikenakan pasukan koalisi terhadap Yaman.

Dia menyatakan bahwa gagasan Ansarullah itu “akan meletakkan dasar untuk dialog politik dan masa transisi”.

Pekan lalu, utusan khusus PBB Martin Griffiths mengirim proposal kepada pemerintaan presiden pelarian Yaman Abed Rabbuh Mansour Hadi dan koalisi militer Saudi-UEA yang mendukungnya serta gerakan Ansarullah yang menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, dan sebagian besar Yaman utara.

Proposal itu menyerukan gencatan senjata nasional, termasuk menghentikan semua serangan udara, darat dan laut, dan komitmen semua pihak yang bertikai untuk memastikan kepatuhan pasukan di front terdepan.

PBB telah menyinggung masalah ancaman COVID-19 untuk mengakhiri perang yang telah menyebabkan jutaan orang rentan terhadap penyakit. (aljazeera)

Hampir Separuh Pasien COVID-19 di Iran Sembuh

Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di negara ini telah meningkat menjadi 64.586, namun sebanyak 29.812 pasien sembuh.

“1.997 pasien baru yang terinfeksi virus COVID-19 telah diidentifikasi di negara itu sejak kemarin berdasarkan kriteria diagnosis yang dikonfirmasi,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour, Rabu (8/4/2020).

Dia menambahkan bahwa dengan demikian maka jumlah pasien COVID-19 di Iran bertambah menjadi 64.586 dengan 3.993 kematian, termasuk 121 orang  yang meninggal dalam 24 jam terakhir.

Jahanpour juga menyebutkan bahwa kesembuhan pasien mengalami percepatan, dan sebanyak 29.812 pasien telah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit.

Dia mencatat bahwa sejauh ini di Iran telah dilakukan 229.975 tes diagnosis COVID-19, dan  sebanyak 3.956 pasien berada dalam kondisi kritis.

Sehari sebelumnya, Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki menekankan langkah-langkah efektif agar wabah ini di Iran dapat dikendalikan pada akhir Mei mendatang.

“Negara ini sekarang berada dalam fase manajemen penyakit dan kita tidak boleh membayangkan bahwa kita telah mencapai fase pengekangan dan pengendalian. Hari ini adalah waktu untuk pertempuran penuh melawan virus ini. Insya Allah, kami akan mengendalikan virus corona pada akhir Mei. Virus ini harus dikontrol dalam waktu seminimal mungkin, ”terang Namaki kepada para anggota parlemen Iran dalam sebuah sesi terbuka di Teheran.

Dia mencatat bahwa setidaknya 30% hingga 50% ranjang rumah sakit masih kosong di Iran dan hampir 15.000 ranjang tersedia untuk merawat pasien.

“Kami sekarang telah pindah ke tangki ke-6 dalam hal kematian,” kata Namaki.

Dia optimis bahwa kondisi negara ini dalam perawatan pasien akan membaik dalam beberapa hari ke depan.

Pandemi COVID-19 melanda hampir semua negara dan wilayah di seluruh dunia. Virus yang pertama kali dilaporkan di pusat kota Wuhan di Cina pada akhir tahun lalu itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 83.000 orang dan menginfeksi lebih dari 1,44 juta lainnya secara global. (fna)

Iran Sebut “Virus Trump” Lebih Berbahaya Daripada Covid-19

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour memperingatkan bahaya arogansi dan unilateralisme AS bagi dunia sembari menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai “virus yang lebih berbahaya daripada virus corona” (COVID-19).

“Kami masih percaya bahwa virus corona tidak lebih berbahaya daripada virus Trump,” kata Jahanpour kepada wartawan dalam sebuah jumpa pers melalui video konferensi di Teheran, Rabu (7/4/2020).

Dia juga menyinggung kerja sama erat Iran dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam perang melawan COVID-19, sembari menekankan bahwa WHO merupakan organisasi non-politis.

Senada dengan ini, Duta Besar Iran untuk Rusia di Moskow Kazzem Jalali sebelumnya di hari yang sama memperingatkan bahaya “terorisme medis dan unilateralisme” AS bagi kehidupan umat manusia.

“Di tengah kondisinya yang terus mewabah virus corona telah menghadapkan dunia pada bahaya resesi yang lebih buruk daripada krisis ekonomi 2008. Kebersikerasan AS untuk melanjutkan kebijakan sepihak berbasis  pengenaan sanksi ekonomi bersamaan dengan terorisme medis terhadap Republik Islam Iran dan negara-negara lain yang dikenai sanksi telah membuat masyarakat dunia menghadapi krisis serius lain yang berjudul bencana kemanusiaan, ”tulis Jalali di halaman Twitter-nya dalam bahasa Rusia, Rabu.

Dia juga menyinggung penentangan AS terhadap usulan Rusia belum lama ini dalam pertemuan Majelis Umum PBB untuk menghapus sanksi terhadap semua negara yang berperang melawan COVID-19. Menurutnya, penentangan ini merupakan satu contoh nyata kebijakan unilateral dan tidak realistis para pembuat kebijakan AS.

Selasa lalu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak meminta bantuan AS kepada Iran di tengah wabah COVID-19, sembari mengingatkan bahwa jika Trump memang beriktikad baik maka cukuplah dia membuktikannya dengan hanya mencabut sanksi kejamnya terhadap Iran. (fna)