Jakarta, ICMES. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar “tidak berada di atas tanah,” setelah Perdana Israel Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa pasukan militer telah mengepung rumah Sinwar di Jalur Gaza.
Angkatan Bersenjata Yaman dalam sebuah pernyataannya menyatakan mereka telah menyerang kota Eilat (Umm al-Rashrash) di bagian selatan Palestina pendudukan (Israel).
Kepala Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) menyerukan gencatan senjata segera dan diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza, sembari mengingatkan bahwa warga Palestina di Jalur Gaza hidup dalam “kengerian yang semakin mendalam”.
Berita Selengkapnya:
Netanyahu dan Tentara Israel Berselisih Soal Di Mana Yahya Sinwar Berada
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar “tidak berada di atas tanah,” setelah Perdana Israel Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa pasukan militer telah mengepung rumah Sinwar di Jalur Gaza.
“Ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan hal-hal seperti itu. Misi kami adalah menjangkau Sinwar dan membunuhnya, dan kami harus melakukannya secepat mungkin,” kata Hagari, seperti dikutip surat kabar Yedioth Ahronoth, Rabu (6/12), sembari menyebutkan bahwa sebanyak 138 sandera masih disekap di Gaza.
“Peran Palang Merah adalah mengunjungi korban penculikan di mana pun di dunia dan memastikan kondisi kesehatan mereka,” lanjutnya.
Dia juga mengatakan, “Kami bersikeras melakukan hal ini setiap hari, tapi pada akhirnya kami hanya mempercayai diri kami sendiri. Misi kami adalah membawa semua orang pulang.”
Sebelumnya pada Rabu malam, Netanyahu mengatakan bahwa tentara Israel mengepung rumah Sinwar di Khan Yunis.
Dalam pidatonya di televisi yang disiarkan di platform X, Netanyahu mengatakan, “Saya katakan tadi malam bahwa pasukan kami dapat menjangkau mana saja di Jalur Gaza. Dan sekarang mereka mengepung rumah Sinwar.”
Dia menambahkan, “Sinwar bisa melarikan diri, tapi hanya masalah waktu sebelum kita bisa mencapainya.”
Di pihak lain, Brigade Al-Qassam menyatakan pihaknya terlibat konfrontasi dengan pasukan Israel di garis penyerangan ke Gaza, menghancurkan 23 kendaraan militer di Khan Yunis dan Beit Lahia, serta membunuh dan melukai sejumlah tentara.
Brigade Al-Qassam menjelaskan,”Sejak pagi ini, mujahidin Al-Qassam telah terlibat dalam bentrokan sengit dengan pasukan pendudukan di semua wilayah serangan ke Jalur Gaza. Kami telah menghitung kehancuran total atau parsial 23 kendaraan militer di zona pertempuran di kota Khan Yunis dan Beit Lahia.”
Dia menambahkan: “Penembak jitu Al-Qassam menewaskan dan melukai enam tentara, dan meledakkan sebuah rumah di mana pasukan khusus telah membarikade diri mereka dengan bom barel.”
Al-Qassam juga menyebutkan, “Mereka juga menyerang kekuatan lain yang dibarikade di sebuah rumah dengan rudal anti-personil, menghancurkan konsentrasi militer dengan sistem jarak pendek dan mortir, dan mengarahkan serangan rudal yang intens ke berbagai sasaran dan dengan jangkauan berbeda ke dalam wilayah pendudukan kami.”
Brigade Al-Qassam dan faksi- faksi pejuang Palestina lainnya terus menembakkan roket dari Jalur Gaza ke berbagai pemukiman dan kota Israel.
Tentara Israel mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka terlibat pertempuran sengit dengan pejuang Palestina di Jalur Gaza, dan mencatat bahwa mereka telah menyerang 250 sasaran selama 24 jam terakhir. (raialyoum)
Bela Gaza, Yaman Kembali Lesatkan Rudal Balistik ke Wilayah Pendudukan Palestina
Angkatan Bersenjata Yaman dalam sebuah pernyataannya pada hari Rabu (6/12) menyatakan mereka telah menyerang kota Eilat (Umm al-Rashrash) di bagian selatan Palestina pendudukan (Israel).
Mereka bersumpah akan terus melanjutkan operasi militer anti-Israel serta mencegah kapal-kapal Israel berlayar di Laut Merah dan Laut Arab sampai agresi rezim Zionis itu terhadap Gaza berhenti.
Sebelumnya, Israel mengaku telah menembak jatuh satu rudal balistik di atas Laut Merah dengan menggunakan sistem udara Arrow. Peristiwa ini memicu raungan sirene di Eilat, meskipun dikatakan bahwa rudal tersebut tidak memasuki wilayah udara wilayah pendudukan.
Secara terpisah, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada media Barat bahwa mereka telah menembak jatuh drone Yaman yang terbang menuju Israel.
Secara terpisah, badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengatakan telah menerima laporan tentang insiden yang melibatkan drone di Laut Merah, sebelah barat pelabuhan Hudaydah, Yaman.
Pasukan Yaman telah meluncurkan beberapa rudal balistik dan drone ke wilayah pendudukan Israel sejak awal perang Israel di Gaza pada bulan Oktober.
Angkatan bersenjata Yaman pada Ahad lalu mengatakan bahwa mereka menembakkan rudal ke dua kapal Israel di Laut Merah.
Pada tanggal 19 November, Angkatan Laut Yaman menyita kapal komersial yang diyakini milik seorang pengusaha besar Israel yang terkait Israel. (presstv)
PBB Peringatkan “Kiamat” Gaza
Kepala Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) menyerukan gencatan senjata segera dan diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza, sembari mengingatkan bahwa warga Palestina di Jalur Gaza hidup dalam “kengerian yang semakin mendalam”.
Pada konferensi pers hari Rabu (6/11) Volker Turk menyebutkan bahwa sekitar 1,9 juta pengungsi Palestina terpaksa mengungsi ke daerah-daerah yang terus menyempit di Gaza selatan dengan londisi “penuh sesak” dan “tidak sehat”.
Menurutnya, ada risiko tinggi kejahatan kekejaman yang dilakukan dalam kondisi kemanusiaan yang “katastrofik” seperti itu.
“Warga sipil di Gaza terus menerus dibombardir oleh Israel dan dihukum secara kolektif, menderita kematian, blokade, kehancuran dan perampasan kebutuhan paling penting manusia seperti makanan, air, pasokan medis yang menyelamatkan nyawa dan kebutuhan penting lainnya dalam skala besar,” paparnya.
Menurutnya, warga Palestina di Gaza menghadapi “kengerian yang semakin mendalam” seiring dengan penyebaran penyakit, kelangkaan makanan, dan bantuan kemanusiaan yang terhenti.
“Rekan-rekan kemanusiaan saya menggambarkan situasi ini sebagai sebuah apokaliptik (kiamat),” tambah Turk, sembari menyebutkan bahwa bencana demikian “sepenuhnya dapat diperkirakan dan dicegah”.
“Sebagai langkah segera, saya menyerukan penghentian segera permusuhan dan pembebasan semua sandera,” imbaunya.
Volker Turk mengaku sangat prihatin dengan “pernyataan yang tidak manusiawi dan menghasut” yang dibuat oleh otoritas Israel saat ini dan sebelumnya.
“Sejarah telah menunjukkan kepada kita ke mana arah bahasa seperti ini. Hal ini tidak hanya tidak dapat diterima, namun pengadilan yang kompeten dapat memandang pernyataan tersebut, dalam situasi di mana pernyataan tersebut dibuat, sebagai hasutan untuk melakukan kejahatan kekejaman,” tegasnya.
Turk mengatakan krisis HAM di Tepi Barat yang diduduki juga “sangat mengkhawatirkan”, dan menyerukan pihak Israel untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri “impunitas yang meluas” atas pelanggaran.
“Satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan akumulatif ini adalah mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi dua negara,” katanya.
Sementara itu, Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic memperingatkan bahwa situasi bencana di Gaza saat ini berpotensi semakin memburuk.
Berbicara di Brussel, Lenarcic menekankan perlunya gencatan senjata dalam konflik yang sedang berlangsung di Gaza agar bantuan kemanusiaan dapat memasuki wilayah tersebut, yang menjadi target pemboman, blokade, dan serangan darat Israel.
“Jika tidak, bencana di Gaza bisa berubah menjadi kiamat,” katanya.
Israel belakangan ini melancarkan serangan udara terhadap beberapa blok pemukiman di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara hingga menewaskan sedikitnya 150 warga Palestina.
Pesawat tempur Israel juga menyerang Khan Yunis di Gaza selatan sementara pasukan darat rezim mengepung kota tersebut. (presstv)