Jakarta, ICMES. Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova, menyatakan bahwa di Ukraina “ada tentara bayaran dari Israel yang berperang bersama dengan ekstrimis Batalion Azov.”

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengancam Iran dengan mengaku akan menyerang pihak yang mengirim para pelaku operasi bersenjata yang menyerang Israel secara langsung.
Militer Rezim Zionis Israel menempatkan sistem rudal Kubah Besi di sekitar kota Quds (Yerussalem) dan Tel Aviv, menurut laporan media Israel.
Hubungan Rezim Zionis Israel dengan Rusia kian memanas dan kali ini beredar video aksi orang-orang Yahudi Zionis menginjak-injak bendera Rusia.
Berita Selengkapnya:
Rusia Nyatakan Ada Dokumentasi Video Keberadaan Pasukan Bayaran Israel di Ukraina
Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova, Rabu (4/5), menyatakan bahwa di Ukraina “ada tentara bayaran dari Israel yang berperang bersama dengan ekstrimis Batalion Azov,” dan “Israel tak akan dapat mengabaikan hal ini, terutama karena ada video dan materi yang mendokumentasikannya.”
Zakharova menilai “banyak politisi yang menyibukkan diri dengan memicu perang intelijen tak mungkin ingin mendengar ini. Mendengarnya mereka bahwa pasukan bayaran Israel berperang bersama dengan militan Batalion Azov di Ukraina adalah hal yang baik. â€
Menurut Zakharova, keberadaan pasukan bayaran Israel itu tak mungkin terjadi tanpa sepengetahuan Israel, dan dia mengaku telah menonton film dan adegan yang direkam dan meninjau kontennya.
Media Israel mengomentari pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dengan menganggapnya sebagai “klimaks yang memutar balik hubungan yang sangat kompleks antara Rusia dan Israel.”
Pada Ahad lalu Lavrov membuat pernyataan “kontroversial” dengan mengatakan, “Fakta bahwa Zelensky adalah seorang Yahudi tak berarti ketiadaan elemen Nazi di Ukraina.”
Lavrov menyatakan demikian manakala hubungan Rusia-Israel mengalami ketegangan setelah Israel mengumumkan akan “membantu Kyiv melalui ribuan helm dan tameng.”
Presiden Israel Isaac Herzog dalam wawancara dengan Haaretz, Rabu, mendesak Lavrov meminta maaf atas pernyataan tersebut.
“Sebenarnya saya membacanya beberapa kali. Pada awalnya, saya tak percaya menteri luar negeri Rusia mengatakan demikian. Ini membuat saya marah dan muak…. Di antara minggu-minggu itu Lavrov memilih minggu di mana kita mengingat Holocaust, untuk menyebarkan kebohongan mengerikan yang berbau anti-Semitisme. Saya berharap dia menarik kembali kata-katanya dan minta maaf.”
Herzog mengaku tak yakin pernyataan Lavrov itu akan mencelakakan hubungan bilateral, tapi Rusia “mengancam akan melepaskan kabut padanya.”
Sebelumnya, Menlu Israel Yair Lapid menyebut pernyataan Lavrov itu “tak termaafkan dan kesalahan sejarah yang fatalâ€. (raialyoum)
Ancam Iran, Israel: Kami akan Hantam Rezim yang Mendanai Terorisme
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengancam Iran dengan mengaku akan menyerang pihak yang mengirim para pelaku operasi bersenjata yang menyerang Israel secara langsung.
Dalam upacara mengenang tentara Israel yang tewas dalam perang, Rabu (4/5), Bennett mengatakan, “Kekerasan dan terorisme bukanlah fenomena alam atau takdir yang harus ditaklukkan oleh Negara Israel. Kita tidak hanya akan menyerang mereka yang menyasar kami secara langsung, melainkan juga pihak yang mengirim mereka. Yang akan membayar harganya bukan hanya yang dikirim, melainkan juga pengirimnya, bahkan jika ia berada di seribu kilometer sebelah timur dari sini.â€
Dia menambahkan, “Kami melawan musuh yang kejam dan bernafsu untuk mati. Bukannya membangun kehidupan dan masa depan mereka, musuh tak segan-segan untuk menghancurkan hidup kita.â€
Meski tak menyebut Iran, namun Bennet mengisyaratkan pada negara republik Islam itu dengan menyebutnya “rezim yang mendanai terorisme, rezim yang mempersenjatai terorisme, rezim yang mengeluarkan perintah untuk terorisme dan tidak bisa lagi bersembunyi, pengecut dari jauh.”
“Ia (Iran) mulai membayar harganya, yang hanya akan meningkat. Dan dalam konfrontasi berikutnya, jika itu terjadi, kami bertekad untuk mencapainya, kami siap dan terlatih, kami akan mengejutkan, bukan terkejut, dan memberikan pukulan telak dan tegas kepada musuh.â€
Menyinggung perpecahan di tengah masyarakat Israel, Bennett mengatakan, “Jika tidak bersama, kita tidak akan pernah bersama. Kita ada bukan sebagai suku yang bermusuhan, melainkan sebagai bangsa yang beragam dan bersatu. Rakyat kita mendambakan persatuan. Saling ketergantungan tertanam dalam diri kita. Kita melihat ini dalam krisis, dan juga dalam kehidupan sehari-hari.â€
Bennett berjanji untuk memulang mayat dua tentara dan warga Israel yang ditahan di Jalur Gaza sejak agresi Israel terhadap Gaza pada tahun 2014,
“Ini adalah rotasi dan komitmen kami,†sumbarnya.
Dalam upacara di kota Quds (Yerussalem) untuk pembacaan nama-nama tentara yang tewas, Menteri Pertahanan Benny Gantz menyerukan persatuan masyarakat Israel, dan mengatakan bahwa “para pemimpin publik harus mengesampingkan perbedaan, merangkul dan mengingat para martir dan warisan merekaâ€.
Dalam upacara yang sama, kepala Dinas Keamanan Umum Israel Shin Bet, Ronen Bar, mengatakan, “Kita harus mengingat bahaya perpecahan, retorika kekerasan dan hasutan yang membawa kita ke jurang yang berbahaya.” (raialyoum)
Mendapat Ancam Keras, Israel Tempatkan Kubah Besi di Sekitar Quds dan Tel Aviv
Militer Rezim Zionis Israel menempatkan sistem rudal Kubah Besi di sekitar kota Quds (Yerussalem) dan Tel Aviv, menurut laporan media Israel, Rabu (4/5).
Menyusul laporan ini, TV Israel saluran 12 mengabarkan bahwa badan-badan keamanan Tel Aviv serius menanggapi ancaman keras kelompok-kelompok pejuang Palestina.
Sebelumnya di hari yang sama, faksi-faksi pejuang Palestina merilis statemen secara terpisah berisi peringatan keras terkait dengan pelanggaran kaum Zionis terhadap komplek Masjid Al-Aqsa.
Mereka melontarkan peringatan itu setelah kelompok-kelompok pemukim Zionis menyerukan kepergian ke komplek tersebut dalam peringatan apa yang mereka sebut “Hari Kemerdekaan†Israel.
Hamas memperingatkan, “Tindakan rezim pendudukan (Israel) mengizinkan para pemukim masuk ke halaman Masjid Al-Aqsa besok (Kamis) merupakan aksi bermain api dan menyeret kawasan kepada ketegangan di mana ia harus bertanggungjawab sepenuhnya.â€
Senada dengan ini, faksi Jihad Islam menegaskan, “Seruan masuk ke Masjid Al-Aqsa kami anggap sebagai perang terhadap bangsa dan kesucian kami. Kami tak akan kendur membela Al-Aqsa dan kesucian kami dengan harga apapun.â€
Komite Resistensi Rakyat Palestina juga angkat suara dengan menegaskan bahwa segala bentuk pergerakan pemukim Zionis di Masjid Al-Aqsa akan dianggap sebagai “pelanggaran terhadap kehormatan, bermain api, dan aksi berbahaya di mana musuh yang jahat, Zionis, tak akan sanggup menanggung akibatnya.†(mm/fna)
Parah, Para Yahudi Zionis Injak-injak Bendera Rusia
Hubungan Rezim Zionis Israel dengan Rusia kian memanas dan kali ini beredar video aksi orang-orang Yahudi Zionis menginjak-injak bendera Rusia.
Jurnalis saluran televisi Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon, Khaled Askef, pada Rabu malam memosting video tersebut di Twitter disertai cuitan: “Sejumlah orang Israel dalam pesta api suci menginjak-injak bendera Rusia di Israel.â€
Tak jelas aksi injak bendera itu terjadi di kota atau daerah mana di Israel.
Seperti diketahui, perkembangan situasi perang di Ukraina membangkitkan ketegangan hubungan Israel dengan Rusia sehingga Israel memanggil dubes Rusia untuk menyampaikan nota protes atas pernyataan Menlu Rusia yang menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan penjahat peraang Dunia II Adolf Hitler sama-sama keturunan Yahudi. (fna)