Jakarta, ICMES. Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam kunjungannya ke Suriah mengatakan perlawanan rakyat Palestina dan Lebanon terhadap Israel telah membuat Rezim Zionis Israel menjadi semakin lemah dan ringkih.
Presiden Raisi tiba di ibu kota Suriah Damaskus pada hari Rabu sebagai kepala delegasi tingkat tinggi untuk kunjungan resmi selama dua hari. Kunjungan ini tercatat sebagai yang pertama oleh presiden Iran salama Suriah dilanda krisis sejak tahun 2011.
Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kembali menyita sebuah kapal tanker minyak di Selat Hormuz, Teluk Persia.
Berita Selengkapnya:
Berada di Suriah, Presiden Iran: Rezim Zionis Kini Makin Ringkih
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam kunjungannya ke Suriah mengatakan perlawanan rakyat Palestina dan Lebanon terhadap Israel telah membuat Rezim Zionis Israel menjadi semakin lemah dan ringkih.
“Intifada Palestina mengubah kondisi dan kemenangan Hizbullah Libanon dalam perang 33 hari, menyebabkan rezim Zionis menjadi lebih lemah dari sebelumnya dan pejuang resistensi lebih kuat dari sebelumnya,†katanya dalam pidato kepada sejumlah orang dan pejabat Suriah di makam Sayyidah Zainab binti Ali bin Abi Thalib ra di Damaskus, ibu kota Suriah, Rabu (3/5).
“Perlawanan Anda dan rakyat Palestina dalam menghadapi Rezim Zionis telah mengubah situasi menjadi mendukung Front Perlawanan,†imbuhnya, sembari menyebut Israel sekarang “sangat rentanâ€.
Menyinggung pemberontakan dan terorisme yang didukung asing di Suriah sejak tahun 2011, Presiden Raisi mengatakan, “Selama 12 tahun, mereka mengobarkan penindasan dan menawarkan uang haram kepada kelompok takfiri. 12 tahun telah berlalu sejak AS, Rezim Zionis, dan kelompok takfiri (memulai) kejahatan tersebut, tapi Suriah masih berdiri kokoh.â€
Menurutnya, sejak dimulainya terorisme oleh kelompok-kelompok radikalis takfiri, sebagian orang tidak memahami situasi yang sesungguhnya, namun Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei telah mengidentifikasinya sebagai gerakan “Amerika-Zionisâ€.
Raisi menjelaskan bahwa pada saat itu Ayatullah Khamenei mencatat bahwa tingkat kekerasan ini tidak mungkin dilakukan oleh umat Islam dan bahwa kejahatan demikian bercorak operasi Zionis.
Pada tahun 2017, bantuan asistensi militer Iran serta dukungan operasi udara Rusia telah membantu pemerintah Suriah mengalahkan kelompok teroris ISIS yang sempat merajalela di Suriah dan Irak.
Mengenai bantuan Iran itu dia mengatakan, “Kebijakan Republik Islam Iran adalah mendukung pihakm yang tertindas, dan karenanya berpihak pada bangsa Palestina yang tertindas serta kubu resistensi di Lebanon, Suriah, dan tempat lain di dunia.â€
Dia melanjutkan, “Suriah melawan selama 12 tahun dan muncul sebagai pemenang. Suriah akan dibangun kembali oleh tangan Anda, dan semua kehancuran akan diubah menjadi konstruksi yang bertahan lama. Kami akan tetap berada di sisi Anda dalam fase rekonstruksi seperti yang kami lakukan selama hari-hari sulit.â€
Hubungan antara Iran dan Suriah, menurut presiden Iran, adalah “strategis†dan tidak ada siapapun yang dapat melemahkan “persaudaraan†ini.
Presiden Raisi tiba di ibu kota Suriah Damaskus pada hari Rabu selaku kepala delegasi tingkat tinggi untuk kunjungan resmi selama dua hari. Kunjungan ini tercatat sebagai yang pertama oleh presiden Iran salama Suriah dilanda krisis sejak tahun 2011.
Sebelumnya pada hari itu, Presiden Raisi mengadakan pertemuan dengan sejawatnya di Suriah, Bashar Al-Assad, dan kemudian menandatangani perjanjian kerjasama komprehensif strategis jangka panjang. (presstv)
Luar Biasa, Sambutan Lengkap Presiden Suriah atas Kunjungan Presiden Iran
Presiden Raisi tiba di ibu kota Suriah Damaskus pada hari Rabu sebagai kepala delegasi tingkat tinggi untuk kunjungan resmi selama dua hari. Kunjungan ini tercatat sebagai yang pertama oleh presiden Iran salama Suriah dilanda krisis sejak tahun 2011.
Presiden Raisi mengadakan pertemuan dengan sejawatnya di Suriah, Bashar Al-Assad, Rabu (3/5), sebelum kemudian menandatangani perjanjian tentang perjanjian kerja sama komprehensif strategis jangka panjang, dan berziarah ke makam Sayyidah Zainab binti Ali bin Abi Thalib ra.
Presiden Bashar Al-Assad dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan Presiden Raisi memuji eratnya hubungan dan solidnya persekutuan negaranya dengan Iran sejak lebih dari empat tahun silam, meski diterjang prahara politik dan keamanan.
Berikut ini pernyataan lengkap Bashra Al-Assad dalam pertemuan tersebut;
Selamat datang, Tuan Presiden. Kami bahagia menyambut Anda dan rombongan delegasi dalam kunjungan Anda hari ini ke Suriah. Anda tahu persis hubungan erat antara kedua negara kita, yang terjalin sejak lebih dari empat dekade.
Hubungan ini terlampau jelas untuk diterangkan, kaya isi, kaya pengalaman, dan kaya dengan visi yang telah membangunnya.
Juga karena sepanjang masa-masa sulit, hubungan ini stabil dan konstan meski prahara politik dan keamanan yang menerjang kawasan Timteng.
Prahara inilah yang mengubah konsep-konsep, menggerus fondasi-fondasi, dan menghancurkan berbagai negara sepenuhnya, tapi tak dapat mempengaruhi visi solid yang kolektif antara dua negara kita mengenai aneka peristiwa yang telah berlalu.
Visi kolektif ini telah membuktikan keberlandasannya pada fondasi yang benar dan solid, pada norma, prinsip, dan keyakinan, dan yang lebih penting lagi ialah bertumpu pada kepentingan, kedaulatan dan kemerdekaan bangsa-bangsa.
Hubungan antara kedua negara terbangun berlandaskan kesetiaan. Ketika perang zalim dikobarkan terhadap Iran pada tahun 1980-an selama delapan tahun, Suriah tak ragu dalam berpihak kepada Iran meski mendapat ancaman dan bujukan kala itu.
Dan ketika dikobarkan perang terhadap Suriah sejak 12 tahun lalu, Iran juga tak ragu dalam berpihak kepada Suriah, meski juga mendapat ancaman dan bujukan, dan tidak ragu pula dalam memberikan segala bentuk dukungan politik dan ekonomi, dan bahkan mempersembahkan “darah†(nyawa), dan darah adalah sesuatu yang tertinggi yang dapat diberikan manusia kepada saudaranya sesama manusia.
Visi kolektif ini telah memilah antara realitas politik dan perjudian politik. Kami dan Anda tidak berjudi dengan politik sama sekali. Kita tidak menggadaikan nasib negara dan bangsa kita ke tangan pihak-pihak asing, melainkan kita gantungkan pada kebenaran, yang pada akhirnya akan menang, dan kitapun beruntung.
Atas dasar semua ini, kunjungan Anda hari ini sangatlah penting, dan nilai penting ini bertolak dari kedalaman hubungan antara dua negara kita. Kedalaman ini pun bertolak dari masa lalu dan mengarah ke depan dengan penuh keyakinan dan stabil menuju masa depan.
Sekali lagi, saya menyambut gembira keberadaan Tuan Presiden dan rombongan yang menyertai Anda di Suriah. Saya berharap, dalam kunjungan ini Anda dapat mewujudkan hasil-hasil yang meningkatkan taraf harapan dan keinginan kedua bangsa kita serta merealisasikan kepentingan kedua negara kita. (alalam)
Dalam Seminggu, Iran Sita Satu Lagi Kapal Tanker Asing
Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kembali menyita sebuah kapal tanker minyak di Selat Hormuz, Teluk Persia.
Dilaporkan pada hari Rabu (3/5) bahwa kapal yang disita itu dinyatakan melanggar hukum maritim, dan penyitaan ini terjadi beberapa hari setelah Iran menyita kapal pengangkut minyak AS yang berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan mengenai peristiwa penyitaan yang terbaru.
Pekan lalu, sebuah perusahaan keamanan maritim mengumumkan bahwa AS telah menyita minyak Iran di sebuah kapal tanker di laut. Beberapa hari kemudian, Iran menyita kapal tanker bermuatan minyak lainnya sebagai pembalasan. Peristiwa ini tak pelak menjadi eskalasi terbaru antara Washington dan Teheran.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan kepada wartawan pada hari Senin lalu bahwa Teheran tidak akan ragu menempuh segala tindakan yang diperlukan untuk membela kepentingan nasionalnya dan hak-hak warga negaranya.
“Iran telah membuktikan bahwa tangannya tidak terikat jika kepentingan nasionalnya terancam,” tegasnya.
Dia mengecam keras tindakan AS menyita kargo minyak Iran di sebuah kapal tanker, dan menekankan bahwa Teheran akan menanggapi aksi bermusuhan apa pun oleh Washington.
Pada hari Kamis pekan lalu, Angkatan Laut Iran mengumumkan pihaknya telah menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Laut Oman dan mengarahkannya ke perairan teritorial Iran setelah kapal itu menabrak kapal Iran dan mencoba melarikan diri karena melanggar peraturan maritim.
Menurut Humas Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, kapal asing itu bertabrakan dengan kapal penangkap ikan Iran di Teluk Persia pada Rabu malam. Akibatnyat, sejumlah awak kapal Iran mengalami luka-luka, dan dua orang hilang. (fna)