
Jakarta, ICMES. Panglima pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami memberi peringatan secara blak-blakan kepada sejumlah rezim Arab Teluk Persia bahwa mereka harus mengubah pikiran mengenai keberadaan Zionis Israel di kawasan ini.
Pasukan Yaman kubu Sanaa mengumumkan berakhirnya penangguhan serangannya terhadap pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Kelompok pejuang Hizbullah yang berasis di Lebanon menyatakan bahwa “pertemuan-pertemuan puncak normalisasi†sebagian negara Arab dengan Rezim Zionis Israel tak akan memberikan rasa aman kepada Israel karena juga tak akan pernah dapat mengubah pendirian bangsa Palestina untuk melanjut jihadnya.
Sedikitnya enam tentara Pakistan tewas dalam serangan terhadap pangkalan mereka di barat laut negara ini, yang diklaim oleh Taliban versi lokal Pakistan.
Berita Selengkapnya:
Soal Hubungan dengan Israel, Panglima IRGC Beri Peringatan Keras terhadap UEA dan Bahrain
Panglima pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayjen Hossein Salami memberi peringatan secara blak-blakan kepada sejumlah rezim Arab Teluk Persia bahwa mereka harus mengubah pikiran mengenai keberadaan Zionis Israel di kawasan ini.
“Keberadaan Zionis di kawasan ini tak dapat ditoleransi, dan rezim-rezim ini harus mempertimbangkan kembali kebijakan yang mereka jalankan ini,†tegas Salami saat meninjau Pulau Abu Musa di Teluk Persia dan menginspeksi Angkatan Laut (AL) IRGC yang ditempatkan di sana, Rabu (30/3).
Ditemani oleh komandan AL IRGC Brigjen Alireza Tangsiri, dalam inspeksi itu Salami menyinggung situasi keamanan yang dominan Teluk Persia, Selat Hormuz dan Laut Oman.
“Sayang sekali, beberapa rezim yang berkuasa di negara-negara selatan Teluk Persia menjalin hubungan diplomatik dan keamanan dengan entitas Zionis, yang menjadi ancaman serius bagi keamanan kawasan ini, terutama bagi rezim-rezim itu sendiri. Kami mengumumkan secara terbuka dan mengingatkan bahwa berlanjutnya hubungan seperti ini sama sekali tak dapat diterima, dan mereka harus tahu bahwa kehadiran entitas keji Zionis di kawasan manapun menyebabkan guncangan keamanan,†lanjutnya.
Mengenai daya dan kesiapan pertahanan dan tempur IRGC, Salami mengatakan, “Terutama dalam beberapa tahun terakhir ini, AL IRGC telah mencapai kekuatan dan prestasi yang luar biasa di bidang pesawat nirawak, rudal, kapal perang, perang elektronik serta di udara, laut dan kapal selam. Mereka sanggup mengawali reaksi cepat dan menentukan di berbagai sektor.â€
Seperti diketahui, Uni Emirat Arab dan Bahrain adalah dua negara Arab Teluk Persia yang secara terbuka telah menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Arab Saudi diduga kuat diam-diam menjalin hubungan dengan Israel dan berkemungkinan menormalisasi hubungan secara terbuka dengan rezim Zionis tersebut di masa mendatang. (alalam)
Kecam Berlanjutnya Blokade, Pasukan Yaman Umumkan Berakhirnya Gencatan Senjata Sepihak
Pasukan Yaman kubu Sanaa mengumumkan berakhirnya penangguhan serangannya terhadap pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
“Telah diakhiri penangguhan serangan rudal dan drone serta semua operasi militer terhadap Saudi dan penghentian operasi serangan di semua front di Yaman,â€bunyi pernyataan Dewan Tinggi Politik Yaman yang berkedudukan di Sanaa, ibu kota Yaman, Rabu (30/3).
Dewan ini menyatakan “Sangat prihatin atas tidak adanya respon dari pasukan agresor secara jelas dan terbuka untuk inisiatif perdamaian yang serius dan permenen yang telah diluncurkan oleh kepala Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi Al-Mushat.â€
Dewan ini menilai isiatif itu sebagai bukti nyata “keinginan Yaman untuk memulihkan perdamaian dan hubungan bertetangga yang baikâ€.
“Kami sepenuhnya menyadari watak koalisi agresi dan kebiasaan mereka berupa penundaan terus-menerus, penguluran waktu, keengganan, keras kepala dan cara-cara berbelit lain, dan semua ini sudah terlihat jelas sehingga bukan lagi hal yang mengejutkan,†lanjutnya.
Dewan Tinggi Politik Yaman lantas menegaskan, “Tak ada perdamaian tanpa pencabutan blokade terhadap Yaman serta penghormatan atas kedaulatan dan kemerdekaan Yaman… Jika ini tidak terwujud maka kami menegaskan bahwa Yaman, baik para pemimpin maupun rakyatnya, mempertahankan haknya secara keseluruhan untuk menempuh langkah-langkah politik dan militer yang dinilainya sesuai dan menjamin kembalinya hak mereka sepenuhnya tanpa ada yang kurang.â€
Pada Senin lalu pasukan Yaman kubu Sanaa yang terdiri dari tentara Yaman dan pasukan Ansarullah telah mengumumkan secara sepihak penangguhan serangan rudal dan drone sertasemua operasi militer darat dan udaranya terhadap Saudi selama tiga hari.
Saat itu mereka juga menegaskan kesiapannya untuk “mengubah pengumuman itu menjadi komitmen final, teguh dan permanen apabila Saudi mengumumkan dan berkomitmen untuk menghentikan blokade dan serangan udaranya secara total, kokoh dan permanenâ€.
Sementara itu, pembicaraan untuk mencari solusi bagi krisis Yaman yang mulai diselenggarakan di Riyadh, ibu kota Saudi, pada hari Rabu, dengan inisiatif Dewan Kerjasama Teluk (GCC) tidak dihadiri oleh kubu Sanaa, meskipun hari itu adalah hari pertama pelaksanaan gencatan senjata yang diumumkan oleh pasukan koalisi untuk jangka waktu sampai berakhirnya bulan suci Ramadhan.
Pembicaraan yang dijadwalkan berlangsung seminggu itu dihadiri oleh Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Yaman Hans Grundberg dan utusan Amerika Serikat untuk Yaman Tim Lenderking serta pihak Yaman kubu presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung koalisi.
Kubu Sanaa sejak awal menolak menghadiri pembicaraan itu dengan alasan bahwa pembicaraan demikian seharusnya diselenggarakan di negara lain yang netral dalam masalah Yaman, bukan di Saudi yang justru memimpin invasi militer koalisi di Yaman. (alalam/raialyoum)
Hizbullah: Pertemuan Sebagian Negara Arab dengan Israel tak Dapat Memberi Keamanan bagi Israel
Kelompok pejuang Hizbullah yang berasis di Lebanon menyatakan bahwa “pertemuan-pertemuan puncak normalisasi†sebagian negara Arab dengan Rezim Zionis Israel tak akan memberikan rasa aman kepada Israel karena juga tak akan pernah dapat mengubah pendirian bangsa Palestina untuk melanjut jihadnya.
Dalam siaran pers, Rabu (30/3), Hizbullah menegaskan, “Eskalasi dan keberuntunan operasi resistensi, keberhasil para pejuang dalam mengembangkan metode resistensi, dan terlaksananya tiga operasi serangan dalam hitungan hari membuktikan bahwa bangsa Palestina bertekad membela diri dan membebaskan negerinya.â€
Hizbullah menambahkan, “Semua pertemuan-pertemuan khianat dan pertemuan-pertemuan puncak normalisasi (hubungan Arab-Israel) tak akan dapat memberikan keamanan bagi musuh (Israel) dan tak akan pernah mengubah keputusan bangsa Palestina dan semua kaum merdeka yang mendukungnya di dunia dalam melanjutkan jihad dan resistensi sampai kemusnahan entitas rasis (Israel) ini.â€
Hizbullah mengucapkan selamat kepada bangsa Palestina atas keberhasilan para mujahidin mereka “memberikan pukulan keras kepada musuh, Zionis, di jantung entitas rezim perampas ini dan membuatnya merasakan kekalahan dan kehinaan.â€
Seperti diketahui, sejumlah orang Palestina telah melakukan tiga serangan di Israel dalam kurun waktu hanya beberapa hari hingga menewaskan 11 orang Israel, termasuk beberapa polisi.
Sementara itu, Biro Hubungan Media Hizbullah mengumumkan bahwa Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, telah mengadakan pembicaraan dengan Sekjen Gerakan Jihad Islam Ziyad Nakhaleh mengenai perkembangan situasi di Palestina.
Disebutkan bahwa Sayid Nasrallah telah menerima kunjungan Nakhaleh dan mengadakan pertemuan yang membahas perkembangan situasi serta perkembangan operasi jihad di dalam wilayah Palestina penduduka 1948 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir serta perkembangan situasi regional Timteng, terutama terkait dengan isu Palestina. (raialyoum)
Kontak Senjata dengan Taliban, Enam Tentara Pakistan Tewas
Sedikitnya enam tentara Pakistan tewas dalam serangan terhadap pangkalan mereka di barat laut negara ini, yang diklaim oleh Taliban versi lokal Pakistan.
Kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengaku telah melancarkan serangan di kota Tank pada hari Rabu (30/3). TTP adalah sebuah gerakan terpisah yang memiliki akar yang sama dengan militan Taliban yang mengambil alih kekuasaan di Afghanistan tahun.
Pihak militer Pakistan mengatakan, “Dalam baku tembak yang intensif, enam tentara gugur setelah bertempur dengan gagah berani.â€
Dalam sebuah pernyataan, TTP mengklaim bahwa serangannya tersebut telah menewaskan dan melukai 30 tentara Pakistan.
Kawasan perbatasan Pakistan-Afghanistan kerap diwarnai operasi militer antara tentara Pakistan dan unsur-unsur gerakan TTP.
Pembicaraan antara TTP dan pemerintah Pakistan baru-baru ini gagal, dan kemudian TTP mengancam akan melancarkan operasi bersenjata terhadap institusi keamanan dan berbagai sasaran di Pakistan.
Otoritas  Pakistan lantas memperkuat pengerahan pasukan di perbatasan Pakistan-Afghanistan di semua kota Pakistan, terutama area berbagai institusi dan bangunan vital, demi mengantisipasi ancaman tersebut. (alalam/an)