Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 30 Desember 2021

Jakarta, ICMES. Pemerintah Irak secara resmi mengumumkan bahwa semua pasukan yang disebut-sebut sebagai koalisi internasional anti-ISIS  telah ditarik dari Irak.

Tentara Yaman yang bersekutu dengan kelompok pejuang Ansarullah mengumumkan keberhasilan mereka menguasai sebagian besar wilayah provinsi Al-Jawf yang berbatasan dengan wilayah Arab Saudi.

Iran menyatakan bahwa selain Amerika Serikat (AS), beberapa negara lain juga terlibat dalam pembunuhan jenderal legendaris Iran Qasem Soleimani.

Media Israel melaporkan bahwa militer negara Zionis ini masih akan terus bertindak untuk mencegah ekspor senjata Iran ke Suriah, dan terus bekerja untuk menyerang program nuklir Iran.

Berita Selengkapnya:

Al-Kadhimi Resmi Umumkan Penarikan Pasukan Tempur AS Secara Total dari Irak

Pemerintah Irak secara resmi mengumumkan bahwa semua pasukan yang disebut-sebut sebagai koalisi internasional anti-ISIS  telah ditarik dari Irak.

Pengumuman tersebut dinyatakan sendiri oleh Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi melalu akun Twitter-nya, Rabu (29/12).

“Misi tempur Koalisi Internasional telah berakhir, dan semua pasukan dan perlengkapan tempurnya telah ditarik dari Irak,” tulis Al-Kadhimi.

Dia menambahkan, “Peran koalisi sekarang menjadi sebatas saran dan dukungan, sesuai hasil Dialog Strategis.”

Perdana Menteri Irak berterima kasih kepada negara-negara dan para pemimpin Koalisi Internasional serta negara-negara jiran Irak atas partisipasi mereka dalam penumpasan kelompok teroris ISIS.

Dia juga menyebutkan, “Kami memastikan kesiapan pasukan kami membela bangsa kami.”

Koalisi Internasional yang dipimpin oleh AS itu dibentuk pada Oktober 2014, setelah ISIS menguasai sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah.

Dialog Strategis antara AS dan Irak dimulai pada masa kepresidenan Donald Trump pada Juni 2020, sementara putaran pertama pembicaraan pada masa kepresidenan Joe Biden diadakan pada April. Di babak terakhir, kedua negara membuat pernyataan bersama bahwa AS akan menarik keluar pasukan tempur yang tersisa dari Irak.

Komandan Komando Pusat AS  Frank McKenzie pada awal bulan ini memperingatkan ihwal apa yang disebutnya peningkatan “serangan terhadap personel AS dan Irak oleh milisi yang didukung Iran” yang menentang kehadiran Barat, dan terutama AS.

Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) atau Hashd al-Shaabi yang didukung Iran telah mendesak supaya  semua pasukan AS, bukan hanya pasukan tempur, ditarik sepenuhnya dari Irak. Beberapa komandan PMF juga mengancam akan menyerang pasukan AS jika mereka tidak mundur sepenuhnya.

Kedutaan Besar AS di Baghdad, yang telah menangguhkan layanannya menyusul serangan oleh kelompok-kelompok pro-Iran, Senin lalu memperingatkan warganya bahwa demonstrasi dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang terkait sengketa hasil pemilihan Oktober serta “tenggat waktu 31 Desember untuk transisi operasi militer AS di Irak dan peringatan serangan udara yang menewaskan Qasem Soleimani  pada 3 Januari.”

Qasem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran terbunuh bersama petinggi PMF oleh serangan udara AS di Baghdad pada 3 Januari 2020. (alalam/rudaw)

Ansarullah Yaman Umumkan Keberhasilannya Menguasai Provinsi Jawf

Tentara Yaman yang bersekutu dengan kelompok pejuang Ansarullah mengumumkan keberhasilan mereka menguasai sebagian besar wilayah provinsi Al-Jawf yang berbatasan dengan wilayah Arab Saudi.

“Pasukan kami menguasai total area sekira 1.200 kilometer persegi dari provinsi ini dalam operasi militer bersandi Fajar Gurun,” ungkap juru bicara tentara Yaman Brigjen Yahya Saree, pada konferensi pers Sanaa, di ibukota Yaman, Rabu (29/12).

Dia menambahkan, “Dengan demikian, sebagian besar wilayah Provinsi Al-Jawf telah dibebaskan, kecuali beberapa daerah gurun.”

Dia menyebutkan bahwa operasi tersebut mengakibatkan “terbunuhnya 35 orang dari pihak musuh (koalisi yang dipimpin Arab Saudi), terlukanya 37 lainnya, dan tertawannya 45 lainnya”.

Dia juga mengatakan, “Pasukan kami berhasil merusak dan membakar 15 mobil dan kendaraan lapis baja, serta menyita sejumlah besar senjata sedang dan ringan.”

Mengenai serangan pasukan koalisi, dia menjelaskan bahwa jet-jet tempur “agresor (koalisi Arab) telah melancarkan lebih dari 60 serangan dalam upaya untuk menghalangi pasukan kami, namun mereka gagal.”

Menurut Saree, dalam dua pekan terakhir ini Saudi dan sekutunya telah melancarkan 500 serangan udara di Sanaa dan beberapa provinsi lain yang dikuasai oleh Ansarullah.

Saree menegaskan bahwa pihaknya memiliki “opsi serangan balasan yang tepat terhadap eskalasi “ Saudi dan sekutunya di Yaman, dan bahwa “agresi itu tak akan mematahkan tekad orang-orang Yaman”.

Seperti diketahui, Yaman dilanda perang sejak sekira tujuh tahun silam, yang menyebabkan ratusan ribu orang tewas, dan 80% penduduknya yang berjumlah sekira 30 juta orang bergantung pada bantuan di tengah kondisi kemanusiaan yang terburuk di dunia, menurut laporan PBB.

Perang itu berkobar antara kubu gerakan Ansarullah (Houthi) dan kubu presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi.  Ansarullah yang didukung tentara Yaman menguasai Sanaa sejak 2014, selain beberapa provinsi lain.

Sejak Maret 2015 pasukan koalisi Arab yang didukung AS, Israel dan negara-negara Barat melancarkan intervensi militer ke Yaman untuk membela kubu Mansour Hadi dengan asumsi bahwa Ansarullah dapat segera dikalahkan. Namun, sampai sekarang Ansarullah tetap eksis dan bahkan semakin kuat. (raialyoum)

Iran Tuding Beberapa Negara Terlibat dalam Pembunuhan Jenderal Soleimani

Pada peringatan tahun kedua gugurnya jenderal tersohor dan legendaris Iran mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Qassem Soleimani, sekretaris Dewan Hak Asasi Manusia Kehakiman Iran, Kazem Gharibabadi, mengatakan bahwa selain Amerika Serikat (AS), beberapa negara lain juga terlibat dalam pembunuhan Soleimani, tanpa menyebutkan nama negara-negara itu,

Kepada saluran TV Al-Alam, Rabu (29/12), Gharibabadi menjelaskan bahwa Iran dan Irak telah membentuk komite yudisial bersama untuk mengadili para pelaku di balik pembunuhan itu dan komite ini akan menyelesaikan tugasnya dalam jangka waktu dua bulan ke depan.

Dia menyerukan optimalisasi koordinasi dan upaya bersama dari semua aparatur pemerintah Iran untuk menindaklanjuti kasus pembunuhan itu.

Sembari mengecam standar ganda Barat dalam isu hak asasi manusia, Gharibabadi memastikan peradilan Iran akan memperkarakan tindakan anti-Iran oleh kekuatan-kekuatan barat di badan-badan internasional yang relevan.

Dia menambahkan bahwa bangsa Iran telah menjadi korban kejahatan sanksi dan terorisme.

Letjen Qassem Soleimani gugur bersama Wakil Komandan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF/Al-Hashd Al-Shaabi) Irak akibat serangan udara pasukan AS di dekat Bandara Internasional Irak pada 3 Januari 2020, atas perintah presiden AS saat itu, Donald Trump.

Mengenai besarnya peran Soleimani dalam penumpasan ISIS, Mick Wallace, anggota Parlemen Eropa di akun Twitter-nya, Rabu (29/12), menyatakan, “Sementara AS dan Sekutu bertanggung jawab atas kebangkitan ISIL (ISIS) dan mempersenjatai kelompok-kelompok Jihadis, tidak ada yang berbuat lebih banyak untuk mengalahkan ISIL di Irak daripada Jenderal Soleimani.”

Presiden Venuzuela Nicolas Maduro belum lama ini menyebut Soleimani sebagai “pahlawan bangsa-bangsa” atas jasanya yang besar bagi dunia dalam perjuangan kontra-terorisme.  (mna)

Israel Mengaku akan Terus Menyerang Suriah untuk Membendung Aliran Senjata Iran

Media Israel melaporkan bahwa militer negara Zionis ini masih akan terus bertindak untuk mencegah ekspor senjata Iran ke Suriah, dan terus bekerja untuk menyerang program nuklir Iran.

The Times of Israel pada Selasa malam (28/12) menyebutkan bahwa tentara Israel bermaksud untuk terus menyerang Suriah dengan dalih demi mencegah Iran mengekspor senjata ke Suriah, dan bahwa pada tahun ini Israel berhasil mengurangi kemampuan Iran mentransfer senjata dan peralatan militer melalui Suriah.

Menurut surat kabar Israel tersebut, tentara Israel akan terus menangani masalah ini pada tahun 2022, dan juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Selasa menyatakan bahwa lusinan target telah menjadi sasaran dalam pertempuran “antara perang” dan sebuah upaya penyusupan dari wilayah Suriah ke Israel telah digagalkan.

The Times of Israel juga menyebutkan bahwa Israel akan melanjutkan persiapan yang diperlukan untuk melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran pada tahun 2022, dan latihan militer terbesar yang akan mensimulasikan serangan demikian akan diadakan pada April mendatang. (raialyoum)