Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 16 Februari 2023

Jakarta, ICMES. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengumumkan bahwa tentara AS telah menembak jatuh drone Iran di wilayah Suriah.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan sejumlah cendekiawan dan elit intelektual dari universitas China di Beijing, Rabu (15/2), mengimbau negara-negara merdeka berani melawan hegemoni AS..

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi telah tiba di Damaskus pada kunjungan pertama sejak konflik Suriah dimulai.

Berita Selengkapnya:

AS Tembak Drone Iran di Suriah, Tapi Ternyata Begini yang Terjadi

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengumumkan bahwa tentara AS telah menembak jatuh drone Iran di wilayah Suriah.

Di halaman Twitter-nya, Rabu (15/2), CENTCOM menyatakan bahwa pada 14 Februari, sekitar pukul 14:30 waktu setempat, pasukan AS di Suriah telah menghadapi drone buatan Iran dan menembaknya jatuh.

CENTCOM menyatakan bahwa pesawat tak berawak itu berusaha melakukan pengintaian terhadap situs dukungan misi  Conoco , yang merupakan pangkalan patroli pasukan AS di timur laut Suriah.

Pada awal Februari, CENTCOM menerbitkan statistik kegiatan militernya di Irak dan Suriah selama bulan Januari, dan mencatat bahwa sebanyak 43 operasi militer diluncurkan terhadap ISIS di kedua negara, dan sebanyak 11 militan ISIS tewas.

Di pihak lain, penasehat militer Iran di Suriah mengungkap drone Iran, yang menurut saluran berita Al-Alam, telah mengagetkan pasukan AS di Suriah timur laut.

Penasehat anonim itu mengatakan kepada saluran Iran berbahasa Arab tersebut bahwa sebuah drone kecil telah diterbangkan dengan tangan untuk “menjajal sistem pertahanan musuh, dan tujuan itupun telah tercapai”.

Dia menambahkan bahwa harga drone kecil itu tak lebih dari US$ 1000, sementara harga rudal yang terpaksa dipakai oleh pasukan AS untuk menembaknya jatuh mencapai ratusan ribu  US$. (alalam)

Dikenai Sanksi, Iran Malah Jadi Eksportir Peralatan Militer

Kepala Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO) Brigjen Afshin Khajeh Fard memuji swasembada negara ini dalam produksi berbagai jenis peralatan militer di tengah sanksi, dan mengatakan bahwa Teheran mengekspor peralatan militer, termasuk perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan helikopter, ke negara-negara sahabat.

“Iran menikmati salah satu armada helikopter paling beragam di dunia, memiliki beragam helikopter Timur, Barat, dan Eropa,” kata Khajeh Fard, Rabu (15/2).

“Iran tidak bergantung pada negara asing di bidang ini. Mujurnya, kami telah mengatasi sanksi dan hari ini kami juga mengekspor dan memberikan layanan teknik ke negara sahabat dan sekutu lainnya,” sambungnya.

Dia juga mengatakan,  â€œSelama bertahun-tahun, Organisasi Industri Penerbangan Iran, bekerja sama dengan perusahaan berbasis sains, telah mampu menghasilkan bagian yang diperlukan setara dengan standar global untuk memproduksi semua jenis helikopter.”

Doktrin militer Republik Islam menyatakan bahwa kemampuan bersenjata negara semata-mata untuk tujuan pertahanan.

Pakar dan teknisi militer Iran dalam beberapa tahun terakhir telah membuat kemajuan besar dalam pembuatan berbagai peralatan dalam negeri, sehingga  angkatan bersenjata negara ini pun mandiri di bidang persenjataan.

Para pejabat Iran telah berulang kali menekankan bahwa Iran tak ragu dalam sepak terjangnya meningkatkan kemampuan militernya, termasuk kekuatan rudal dan drone, dan bahwa kemampuan pertahanan Iran tidak akan pernah dinegosiasikan. (fna)

Berpidato di China, Presiden Iran Serukan Perlawanan terhadap Hegemoni AS

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan sejumlah cendekiawan dan elit intelektual dari universitas China di Beijing, Rabu (15/2), mengimbau negara-negara merdeka berani melawan hegemoni AS.

 â€œSaat ini, situasi di dunia berkembang sedemikian rupa sehingga dengan menolak unilateralisme, tindakan seperti yang digunakan oleh AS dan sekutunya di kawasan dan dunia untuk mendominasi bangsa-bangsa ditolak dan dikutuk dalam opini publik dunia,” ungkapnya.

Mengenai hubungan antara Teheran dan Beijing, Presiden Raisi mengatakan, “Apa yang menyatukan kedua negara Iran dan China adalah sejarah peradaban, pendiran kolektif dalam penentangan terhadap unilateralisme, penegakan kemerdekaan, dan penolakan terhadap dominasi dan penaklukan.”

Raisi menyebutkan bahwa hubungan negara-negara merdeka satu sama lain membawa dua pencapaian penting pertukaran kapasitas dan netralisasi ancaman dan sanksi.

Dia menjelaskan, “Iran memiliki kapasitas ekonomi, budaya, dan geografis yang sangat besar, aktualisasinya dapat sangat efektif dalam pertumbuhan dan promosi negara-negara di kawasan bahkan benua Asia dan membentuk masa depan atas nama Asia.”

Dia melanjutkan, “Bangsa Iran telah menciptakan banyak peluang untuk dirinya sendiri dari ancaman dan sanksi yang menindas dan telah mencapai banyak keberhasilan dalam kemajuannya.”

Presiden Iran menyebutkan contoh antara lain bahwa “saat ini lebih dari 90% obat yang dibutuhkan rakyat Iran diproduksi di dalam negeri oleh para peneliti dan ahli Iran”.

Dia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghadapi ancaman AS dan sekutunya adalah berdiri dan melawan.

“Selain menangkal bahaya, perlawanan akan mengubah ancaman menjadi peluang kemajuan, sedangkan mundur menghadapi ancaman hanya akan menghasilkan kegagalan,” tegasnya.

Menanggapi pertanyaan salah satu peserta mengenai intensitas tekanan Washington terhadap Teheran selama kepresidenan Donald Trump, Raisi menuturkan, “Perilaku dominasi di Amerika tidak hanya spesifik untuk satu orang atau gerakan politik tertentu di negara ini, melainkan sudah menjadi substansi kebijakan Amerika seperti yang telah kita saksikan implementasinya oleh para penguasa Demokrasi dan Republik Amerika di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun terakhir.” (fna)

Menlu Yordania Berkunjung Pertama Kali ke Suriah Sejak Perang

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi telah tiba di Damaskus pada kunjungan pertama sejak konflik Suriah dimulai.

Safadi juga akan bertolak ke Turki untuk menunjukkan “solidaritas” setelah gempa bumi melanda Suriah dan Turki serta menewaskan lebih dari 41.000 orang di kedua negara.

“Safadi akan membahas kebutuhan kemanusiaan dan bantuan yang dibutuhkan kedua negara,” kata pernyataan dari Kemlu Yordania,  Rabu (15/2),sembari menyebutkan bahwa pesawat bantuan akan terbang ke kedua negara.

Kunjungan tersebut akan berfokus pada bagaimana Yordania, tetangga yang menampung puluhan ribu pengungsi Suriah, dapat membantu dalam operasi bantuan yang sedang berlangsung, kata seorang sumber kepada kantor berita Reuters.

Kunjungan Safadi dilakukan setelah presiden Suriah, Bashar al-Assad, menerima telepon dan tawaran bantuan dari para pemimpin di negara-negara Arab, termasuk UEA, Bahrain, Mesir, dan Lebanon, hal yang kemudian mengecewakan kubu kontra-Assad di Suriah karena dapat menjurus pada normalisasi hubungan pemerintah Suriah dengan berbagai negara Arab yang semula memusuhinya.

Yordania telah mengirim bantuan dalam jumlah besar ke Turki dan Suriah, serta mengirim tim medis ke Turki dan mengatur beberapa penerbangan dan konvoi bantuan melalui perbatasan utara Yordania dengan Suriah.

Amman awalnya mendukung kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan al-Assad, tapi kemudian mendukung kampanye militer pimpinan Rusia yang merebut kembali Suriah selatan dari kendali pemberontak. (aljazeera)