Jakarta, ICMES. Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Presiden Petahana Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang tak lama lagi masa jabatannya akan berakhir, sebagai “teroris besar†yang berusaha menggulingkan pemerintahan Islam di Iran namun malah dia sendiri yang tersungkur.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayjen Mohammad Hossein Bagheri menyatakan bahwa Angkatan Laut (AL) Iran akan melanjutkan misinya di Laut Merah.
Ratusan ilmuwan dan akademisi Iran merekomendasikan kepada Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) agar menghancurkan setiap pesawat tempur AS, terutama pembom B-52, dan kapal perangnya jika nekat melanggar perbatasan Iran.
Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa serangan besar Israel ke wilayah timur Suriah pada dini hari Rabu (13/1) dilancarkan dengan bantuan intelijen (AS.
Berita Selengkapnya:
Rouhani Sebut Trump “Teroris Besar†yang Gagal Total
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Presiden Petahana Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang tak lama lagi masa jabatannya akan berakhir, sebagai “teroris besar†yang berusaha menggulingkan pemerintahan Islam di Iran namun malah dia sendiri yang tersungkur.
“Selama tiga tahun lalu, teroris besar ini ingin menggulingkan pemerintahan Islam (Iran), tapi pada akhirnya dia sendiri yang tersungkur dalam keadaan hina dan cela,†ungkap Rouhani, seperti dilansir IRNA, Rabu (13/1/2020).
Rouhani menyebut apa yang terjadi di AS sekarang “bukanlah akhir masa suatu pemerintah (semata), melainkan kekalahan sebuah metode politik; metode terorisme ekonomi.â€
Menurutnya, AS memerlukan jangka waktu lama untuk bisa pulih seperti masa pra-Trump.
“Sudah berulang kali kami katakan bahwa ketika tampil sosok yang melanggar hukum di puncak pemerintahan AS maka akan datang pula giliran (pelanggaran) terhadap rakyat AS, tapi tak seorangpun percaya,†lanjutnya.
Pada tahun 2018 Trump secara sepihak menarik keluar negaranya dari perjanjian nuklir Iran dengan sejumlah terkemuka dunia serta membelakukan kembali sanksi keras terhadap Iran untuk memaksa negara republik Islam ini merundingkan ulang perjanjian tersebut, namun Iran pantang menyerah.
Presiden Rouhani dalam pernyataan terbarunya menegaskan bahwa negaranya siap berunding dengan AS dengan syarat pemerintahan presiden terpilih Joe Biden nanti bersedia kembali terlebih dahulu kepada perjanjian nuklir yang diteken pada tahun 2015 tersebut serta mencabut semua sanksi yang diterapkan Trump terhadap Iran. (irna)
AL Iran Lanjutkan Misinya di Laut Merah
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayjen Mohammad Hossein Bagheri menyatakan bahwa Angkatan Laut (AL) Iran akan melanjutkan misinya di Laut Merah.
“Kami akan melanjutkan misi AL di Laut Merah, di mana kapal komersial kami baru-baru ini menghadapi beberapa gangguan,” kata Bagheri pada pada pembukaan latihan AL dua hari bersandi “Eghtedar†(Kekuatan) di pantai Makran selatan di sepanjang Laut Oman, Rabu (14/1).
Dia memastikan bahwa AL Iran akan menjamin sepenuhnya keamanan kapal-kapal tanker dan komersial negara ini di perairan tersebut.
Dia menyatakan kekuatan pertahanan Iran di perairan internasional sekarang terlihat jelas manakala “kami melihat bahwa kapal tanker minyak dan kapal komersial Iran terlepas dari semua ancaman, bergerak ke titik-titik terjauh, seperti pantai Karibia di Venezuela dengan keamanan dan perdamaian penuh di bawah bendera kebanggaan Republik Islam Iran.”
Dalam beberapa tahun terakhir, AL Iran eksis di perairan internasional termasuk Samudra Hindia, Selat Bab al-Mandab, dan Laut Merah untuk mengamankan rute kapal AL serta melindungi kapal dagang dan kapal tanker minyak dari serangan perompak.
Dalam latihan maritim tersebut, AL Iran menerima kapal militer “Makranâ€, yang notabene terbesar di militer Iran selama ini. Kapal itu merupakan kapal pengangkut helikopter yang diproduksi di dalam negeri yang berguna untuk keperluan logistik dalam mendukung misi maritim.
Kapal itu dapat membawa 100.000 ton bahan bakar, air tawar, dan memasoknya ke kapal angkatan laut di berbagai lokasi serta mampu melakukan pelayaran selama 1.000 hari tanpa berlabuh.
Membawa tujuh unit helikopter, Makran dapat mendukung misi Angkatan Laut di perairan yang lebih jauh. (mna)
 Ratusan Ilmuwan Iran Rekomendasikan Serangan terhadap Pesawat dan Kapal Perang AS
Ratusan ilmuwan dan akademisi Iran merekomendasikan kepada Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) agar menghancurkan setiap pesawat tempur Amerika Serikat (AS), terutama pembom B-52, dan kapal perangnya jika nekat melanggar perbatasan Iran.
Dalam sebuah surat kepada Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh yang ditandatangani oleh 840 dosen universitas, mereka menyebut Hajizadeh sebagai “Penakluk Ayn al-Asad”, merujuk pada serangan rudal Pasukan Dirgantara IRGC yang meluluh lantakkan pangkalan udara yang ditempati oleh pasukan AS di Irak pada tahun lalu.
Serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas terbunuhnya komandan Pasukan Quds IRGC, Jenderal Qasem Soleimani, oleh serangan nirawak AS terhadap mobil yang membawa Soleimani di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Para akademisi Iran menyatakan bahwa kekuatan AS telah dibesar-besarkan oleh media Barat, Zionis, dan Arab, dan dalam surat itu mereka meminta Jenderal Hajizadeh agar menghancurkan citra palsu AS tersebut.
Surat itu mengemuka seminggu setelah militer AS menerbangkan dua pesawat pembom strategis B-52 ke Timur Tengah dari pangkalan di AS, dalam pengerahan keempat dan unjuk kekuatan Angkatan Udara AS di saat Iran sedang memperingati satu tahun terbunuhnya Jenderal Soleimani sembari menegaskan bahwa pembalasan Iran masih akan berlanjut. (fna)
AP: Israel Lancarkan Serangan ke Suriah Timur dengan Bantuan Intelijen AS
Kantor berita Associated Press (AP) melaporkan bahwa serangan besar Israel ke wilayah timur Suriah pada dini hari Rabu (13/1) dilancarkan dengan bantuan intelijen Amerika Serikat (AS).
Serangan itu dilancarkan oleh Angkatan Udara Israel di wilayah provinsi Deir Ezzir pada sekitar pukul 1.10 dan menyebabkan serangkaian ledakan yang terdengar di berbagai daerah di kawasan tersebut.
“Seorang pejabat senior intelijen AS yang mengetahui serangan itu mengatakan kepada AP bahwa serangan udara itu dilakukan dengan (laporan) intelijen yang disediakan oleh AS – suatu insiden langka kerjasama yang dipublikasikan antara kedua negara mengenai pemilihan target di Suriah,” ungkap AP.
“Pejabat itu mengatakan serangan itu menyasar serangkaian gudang di jalur pipa di Suriah yang digunakan untuk menyimpan dan memasang senjata Iran,” lanjutnya.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada surat kabar bahwa serangan itu direncanakan dalam pertemuan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan Yossi Cohen, kepala dinas rahasia Israel, Mossad, di Washington, AS, Senin lalu.
Ada klaim bahwa serangan itu ditujukan terhadap pasukan dan kelompok-kelompok pejuang yang didukung Iran di Deir Ezzor, namun sumber militer Suriah menyatakan kepada Al-Alam bahwa korban tewas yang jatuh akibat serangan itu hanya dari pihak tentara Suriah tanpa ada korban dari pihak Iran maupun kelompok-kelompok pejuang yang didukungnya.
Disebutkan bahwa korban tewas dan luka jatuh tepatnya di gedung keamanan militer kawasan Atzi di kota Deir Ezzor karena telah dikepung sebelum dibom.
Sumber itu menambahkan bahwa serangan itu menggugurkan dua tentara Suriah dan melukai 14 lainnya serta menimbulkan kerusakan materi. (amn/alalam)
Â