Jakarta, ICMES. Jet-jet tempur tempur Rezim Zionis Israel menghancurkan secara total sebuah rumah di sebelah timur Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah mengundang Presiden Suriah Bashar Al-Assad untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Teheran akan segera menunjuk seorang duta besar untuk Riyadh, menyusul kesepakatan yang ditengahi China pada Maret lalu, yang mengakhiri putusnya hubungan Saudi-Iran selama tujuh tahun.
Berita Selengkapnya:
Gaza dan Israel Saling Serang, Ribuan Orang Israel Bersembunyi ke Tempat Perlindungan
Jet-jet tempur tempur Rezim Zionis Israel menghancurkan secara total sebuah rumah di sebelah timur Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada Rabu malam (10/5).
Koresponden Anadolu mengutip keterangan saksi mata bahwa jet tempur Israel menghancurkan sebuah rumah dengan sejumlah rudal di sebelah timur Khan Yunis.
Saksi menambahkan bahwa pengeboman rumah tersebut juga menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah sekitar, namun tidak ada korban luka yang dilaporkan di antara warga.
Berita lokal juga melaporkan bahwa roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel, setelah beredar berita tentang gencatan senjata antara faksi Palestina dan Israel.
Setelah roket ditembakkan, sirene berbunyi di Sderot dan selatan Ashkelon, dan ribuan orang Israel bergegas ke tempat perlindungan.
Tentara Israel mengumumkan bahwa lebih dari 300 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel sepanjang hari.
Di pihak lain, serangan Israel menyasar situs Brigade Al-Quds, sebelah barat Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel dan Palestina berhenti membom selama beberapa jam.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan bahwa Tel Aviv telah menerima tawaran Mesir untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan sekarang sedang mempelajarinya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam panggilan telefon dengan sejawatnya dari AS Lloyd Austin pada hari Rabu mengatakan bahwa Israel bertekad “membela diri dan mencegah bahaya bagi warganya dengan cara apa punâ€.
Panggilan telefon itu dilakukan menyusul berlanjutnya serangan udara Israel di Jalur Gaza, yang dibalas oleh faksi-faksi Palestina dengan rentetan roket, menurut website Israel Wala.
“Israel bertekad untuk membela diri dan mencegah bahaya bagi warganya dengan cara apa pun,†ujar Gallant.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan di televisi Galant mengatakan bahwa sekitar 400 roket dan rudal telah ditembakkan dari Jalur Gaza menuju kedalaman wilayah Israel. Dia mengklaim bahwa seperempatnya jatuh di dalam Jalur Gaza, dan sebagian besar jatuh di area terbuka.
Menteri Pertahanan Israel menekankan bahwa operasi militer di Gaza belum berakhir, dan bahwa tentara Israel siap memperpanjang operasi di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tentara negaranya telah memberikan pukulan terkuat bagi gerakan Jihad Islam dalam hitungan detik, dan menekankan bahwa “pertempuran belum berakhir.â€
Serangan yang diluncurkan oleh Israel di Jalur Gaza dini hari Selasa telah menewaskan 21 orang, termasuk tiga tokoh Brigade Al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam, dan melukai 64 lainnya, menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk aksi Israel di Jalur Gaza dan menyebutnya “tidak dapat diterima”.
Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, pada hari Rabu mengatakan bahwa Guterres mendesak Israel “segera” menghentikan pertumpahan darah.
“Israel harus mematuhi kewajibannya di bawah hukum kemanusiaan internasional, termasuk penggunaan kekuatan secara proporsional dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak untuk menyelamatkan warga sipil dan objek sipil dalam melakukan operasi militer,” kata Haq.
Dia juga mengecam penutupan perbatasan Gaza dengan seluruh dunia oleh Israel, yang telah mencegah masuknya bahan makanan, pasokan medis, dan bahan bakar ke bagian pesisir yang diblokade Israel. (raialyoum/presstv)
Raja Saudi Undang Presiden Suriah untuk Hadiri KTT Liga Arab
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah mengundang Presiden Suriah Bashar Al-Assad untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab yang dijadwalkan akan diadakan di Saudi pada 19 Mei.
Media Suriah melaporkan pada hari Rabu bahwa KTT itu “akan meningkatkan aksi bersama Arab untuk mencapai aspirasi rakyat Arab.”
Duta Besar Saudi untuk Yordania Nayef bin Bandar al-Sudairi menyampaikan undangan tersebut.
Perkembangan ini terjadi lebih dari satu dekade setelah keanggotaan Suriah ditangguhkan oleh organisasi regional beranggotakan 22 negara tersebut. KTT Liga Arab terakhir yang dihadiri Assad adalah di Libya pada tahun 2010.
Perwakilan negara-negara Arab di Kairo pada Ahad lalu memberikan suara untuk mengembalikan Suriah ke Liga Arab setelah pembekuan selama 12 tahun. Dari 22 anggota, 13 negara yang menghadiri sesi itu mendukung keputusan tersebut.
Liga Arab telah menangguhkan keanggotaan Suriah, salah satu anggota pendirinya, pada November 2011, dengan mengutip dugaan tindakan keras Damaskus terhadap protes oposisi. Suriah mengecam langkah itu sebagai “ilegal dan pelanggaran terhadap piagam organisasi.”
Riyadh dan Damaskus sepakat pada bulan Maret untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah lebih dari satu dekade.
Pada bulan April, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bertemu dengan Al-Assad di Damaskus pada kunjungan pertama sejak militansi yang didukung asing mengguncang Suriah pada tahun 2011.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, telah berhasil memenangkan kembali kendali atas hampir semua wilayah dari kelompok teroris.
Assad telah mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman pada tahun ini dan diperkirakan juga akan mengunjungi negara-negara Arab lainnya dalam waktu dekat.
Israel dan sejumlah negara Barat berusaha mengisolasi Suriah, namun semakin banyak negara Timur Tengah, termasuk UEA, Mesir, Yordania, dan Oman, menyatakan kesiapan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Damaskus. (presstv)
Pemerintah Iran akan Segera Menunjuk Dubesnya untuk Arab Saudi
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Teheran akan segera menunjuk seorang duta besar untuk Riyadh, menyusul kesepakatan yang ditengahi China pada Maret lalu, yang mengakhiri putusnya hubungan Saudi-Iran selama tujuh tahun.
Saat menyatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan ICANA, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan Parlemen Iran, yang diterbitkan pada hari Rabu (10/5), Amir-Abdollahian menyebutkan bahwa rincian pembukaan kembali kedutaan Saudi di Teheran akan segera diumumkan.
Menurutnya, pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi memberikan “kapasitas besar†yang dapat melayani kepentingan kedua negara, kawasan, dan dunia Islam.
Amir-Abdollahian telah mengadakan pertemuan pertama sejak tujuh tahun silam dengan sejawatnya dari Saudi, Faisal bin Farhan Al-Saudi, di Beijing pada 6 April. Dia menekankan keharusan implementasi perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani pada 10 Maret.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam konferensi pers mingguannya pada Senin lalu mengatakan bahwa “kemajuan yang baik” telah dicapai dalam proses pembukaan kembali misi diplomatik.
“Berdasarkan kesepakatan dan tekad praktis, kami memiliki kemajuan yang baik dalam proses menyiapkan misi diplomatik,†katanya, seraya menambahkan bahwa “lebih banyak waktu†diperlukan karena gedung tersebut sudah bertahun-tahun tidak digunakan.
Dia juga mengatakan bahwa hubungan politik antara Iran dan Arab Saudi secara praktis sudah ada, dan bahwa Teheran “optimis†akan kelanjutan rekonsiliasi ini berdasarkan tekad dan niat baik kedua belah pihak. (presstv)