Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 9 Februari 2024

Jakarta, ICMES. Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik al-Houthi menyatakan Yaman telah mencapai “kemenangan nyata” dengan meningkatkan operasi di Laut Merah dan menghalangi pergerakan kapal yang terkait dengan Israel.

Pasukan perlawanan Islam Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengumumkan pihaknya telah merudal Pangkalan Udara Meron milik Israel.

Pasukan Zionis Israel membom daerah-daerah di kota Rafah di perbatasan selatan Jalur Gaza , tempat lebih dari separuh pengungsi Gaza berlindung, sementara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa  menyatakan bahwa tindakan sistematis Israel menghancurkan bangunan di Jalur Gaza merupakan merupakan “kejahatan perang”.

Berita selengkapnya:

Pemimpin Ansarullah: Yaman Menang, Laut Merah Bersih dari Kapal Terkait Israel

Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik al-Houthi menyatakan Yaman telah mencapai “kemenangan nyata” dengan meningkatkan operasi di Laut Merah dan menghalangi pergerakan kapal yang terkait dengan Israel.

“Pergerakan kapal-kapal yang terkait dengan Israel hampir tidak ada. Bagi kapal-kapal musuh, Israel, pergerakan mereka terhenti total dari selat Bab al-Mandab hingga Laut Merah, dan ini adalah pencapaian dan kemenangan nyata,” kata al-Houthi dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Kamis (8/2).

Seperti diketahui, Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah terus beraksi menyerang kapal-kapal Israel atau semua kapal yang terkait dengan Israel di jalur perairan vital tersebut demi membela orang-orang tertindas Palestina yang diperangi oleh Israel di Jalur Gaza.

AS dan Inggris pada bulan Desember mengumumkan koalisi militer untuk menyerang Yaman demi membela Israel. Namun sebagian besar  negara-negara sekutu, terutama  Eropa, menyatakan keberatan terhadap rencana tersebut, sehingga AS dan Inggris hanya dapat melancarkan serangan udara di Yaman.

 Angkatan Laut Inggris Rabu lalu dilaporkan terpaksa menarik HMS Diamond keluar dari Laut Merah setelah mengalami tiga kali serangan rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman.

Laporan dari media Inggris tersebut tidak merinci alasan penarikan tersebut, dan hanya menyatakan bahwa HMS Richmond telah “sementara” mengambil alih Laut Merah, dan HMS Diamond akan dipersenjatai kembali sebelum kembali beraksi di Laut Merah.

Namun rekaman yang dirilis oleh media Yaman menunjukkan sebuah rudal tampaknya menghantam HMS Diamond di Laut Merah, tanpa menyebutkan secara spesifik kapan serangan itu terjadi.

Pada dini hari Rabu sebuah kapal kargo milik Inggris diserang di Laut Merah, kata Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO).

Sayid Abdul Malik Al-Houthi menegaskan, “Inggris dan AS  telah menderita kerugian besar akibat serangan Yaman, dan karena itu telah memasuki perang.”

“Untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, Amerika menyaksikan serangan terhadap kapal perangnya,” sambungnya.

Al-Houthi meyakinkan bahwa dengan lebih banyak berkoordinasi dengan Yaman, semua negara lain dapat melanjutkan perjalanan kapal mereka melalui Laut Merah, dan mengimbau mereka “untuk tidak mendengarkan propaganda negatif Amerika” mengenai keamanan pelayaran di kawasan tersebut.

Dia mengatakan bahwa koalisi AS dan Inggris bergegas membantu rezim Israel dalam kejahatannya terhadap Gaza dengan melakukan serangan ke Yaman.

Dia bersumpah bahwa “selama darah Palestina ditumpahkan, air mata para janda mengalir, dan anak yatim piatu menangis, kami tidak akan pernah mengosongkan medan perang”.

“Kami akan melanjutkan peluncuran rudal balistik dan peluru kendali serta drone, serta memperluas aktivitas mobilisasi dan persiapan kami,” pungkasnya. (presstv)

Pasukan Hizbullah Gempur Pangkalan Udara Meron Israel

Pasukan perlawanan Islam Hizbullah yang berbasis di Lebanon pada Kamis malam (8/2) mengumumkan pihaknya telah merudal Pangkalan Udara Meron milik Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menyebutkan bahwa rudal Falaq  miliknya telah dihantamkan ke Pangkalan Udara  Meron sebagai bentuk dukungan terhadap keteguhan dan perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza, dan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap desa-desa dan warga sipil Lebanon, di mana yang terbaru di antaranya adalah agresi yang menyasar kota Nabatieh, Lebanon selatan.

Sebelum Hizbullah menggempur Meron, pesawat tempur Israel berulang kali melanggar wilayah udara Lebanon, dan hal ini diikuti dengan serangan ke sebuah mobil di kota Nabatieh, khususnya di jalan komersial yang dilalui lalu lintas padat.

Hizbullah juga melancarkan serangan rudal dan artileri ke delapan situs militer Israel di perbatasan, dengan rincian bahwa situs Birkat Risha digempur dengan dua rudal  Burkan , sementara barak Zaoura dan barak  Maale Golan  dengan dua rudal  Falaq , selain juga barak  Kiryat Shmona  dan  Branit  serta lokasi radar dan sebuah bangunan di pemukiman Metulla yang ditempati tentara Israel.

Media militer mempublikasikan adegan operasi yang menyasar Branit  di perbatasan Lebanon-Palestina pendudukan.

Di pihak lain, tentara Israel mengumumkan pemboman terhadap sejumlah sasaran Hizbullah di Lebanon selatan. Mereka menyatakan bahwa pesawat tempurnya “menyerang serangkaian sasaran Hizbullah, termasuk sebuah truk berisi senjata, dan struktur militer (infrastruktur militer) untuk organisasi tersebut,” tanpa rincian tentang dampak serangan tersebut. (raialyoum)

Israel Tingkatkan Serangan ke Rafah, Bencana Besar Mengancam

Pasukan Zionis Israel membom daerah-daerah di kota Rafah di perbatasan selatan Jalur Gaza , tempat lebih dari separuh pengungsi Gaza berlindung, sementara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa  menyatakan bahwa tindakan sistematis Israel menghancurkan bangunan di Jalur Gaza merupakan merupakan “kejahatan perang”.

Badan-badan bantuan telah memperingatkan bencana kemanusiaan jika Israel menindaklanjuti ancamannya untuk memasuki Rafah, tempat orang-orang sangat membutuhkan perlindungan dan merupakan salah satu wilayah terakhir di Jalur Gaza yang belum diserbu oleh pasukan Zionis.

Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel, pada hari Kamis (8/2) mengatakan, “Melakukan operasi seperti itu sekarang tanpa perencanaan dan tanpa pemikiran di wilayah” di mana satu juta orang berlindung “akan menjadi bencana”.

Menurutnya, Washington “belum melihat bukti adanya perencanaan serius untuk operasi semacam itu”.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa lebih dari satu juta warga sipil terjebak di kota di selatan Gaza.

“Separuh penduduk Gaza kini berdesakan di Rafah. Mereka tidak punya tempat tujuan,” katanya.

Sementara itu, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  Volker Türk pada hari Kamis menyatakan bahwa tindakan sistematis Israel menghancurkan bangunan di Jalur Gaza dengan tujuan untuk membangun zona penyangga merupakan tindakan ilegal dan merupakan “kejahatan perang”.

Pernyataan tersebut mengacu pada laporan bahwa tentara Israel di Jalur Gaza sedang bekerja untuk menghancurkan semua bangunan yang terletak dalam jarak satu kilometer dari pagar perbatasan dengan Israel.

“Saya menekankan kepada pihak berwenang Israel bahwa Pasal 53 Konvensi Jenewa Keempat melarang pasukan  pendudukan menghancurkan properti milik pribadi, kecuali dalam kasus di mana penghancuran tersebut benar-benar diperlukan karena operasi militer,” kata Türk.

Dia memperingatkan bahwa tujuan pembentukan zona penyangga untuk tujuan keamanan publik “tampaknya tidak sejalan dengan pengecualian sempit terhadap ‘operasi militer’ yang diatur dalam hukum humaniter internasional.”

 “Penghancuran properti secara luas, yang tidak dibenarkan oleh kebutuhan militer dan dilakukan secara ilegal dan sewenang-wenang, merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa Keempat dan kejahatan perang,” tandasnya. (aljazeera/raialyoum)