Jakarta, ICMES. Tentara Israel telah membunuh lima orang Palestina dalam serangan di Tepi Barat.

Sekjen Gerakan Jihad Islam di Palestina, Ziyad al-Nakhala, menyatakan pihaknya sangat prihatin karena di saat tanah Palestina bersimbah darah bangsa pemiliknya yang sah, sebagian penguasa Arab malah bermesraan dengan Rezim Zionis Israel yang menumpah darah tersebut.
Iran telah mengumumkan eksekusi terhadap seorang pria terpidana kasus kejahatan dalam peristiwa gelombang kerusuhan.
Wakil kepala pemerintah Yaman kubu Sanaa untuk Urusan Pertahanan dan Keamanan, Letjen Jalal Al-Ruwaishan, menegaskan jangan harap koalisi agresor yang dipimpin Arab Saudi dapat menundukkan bangsa Yaman dengan cara apapun, dan Yaman punya opsi militer untuk melawan tekanan koalisi itu.
Berita Selengkapnya:
Makin Beringas, Pasukan Israel Bantai Lima Orang Palestina di Tepi Barat
Tentara Israel telah membunuh lima orang Palestina dalam serangan di Tepi Barat, Kamis (8/12).
Kementerian kesehatan Palestina mengidentifikasi tiga di antara lima orang yang gugur adalah Siqdi Zakarneh, 29 tahun, Atta Shalabi, 46 tahun, dan Tareq al-Damaj, 29 tahun. Tiga orang itu gugur dalam peristiwa serangan pasukan Zionis di kota Jenis pada Kamis pagi.
Zakarneh dan al-Damaj berasal dari kamp pengungsi Jenin, sedangkan Shalabi berasal dari kota Qabatya di pinggiran selatan Jenin.
Setidaknya dua pria Palestina lain terluka dengan kondisi satu di antaranya parah ditembak oleh pasukan Israel dalam peristiwa tersebut.
Di hari yang sama, pasukan Israel menembak mati remaja Palestina bernama Dia Mohammad Rimawi, 15 tahun, di dekat kota Ramallah, Tepi Barat. Tiga lainnya terluka dalam penembakan itu.
Pada hari Kamis, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa “seorang anak laki-laki Palestina gugur dan 3 lainnya terluka†dalam bentrokan dengan tentara Israel di bagian tengah Tepi Barat tengah, sehingga jumlah korban tewas menjadi lima orang dalam jangka waktu 24 jam.
Aksi mogok umum di seluruh provinsi Jenin telah diumumkan untuk belasungkawa atas para syuhada tersebut sehingga sekolah, toko dan aktivitas perdagangan Paletsina ditutup.
Tentara Israel, termasuk pasukan khusus, menyerbu Jenin dan kamp pengungsinya pada dini hari Kamis serta menangkap beberapa pejuang Palestina yang mereka cari, dan sempat terjadi bentrokan antara pasukan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina.
Menurut jurnalis lokal Mujahed al-Saadi, Sidqi Zakarneh adalah seorang pejuang, sedangkan Shalabi dan al-Damaj adalah warga sipil.
Al-Saadi mengatakan bahwa Zakarneh berafiliasi dengan Brigade Syuhada al-Aqsa , sayap militer partai politik Fatah, tapi masih belum jelas apakah Zakarneh terlibat dalam pertempuran ketika dia ditembak karena jenazahnya ditemukan dalam mobil dalam keadaan tidak membawa senjata. (aljazeera/raialyoum)
Sekjen Jihad Islam: Tanah Palestina Banjir Darah, Sebagian Arab Malah Bermesraan dengan Israel
Sekjen Gerakan Jihad Islam di Palestina, Ziyad al-Nakhala, menyatakan pihaknya sangat prihatin karena di saat tanah Palestina bersimbah darah bangsa pemiliknya yang sah, sebagian penguasa Arab malah bermesraan dengan Rezim Zionis Israel yang menumpah darah tersebut.
“Sedih melihat mereka yang akrab dengan rezim pendudukan (Israel) sementara darah kami memenuhi tanah. Kemesraan itu membuat kejahatan rezim pendudukan meningkat,” ujar al-Nakhala dalam sebuah pidato pada hari jadi Front Rakyat ke-55, Kamis (8/12).
Dia berseru, “Mari kita tinggalkan semangat kepartaian yang mematikan, dan berhenti menghabiskan energi anak-anak kita dan menguras moral dan impian mereka ini. Saya menuntut agar semua orang kita meninggalkan pertempuran ilusif di media sosial yang hanya melayani musuh.”
Dia menegaskan, “Kami akan terus berjuang hingga bangsa kami bangkit dan persaudaraan Arab yang kami warisi dari sejarah panjang kami terbangun.”
Al-Nakhalah mengatakan, “Kami tahu banyak negara di seluruh dunia kita dan dinas keamanan mereka tidak ingin mendengar tentang Palestina atau perlawanan rakyat Palestina, dan semua ini mendukung musuh dan dominasi rezim pendudukan atas kawasan, meskipun darah kami membanjiri tanah dan menodai pakaian para Zionis pembunuh.” (alalam)
Iran Umumkan Eksekusi Pertama Pelaku Kerusuhan
Iran telah mengumumkan eksekusi terhadap seorang pria terpidana kasus kejahatan dalam peristiwa gelombang kerusuhan.
Pria bernama Mohsen Shekari, 23 tahun, itu di pengadilan terbukti menyerang seorang petugas keamanan dengan pisau dan menutup sebuah jalan di Teheran.
Shekari ditangkap pada 25 September, lebih dari seminggu setelah aksi unjuk rasa protes melanda berbagai kota Iran menyusul kematian Mahsa Amini , 22 tahun, yang ditahan oleh polisi moral. Shekari divonis mati awal pada 20 November, dan dieksekusi pada Kamis pagi.
Sementara itu, Badan Intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan pihaknya telah membongkar dan melumpuhkan sel kelompok kontra-revolusi Islam serta meringkus tiga anggota sel itu di provinsi Ardabil, barat laut Iran.
Dilaporkan bahwa sel itu membentuk beberapa kelompok untuk mengacaukan keamanan nasional dan menyabotase properti publik dan militer dengan menggunakan bom molotov dan aksi pembakaran.
Disebutkan pula bahwa sel itu selain berencana melakukan tindakan sabotase, juga telah membuat beberapa akun di situs jejaring sosial dengan tujuan menyebar berita hoax, mendistorsi dan menyesatkan opini publik, serta menimbulkan keresahan. (alalam)
Pemerintah Sanaa: Opsi Militer Tetap Ada untuk Melawan Blokade Koalisi Agresor
Wakil kepala pemerintah Yaman kubu Sanaa untuk Urusan Pertahanan dan Keamanan, Letjen Jalal Al-Ruwaishan, menegaskan jangan harap koalisi agresor yang dipimpin Arab Saudi dapat menundukkan bangsa Yaman dengan cara apapun, dan Yaman punya opsi militer untuk melawan tekanan koalisi itu.
“Kekalahan bangsa Yaman oleh blokade dan perang ekonomi adalah mimpi belaka, koalisi agresor harus bangun dari mimpinya,†ungkap Al-Ruwaishan, seperti dikutip Al-Mayadeen, Kamis (8/12).
Dia lantas menegaskan, “Opsi militer ada untuk menghentikan perang ekonomi dan menghentikan blokade bandara dan pelabuhan Yaman.â€
Dia juga menyebutkan, “Meskipun gencatan senjata internasional serta keadaan tidak damai dan tidak pula perang yang telah kita capai, kubu agresor masih mengincar tujuan-tujuannya melalui pendudukan tanah, perang ekonomi, serta blokade bandara dan pelabuhan.â€
Dia menambahkan, “Berbagai opsi masih terbuka dalam menghadapi agresi untuk memulihkan hak, dan opsi-opsi ini berpangkal dari fakta bahwa bangsa Yaman berada dalam posisi membela diri.â€
Sehari sebelumnya, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman Sayid Abdul Malik Al-Houthi menegaskan pihaknya siap pasang badan jika pihak musuh, Saudi dan sekutunya, kembali melakukan esklasi.
“Kami akan bergerak dengan sesuatu yang lebih besar daripada semua tahap yang telah lalu,†tandasnya.
Dia menambahkan, “Musuh-musuh Yaman mencegat kapal-kapal setelah setelah menundukkannya pada pemeriksaan, demi meningkatkan denda pada kapal-kapal itu, meningkatkan penderitaan warga, dan mempersulit warga Yaman untuk mendapatkan barang-barang tersebut dengan harga sebenarnya.â€
Dia juga menekankan bahwa pasukan agresor ingin merampas keuntungan yang didapat bangsa Yaman dari minyak dan gasnya, dan bangsa ini hanya mendapatkan remah-remahnya sehingga kondisi hidup mereka tetap berada dalam kesusahan, sementara ratusan miliar masuk ke perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan Eropa. (almayadeen)