Rangkuman Berita Utama Timteng Jumat 5 April 2019

tentara suriah di daraaJakarta, ICMES: Lima tentara Suriah tewas di sebuah posisi mereka di provinsi Idlib di bagian tenggara negara ini akibat serangan sebuah kelompok teroris yang bercokol di sana.

Delapan warga sipil tewas dan satu lainnya cedera terkena serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dan serangan darat pasukan pendukungnya di provinsi Al-Baida dan Hodeidah.

Pemerintah Suriah mengingatkan Rezim Zionis Israel bahwa semua opsi masih tersedia untuk pembebasan Dataran Tinggi Golan, wilayah strategis yang diduduki Israel sejak lebih dari lima dekade silam.

Syeikh Khaled al-Jundi, anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam Mesir, menyakan tidak benar apa yang selama ini disebut “al-thibb al-nabawi” (kedokteran ala Nabi SAW).

Berita selengkapnya:

Lima Tentara Suriah Tewas Diserang Kelompok Afiliasi Al-Qaeda Di Idlib

Lima tentara Suriah tewas di sebuah posisi mereka di provinsi Idlib di bagian tenggara negara ini akibat serangan sebuah kelompok teroris yang bercokol di sana, Kamis (4/4/2019).

Menurut  laporan Sputnik, serangan itu dilancarkan oleh Haras al-Adin, sebuah kelompok pengikut  Ayman al-Zawahiri, pemimpin al-Qaeda di Afghanistan, dengan menggunakan roket Konkurs anti tank yang diarahkan di front distrik  Shaham al-Hawa di bagian tenggara provinsi Idlib.

Sumber militer Suriah mengatakan bahwa serangan itu segera mendapat balasan telak dari tentara Suriah.

“Satuan tentara Suriah mereaksi penembakan roket itu dengan balasan intensif dengan senjata artileri, yang menyasar posisi-posisi dan pergerakan kawanan bersenjata di seluruh poros tenggara Idlib, sehingga sejumlah posisi dan benteng mereka hancur, dan sejumlah orang di antara mereka tewas dan terluka di poros al-Tah, al-Tamanu’ah, al-Khuwain, dan al-Zarzour,” papar sumber itu.

Dia menambahkan bahwa tentara Suriah juga menggempur kelompok-kelompok rival  Hayat Tahrir Sham alias Jabhat al-Nusra di sekitar kota Khan Sheikon, provinsi Idlib.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem menegaskan bahwa negaranya “masih menuggu implementasi perjanjian Sochi, namun kesabaran memiliki batasan, dan kami harus membebaskan negeri ini.”

Pernyataan ini menandakan bahwa Damaskus bertekad untuk melancarkan operasi militer kontra-teroris di Idlib.

Di sisi lain, Rusia yang bersekutu dengan pemerintah Suriah mengutamakan negosiasi dengan Turki, namun Turki malah memperkuat pasukannya di bagian utara Suriah. Hal ini menunjukkan tekad Ankara membangun zona penyangga di Idlib dan Manbij  secara sepihak tanpa campur tangan Rusia sehingga melanggar kesepakatan Sochi yang mengharuskan Turki berupaya mengatur kembali kelompok-kelompok bersenjata pendukungnya. (alalam)

8 Warga Sipil Yaman Tewas Terkena Serangan Udara Saudi

Delapan warga sipil tewas dan satu lainnya cedera terkena serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dan serangan darat pasukan pendukungnya di provinsi Al-Baida dan Hodeidah, Kamis (4/4/2019).

Sebuah sumber keamanan menyatakan tiga wanita dan satu pria tewas dan satu orang lainnya terluka  akibat serangan pasukan bayaran kubu agresor terhadap sebuah rumah warga di lingkungan Rabsa distrik al-Huk, provinsi Hodeidah.

Sumber itu menambahkan bahwa empat warga sipil lain tewas akibat serangan udara jet tempur pasukan koalisi terhadap sebuah mobil tangki air di daerah Al-Wahbiya, distrik Sawadiyah, provinsi al-Baida.

Sumber itu mengutuk berlanjutnya kejahatan pasukan koalisi dan pasukan bayarannya terhadap warga sipil, dan menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional, terutama PBB , agar tidak mengabaikan tanggungjawabnya di depan kejahatan pasukan koalisi di berbagai provinsi Yaman.

Tentara dan pasukan Komite Rakyat Yaman di hari yang sama menghancurkan tiga tank dan kendaraan lapis baja pasukan bayaran Saudi serta membunuh dan melukai beberapa anggota pasukan ini di provinsi al-Dali’.

Di bagian lain, Brigjen Yahya Sari, jubir angkatan bersenjata Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah menyatakan  bahwa pasukan koalisi telah melancarkan serangan udara ke pulau al-Sababi’ di mana pasukan bayarannya sendiri bercokol sehingga jatuh beberapa korban tewas dan luka pada pasukan ini.

Yahya Sari memastikan bahwa korban tewas dan luka itu akibat serangan udara pasukan koalisi sendiri karena saat itu pasukan nirawak Yaman belum melancarkan operasi serangan ke daerah itu. (alalam)

Ingatkan Israel, Suriah Nyatakan Semua Opsi Tersedia Untuk Pembebasan Golan

Pemerintah Suriah mengingatkan Rezim Zionis Israel bahwa semua opsi masih tersedia untuk pembebasan Dataran Tinggi Golan, wilayah strategis yang diduduki Israel sejak lebih dari lima dekade silam.

Peringatan keras itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem dalam jumpa pers bersama rekannya dari Venezuela, Jorge Arreaza, di Damaskus, Kamis (4/4/2019), sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Suriah, SANA.

Muallem menegaskan bahwa Suriah bertekad penuh untuk membela kedaulatannya dan membebaskan “setiap inci” tanahnya, yang sejak tahun 2011 dilanda krisis pemberontakan dan terorisme yang didalangi oleh AS, Israel dan sekutu mereka di Timteng dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Setiap inci wilayah Suriah yang diduduki akan dibebaskan. Suriah dengan segala cara akan membebaskan wilayah pendudukan Golan, dan semua pilihan ada di atas meja. Israel jangan beranjak terlalu jauh. Kami memiliki kemauan dan tekad,” tegasnya.

Muallem mengecam AS karena telah menjadi satu-satunya negara di dunia yang mengakui Dataran Tinggi Golan Suriah sebagai “wilayah Israel”.

Meski demikian, Muallem meremehkan dampak perubahan kebijakan dramatis Washington terkait dengan Golan itu, dan menyebutnya hanya akan menghasilkan “efek tunggal,” yang selanjutnya “isolasi” bagi AS. (presstv)

Ulama Mesir Nyatakan Tak Ada “Kedokteran Ala Nabi SAW”

Syeikh Khaled al-Jundi, anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam Mesir, menyakan tidak benar apa yang selama ini disebut “al-thibb al-nabawi” (kedokteran ala Nabi SAW).

Dia menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sendiri wafat karena sakit tanpa ada dokter atau tabib yang mengobati dan merawatnya.

Sebagaimana dilaporkan RT, Kamis (4/4/2019), Syeikh Khaled al-Jundi dalam acara “La’allahum Yafqahun” (Supaya Mereka Mengerti) channel DMC menjelaskan bahwa apa yang terjadi di zaman Nabi hanyalah pengobatan primitif atau apa adanya dan bersahaya.

Dia menambahkan bahwa pengobatan primitif itu telah diterangkan oleh Ibnu Qayyim yang berpendapat bahwa penyebab penyakit adalah aspek kejiwaan,”padahal pernyataan ini tidak ilmiah dan tak berdasar.”

“Nabi Muhammad saw sendiri tidak memiliki tabib, meninggal dalam keadaan sakit, dan sampai sekarang tak seorangpun mengetahui penyebab sakitnya,” ujar al-Jundi.

Dia juga mengatakan, “Seandainya saat itu ada tabib maka tentu beliau mengajak orang-orang untuk pergi ke sana.”

Syeikh al-Jundi kemudian mengingatkan bahwa istilah “al-thibb al-nabawi” tidak perlu disebar luaskan, karena tak ubahnya dengan pemalsuan terhadap agama, sebab apa yang beliau dan sahabat lakukan hanyalah teknik pengobatan primitif yang berlaku di zaman beliau. (rt)