Jakarta, ICMES. Amerika Serikat berencana mengerahkan pasukan militer di atas kapal tanker minyak komersial yang melewati Teluk Persia, sebagai bagian dari upayanya untuk mencegah Iran “merebut kapalâ€.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyatakan prihatin atas terjadinya ketegangan antarfaksi Palestina di kamp pengungsi Ein Al-Hilweh di Lebanon.
Kelompok teroris ISIS mengumumkan penunjukan Abu Hafs Al-Hashemi Al-Qurashi sebagai pemimpin barunya, menyusul tewasnya pemimpin mereka Abu Al-Hussein Al-Husseini Al-Qurashi.
Berita Selengkapnya:
Tentara AS akan Kerahkan Pasukan di Kapal Komersial untuk Hadapi Iran di Teluk Persia
Amerika Serikat (AS) berencana mengerahkan pasukan militer di atas kapal tanker minyak komersial yang melewati Teluk Persia, sebagai bagian dari upayanya untuk mencegah Iran “merebut kapalâ€.
Dalam sebuah pernyataan kepada AFP, Kamis (3/8),seorang pejabat AS yang meminta namanya dirahasiaka menyatakan, “Ada upaya pengerahan penjaga keamanan yang terdiri dari anggota Korps Marinir dan Angkatan Laut (AL) di atas kapal tanker komersial yang melewati Selat Hormuz dan sekitarnya, untuk membentuk lapisan pertahanan tambahan untuk kapal-kapal yang terancam bahaya.”
Dia menekankan keharusan menerima permintaan untuk melakukan pengerahan itu karena kapal-kapal tersebut milik swasta.
“Kami sedang mempersiapkan implementasi jika ada kesepakatan akhir untuk melakukannya,†ungkap pejabat anonim tersebut.
Di hari yang sama, empat pejabat AS mengatakan kepada AP bahwa langkah militer AS ini akan menjadi tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnyaâ€, bahkan selama perang yang disebut “perang tanker”, yang memuncak ketika AL AS dan Iran terlibat dalam pertempuran laut selama satu hari pada tahun 1988, peristiwa yang dianggap sebagai konfrontasi angkatan laut terbesar sejak Perang Dunia II.
Para pejabat itu menyatakan belum ada keputusan akhir yang diambil atas rencana tersebut, dan diskusi sedang berlangsung antara pejabat militer AS dan sekutu Washington dari negara-negara Arab di kawasan Teluk Persia.
Menurut mereka, marinir dan Angkatan Laut AS hanya akan memberikan pengamanan atas permintaan kapal-kapal yang terlibat.
Misi Iran untuk PBB belum menanggapi permintaan AP untuk mengomentari rencana AS tersebut. (raialyoum)
Iran Serukan Penghentian Konfrontasi Militan Palestina di Lebanon
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyatakan prihatin atas terjadinya ketegangan antarfaksi Palestina di kamp pengungsi Ein Al-Hilweh di Lebanon.
Kanaani menekankan keharusan penghentian total konfrontasi di kamp pengungsi padat penduduk tersebut, dan menegaskan bahwa semua pihak harus mematuhi gencatan senjata.
“Palestina membutuhkan persatuan dan kekompakan orang-orang Palestina lebih dari sebelumnya,†ungkap Kanaani, Kamis (3/8).
“Berbagai kelompok, blok dan rakyat Palestina harus tetap waspada dan menggunakan kekuatan dan sumber daya mereka untuk melawan musuh, rezim pendudukan Zionis, yang merupakan sumber dari semua masalah bagi rakyat Palestina, seiring dengan instabilitas dan kekacauan di kawasan,†lanjutnya.
Dia meminta pihak-pihak Palestina membangun landasan yang solid bagi perjuangan melawan pendudukan Zionis Israel, kepulangan semua pengungsi ke tanah air mereka, dan pembentukan negara Palestina yang bersatu dan merdeka dengan Al-Quds sebagai ibukotanya.
Pertempuran antara kelompok bersenjata Palestina pecah di kamp pengungsi Ain Al-Hilweh di kota pesisir Sidon di Lebanon selatan menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap seorang anggota senior saingan lokal Fatah, yang mengendalikan keamanan di kamp tersebut.
Ketegangan meningkat pada hari Minggu ketika Abu Sheref el-Armoushi, seorang komandan senior Fatah di kamp, ​​dan empat pengawalnya ditembak mati dalam penyergapan oleh penyerang tak dikenal.
Sumber keamanan mengkonfirmasi bahwa sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, sementara ratusan warga telah terpaksa mengungsi dari kamp tersebut.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) mengumumkan 2000 orang telah mengungsi akibat pertempuran, namun Abed Abu Salah, sekretaris komite populer di Ain Al-Hilweh, mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar karena intensitas bentrokan dan tingkat kehancuran di kamp.
Menurutnya, beberapa bangunan tempat tinggal, terutama di lingkungan Hitteen dan Al-Tawari yang diwarnai pertempuran terberat, dibiarkan tidak dapat dihuni. Dia menyebutkan keadaan di kamp itu mengerikan dan tragis.
Berbagai upaya gencatan senjata, yang ditengahi oleh Hizbullah dan gerakan Amal telah dilanggar sejak saat itu, dan pertempuran mencapai puncaknya pada hari Senin ketika kelompok-kelompok yang bertikai menggunakan senapan mesin berat, granat, dan roket satu sama lain di gang-gang kamp yang sempit.
Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Selasa menyerukan penghentian bentrokan, dan menekankan bahwa “pertempuran ini tidak boleh berlanjut karena berdampak buruk bagi penghuni kamp, bagi rakyat Palestina yang tercinta, bagi selatan, dan untuk seluruh Lebanon”.
Faksi pejuang Palestina Hamas menyerukan dialog antarfaksi Palestina yang bersaing di kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon tersebut.
Kamp itu menampung populasi sekira 80.000 jiwa , yang kebanyakan adalah keturunan orang Palestina yang diusir secara paksa dari rumah mereka pasca Tragedi Nakba 1948. Mereka tinggal di area seluas hanya 1,5 km persegi. Lebih dari 480.000 pengungsi Palestina terdaftar tinggal di 12 kamp di seluruh Lebanon. (fna)
ISIS Nyatakan Pemimpinnya Tewas dalam Pertempuran di Suriah
Kelompok teroris ISIS mengumumkan penunjukan Abu Hafs Al-Hashemi Al-Qurashi sebagai pemimpin barunya, menyusul tewasnya pemimpin mereka Abu Al-Hussein Al-Husseini Al-Qurashi.
Pengumuman itu dinyatakan dalam rekaman suara yang dikirim ke AFP, Kamis (3/8), beberapa menit setelah ISIS mengakui kematian pemimpinnya, Abu Al-Hussein Al-Qurashi, dalam bentrokan di Idlib, barat laut Suriah.
Dalam rekaman itu ISIS mengkonfirmasi tewasnya pemimpin keempat mereka, Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi. Disebutkan bahwa dia menemui ajalnya dalam bentrokan dengan kelompok teroris lain bernama Hayat Tahrir al-Sham di Suriah barat laut.
Sebelumnya, juru bicara ISIS, Abu Hudhaifa al-Ansari, mengumumkan dalam sebuah rekaman yang diterbitkan oleh akun yang terkait dengan ISIS menyatakan, “Abu al-Hussein al-Qurashi terbunuh di salah satu kota pedesaan Idlib, ketika terjadi upaya penangkapan terhadapnya ketika dia sedang bekerja, dan dia terlibat kontak senjata dengan mereka hingga dia terbunuh karena lukanya.”
Organisasi tersebut tidak merinci kapan pemimpinnya terbunuh dan di daerah mana di Idlib.
Pada tanggal 30 April, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan terbunuhnya Abu Hussein al-Qurashi, dengan mengatakan, “Intelijen Turki telah menetralisir pemimpin ISIS, Abu Hussein al-Qurashi, dalam operasi keamanan khusus yang dilakukan di Suriah utara.”
Suriah barat laut telah sekian lama menjadi kantung utama sisa-sisa organisasi teroris ISIS, setelah kekalahan kelompok teroris ini di Irak pada 2017 dan di Suriah pada 2019, dan para anasirnya menyusup melintasi perbatasan Irak-Suriah sepanjangnya 600 kilometer. (alalam)